Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 15–21 Juni 2025

Gambar
Thema: Pengurus yang Dipercaya ( Pengurus Si Terteki ) Nas: 1 Korintus 4:1–5 “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.” Pengantar Menjadi seorang pengurus dalam pelayanan jemaat adalah sebuah kehormatan besar sekaligus amanah ilahi yang penuh tanggung jawab. Dalam nasihat Rasul Pau...

Ah Sudahlah PSSI...

Prestasi tidak mungkin didapat secara instan. Apalagi prestasi pada bidang Sepak bola. Kalau sistem kompetisi PSSI belum baik, kualitas wasit belum memadai dan pengurus masih gontok gontokan, tidak akan ada prestasi yang membanggakan. Upaya untuk mengejar prestasi dengan membuat turnamen seperti SCTV Cup tidak akan berhasil.

Lihatlah hasilnya, dalam dua kali pertandingan dua kali tim nasional kalah. Tim nasional (Timnas) usia 22 tahun, PSSI kalah dengan skor 0-1 dari Malaysia. Lalu Tim Senior pun kalah pula 0-2 dari Korea Utara. Faktor kekalahan timnas 22 tahun hampir sama dengan kekalahan Tim Senior. Miskin kreativitas, rendah teknik penguasaan bola, selalu terburu buru dalam menyuplai atau mengumpan bola. Semangat sih oke, namun teknik bermain bolanya rendah, lalu apa yang bisa diharapkan?



Kelemahan lain adalah soal disiplin atau profesionalisme bermain bola. Pada pertandingan melawan Korea Utara terlihat sekali rendahnya karakter profesional pemain timnas senior PSSI. Tidak puas dengan kartu merah dari wasit yang diberikan kepada pemain belakang yang melanggar dengan keras pemain depan Korea, maka sejumlah pemain mengerumuni wasit melakukan protes. Hasilnya nol, wasit tidak mungkin merubah keputusannya.

Mengapa pemain Timnas kita mengerumuni wasit, karena pengalaman bermain di Liga PSSI ya seperti itu. Ini yang saya katakan bahwa kualitas wasit harus ditingkatkan terlebih dahulu, sehingga memberikan pelajaran profesional bagi semua pemain. Dalam semifinal Piala Champion tahun 2012, saat Chelsea berhadapan dengan Barcelona John Terry diberikan kartu merah, padahal permainan baru sekitar 10 menit. Tidak ada pemain Chelsea yang protes kepada wasit, karena menyadari bahwa wasit punya kekuasaan dan keputusannya pun sudah dakui sebagai keputusan yang sangat adil.

Kembali kepada PSSI, dalam permainan melawan Korea terlihat dengan sangat jelas tidak ada kreativitas bermain dalam pemain Timnas. Aliran serangan sangat mudah dipatahkan. Ketrampilan individu pun terlihat sangat lemah. Umpan umpan sering tidak sampai dan mudah direbut pemain Korut. Semua kelemahan ini adalah akibat buruknya sistem kompetisi dan pengajaran karakter profesionalisme tadi bukan?

PSSI harus belajar dari situasi ini serta juga menangkap warning lain yang lebih bahaya. Menurut saya, kosongnya stadion saat dua kali tim nasional bermain adalah satu peringatan yang sangat keras. Sebab di negara manapun saat tim nasionalnya bermain pasti berjubel penonton di stadion. Dalam dua pertandingan ini terlihat melalui layar televisi bahwa stadion kosong. Kemana semua pencinta sepak bola Indonesia? Saya duga mereka malu datang ke stadion, tidak ada yang bisa diharapkan. Lebih baik menonton Liga Inggris atau Spanyol atau mengikuti kualifikasi piala dunia negara Eropah atau wilayah lain.

Ah sudah lah PSSI tinggalkan pikiran untuk meraih prestasi secara instan. Ah sudahlah KPSI jika Anda pun mengikuti pola yang sama dengan PSSI, maka level berfikir Anda pun sama sejajarnya dengan PSSI. Gak ada harapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan PJJ GBKP Minggu 20–26 April 2025

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025