Featured Post

Catatan Tanmbahan PJJ 19–25 Oktober 2025

Gambar
  Tema: Praktekkan Rendah Hati Kepada Orang Lain (Peteruk Ukur Nandangi Kalak Sideban) Nas: Filipi 2:1–4 “Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” 1. Pembukaan Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi merupakan seruan yang hangat untuk hidup dalam kasih, kesatuan, dan kerendahan hati. Paulus menulis dari penjara, namun justru menekankan sukacita dan semangat melayani sesama. Dalam bagian ini, Paulus menyoroti bahwa kehidupan Kristen yang sejati tidak ditentukan oleh posisi atau kehormatan, mela...

Ah Sudahlah PSSI...

Prestasi tidak mungkin didapat secara instan. Apalagi prestasi pada bidang Sepak bola. Kalau sistem kompetisi PSSI belum baik, kualitas wasit belum memadai dan pengurus masih gontok gontokan, tidak akan ada prestasi yang membanggakan. Upaya untuk mengejar prestasi dengan membuat turnamen seperti SCTV Cup tidak akan berhasil.

Lihatlah hasilnya, dalam dua kali pertandingan dua kali tim nasional kalah. Tim nasional (Timnas) usia 22 tahun, PSSI kalah dengan skor 0-1 dari Malaysia. Lalu Tim Senior pun kalah pula 0-2 dari Korea Utara. Faktor kekalahan timnas 22 tahun hampir sama dengan kekalahan Tim Senior. Miskin kreativitas, rendah teknik penguasaan bola, selalu terburu buru dalam menyuplai atau mengumpan bola. Semangat sih oke, namun teknik bermain bolanya rendah, lalu apa yang bisa diharapkan?



Kelemahan lain adalah soal disiplin atau profesionalisme bermain bola. Pada pertandingan melawan Korea Utara terlihat sekali rendahnya karakter profesional pemain timnas senior PSSI. Tidak puas dengan kartu merah dari wasit yang diberikan kepada pemain belakang yang melanggar dengan keras pemain depan Korea, maka sejumlah pemain mengerumuni wasit melakukan protes. Hasilnya nol, wasit tidak mungkin merubah keputusannya.

Mengapa pemain Timnas kita mengerumuni wasit, karena pengalaman bermain di Liga PSSI ya seperti itu. Ini yang saya katakan bahwa kualitas wasit harus ditingkatkan terlebih dahulu, sehingga memberikan pelajaran profesional bagi semua pemain. Dalam semifinal Piala Champion tahun 2012, saat Chelsea berhadapan dengan Barcelona John Terry diberikan kartu merah, padahal permainan baru sekitar 10 menit. Tidak ada pemain Chelsea yang protes kepada wasit, karena menyadari bahwa wasit punya kekuasaan dan keputusannya pun sudah dakui sebagai keputusan yang sangat adil.

Kembali kepada PSSI, dalam permainan melawan Korea terlihat dengan sangat jelas tidak ada kreativitas bermain dalam pemain Timnas. Aliran serangan sangat mudah dipatahkan. Ketrampilan individu pun terlihat sangat lemah. Umpan umpan sering tidak sampai dan mudah direbut pemain Korut. Semua kelemahan ini adalah akibat buruknya sistem kompetisi dan pengajaran karakter profesionalisme tadi bukan?

PSSI harus belajar dari situasi ini serta juga menangkap warning lain yang lebih bahaya. Menurut saya, kosongnya stadion saat dua kali tim nasional bermain adalah satu peringatan yang sangat keras. Sebab di negara manapun saat tim nasionalnya bermain pasti berjubel penonton di stadion. Dalam dua pertandingan ini terlihat melalui layar televisi bahwa stadion kosong. Kemana semua pencinta sepak bola Indonesia? Saya duga mereka malu datang ke stadion, tidak ada yang bisa diharapkan. Lebih baik menonton Liga Inggris atau Spanyol atau mengikuti kualifikasi piala dunia negara Eropah atau wilayah lain.

Ah sudah lah PSSI tinggalkan pikiran untuk meraih prestasi secara instan. Ah sudahlah KPSI jika Anda pun mengikuti pola yang sama dengan PSSI, maka level berfikir Anda pun sama sejajarnya dengan PSSI. Gak ada harapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025