Featured Post

Refleksi dari Acara Pisah Sambut Pendeta Runggun GBKP: Suatu Evaluasi Teologis dan Strategis

Gambar
  Pendahuluan Acara pisah sambut pendeta di GBKP Runggun Graha Harapan pada hari Minggu, 14 September 2025, berlangsung dengan penuh sukacita. Panitia merancang acara tersebut sedemikian rupa sehingga setiap sektor PJJ dan kategorial tingkat runggun dapat menyampaikan kata perpisahan kepada Pdt. Erlikasna br. Purba MTh sekaligus menyambut pendeta baru Pdt Walden Masmur Ginting Munte MTh . Hampir semua sektor memberikan cenderamata sebagai bentuk apresiasi. Momen tersebut juga dipenuhi suasana kekeluargaan dengan dokumentasi foto bersama, yang kini menjadi ciri khas budaya digital jemaat. Namun, di balik kemeriahan itu, muncul pertanyaan reflektif: Bagaimanakah ukuran keberhasilan pelayanan seorang pendeta selama lima tahun di satu runggun? Pertanyaan ini penting karena menyentuh inti dari pelayanan pastoral, yakni dampaknya terhadap pertumbuhan teologi dan spiritualitas jemaat.   Substansi: Ukuran Keberhasilan Pelayanan Keberhasilan pelayanan seorang pendeta tidak cukup hanya ...

11 Fakta Jokowi-Ahok Adalah Negarawan Terbesar

Bangsa ini rindu kepada sosok negarawan. Tokoh atau personel yang secara tulus ikhlas mengorbankan hidupnya hanya untuk satu hal, Negara Indonesia. Negarawan banyak yang gugur dalam kemiskinan dan penderitaan, karena mereka lupa untuk memikirkan diri mereka sendiri. Waktunya habis untuk berfikir dan melakukan perbuatan perbaikan untuk negaranya.


Haji Samanhudi dan Ki Hajar Dewantara, Soekarno dan Hatta, Jenderal Sudirman dan Jenderal Abdul Harris Nasution, Johanes Leimena dan Sam Ratulangi adalah beberapa nama yang menjadi sosok suci Negarawan Indonesia. Mereka menyusun cita cita perjuangan Bangsa Indonesia dan memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia lalu meresmikan Dasar Negara dan Undang Undang Dasar Empat Lima.


 
 
Setelah era mereka, maka berikutnya seolah hilang sosok negarawan dari bangsa besar ini. Puluhan tahun setelah tahun empat puluhan atau limapuluhan baru muncul lagi sosok negarawan. Kehadiran mereka sangat dinanti lalu segeran menghadirkan hiburan dan optimisme serta harapan besar untuk mewujudkan cita cita besar Bangsa. Jokowi dan Ahok adalah nama mereka.

Beberapa fakta yang dapat kita lihat untuk meneguhkan kenegarawan mereka adalah :

1.  Keberpihakannya kepada rakyat yang terlihat melalui blusukan dan semua program yang bertujuan untuk kepentingan umum.

2.  Keberaniannya mempertahankan kebenaran karena bertindak sesuai dengan konstitusi; Undang Undang, Peraturan Daerah, Ketetapan Ketetapan.


3.  Tidak terlihat dan tidak ada maksud mereka untuk melakukan korupsi dari uang Rakyat.

4.  Mereka menghargai dan memikirkan kepentingan semua golongan, semua suku, semua agama tidak dibatasi oleh apapun.

5.  Adanya kebijakan yang mereka tetapkan untuk menghargai simbol simbol budaya setempat terbukti dengan mewajibkan memakai pakaian khas Betawi sekali seminggu di seluruh jajaran Pemda DKI Jakarta

6.  Kepatuhan mereka terhadap aturan partai politik pendukungnya, karena mereka menyadari Partai adalah alat dan aset Negara untuk perbaikan nasib rakyatnya.

7.  Mereka berani menolak bantuan Bank Dunia yang dinilai terlalu mencampuri urusan Pemerintah DKI ataupun urusan Negara Indonesia.

8.  Mereka setia mengangkat dan mengedepankan nilai nilai luhur Budaya Bangsa yang diwujudkan melalui Pawai/Carnaval dan pementasan karya seni

9.  Besarnya komitmen mereka untuk bekerja dan senantiasa lebih mementingkan kerja daripada melakukan pencitraan.

10.  Tidak memandang kecil diri mereka sendiri walaupun berasal dari kategori minoritas.

11.  Keberanian mereka untuk melawan segala kebusukan dan premanisme termasuk janji dan perkataan berani mati.

Mungkin teman teman Kompasianer masih bisa menambahkan fakta fakta lain untuk menegaskan bahwa mereka berdua adalah tokoh negarawan terbesar yang dimiliki Bangsa kita saat ini. Napoleon Bonaparte mengeluarkan sebuah pernyataan yang dipopulerkan oleh John F Kennedy tentang kriteria seorang negarawan. Dikatakan oleh mereka berdua bahwa seorang negarawan tidak pernah bertanya apa yang sudah dibuat negara kepada dirinya, namun merekalah yang selalu bertanya apa dan apalagi yang bisa mereka lakukan untuk negara mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025