Featured Post

GBKP Menjadi Keluarga Allah yang Diutus untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia bagi Seluruh Ciptaan

Gambar
  (Markus 16:15; 1 Pet 2:9-10) Ceramah utuk Konvent Pendeta GBKP Wilayah 4 (7 Nov.2025) Pdt.Prof.Dr.Risnawaty Sinulingga MT.h Pengantar Puji Syukur kepada Tuhan untuk kesempatan berharga saat ini dalam menyampaikan ceramah tentang visi baru gereja GBKP. Ceramah ini disampaikan menurut perumusan visi, dianalisa berdasarkan teks acuan (Markus 16:15 dan 1 Petrus 2:9-10), dibandingkan dengan panggilan gereja dalam Tata Gereja GBKP. Rumusan visi dan panggilan GBKP yang sedikit berbeda dengan teks acuan Alkitab, menunjukkan bahwa GBKP memiliki landasan dogmatis yang cukup kuat dalam perumusan vissi ini. Dalam bagian pertama ceramah, akan dipaparkan makna kata-kata dalam visi yaitu “Menjadi Keluarga Allah yang Diutus”, “Untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia” dan “Bagi seluruh Ciptaan”. Penjelasan ini penting bukan saja karena merupakan bagian dari visi GBKP, tetapi karena adanya perbedaan dengan kalimat teks Alkitab (“…beritakanlah Injil kepada segala makhluk…”) dan panggi...

Ah Sudahlah PSSI...

Prestasi tidak mungkin didapat secara instan. Apalagi prestasi pada bidang Sepak bola. Kalau sistem kompetisi PSSI belum baik, kualitas wasit belum memadai dan pengurus masih gontok gontokan, tidak akan ada prestasi yang membanggakan. Upaya untuk mengejar prestasi dengan membuat turnamen seperti SCTV Cup tidak akan berhasil.

Lihatlah hasilnya, dalam dua kali pertandingan dua kali tim nasional kalah. Tim nasional (Timnas) usia 22 tahun, PSSI kalah dengan skor 0-1 dari Malaysia. Lalu Tim Senior pun kalah pula 0-2 dari Korea Utara. Faktor kekalahan timnas 22 tahun hampir sama dengan kekalahan Tim Senior. Miskin kreativitas, rendah teknik penguasaan bola, selalu terburu buru dalam menyuplai atau mengumpan bola. Semangat sih oke, namun teknik bermain bolanya rendah, lalu apa yang bisa diharapkan?



Kelemahan lain adalah soal disiplin atau profesionalisme bermain bola. Pada pertandingan melawan Korea Utara terlihat sekali rendahnya karakter profesional pemain timnas senior PSSI. Tidak puas dengan kartu merah dari wasit yang diberikan kepada pemain belakang yang melanggar dengan keras pemain depan Korea, maka sejumlah pemain mengerumuni wasit melakukan protes. Hasilnya nol, wasit tidak mungkin merubah keputusannya.

Mengapa pemain Timnas kita mengerumuni wasit, karena pengalaman bermain di Liga PSSI ya seperti itu. Ini yang saya katakan bahwa kualitas wasit harus ditingkatkan terlebih dahulu, sehingga memberikan pelajaran profesional bagi semua pemain. Dalam semifinal Piala Champion tahun 2012, saat Chelsea berhadapan dengan Barcelona John Terry diberikan kartu merah, padahal permainan baru sekitar 10 menit. Tidak ada pemain Chelsea yang protes kepada wasit, karena menyadari bahwa wasit punya kekuasaan dan keputusannya pun sudah dakui sebagai keputusan yang sangat adil.

Kembali kepada PSSI, dalam permainan melawan Korea terlihat dengan sangat jelas tidak ada kreativitas bermain dalam pemain Timnas. Aliran serangan sangat mudah dipatahkan. Ketrampilan individu pun terlihat sangat lemah. Umpan umpan sering tidak sampai dan mudah direbut pemain Korut. Semua kelemahan ini adalah akibat buruknya sistem kompetisi dan pengajaran karakter profesionalisme tadi bukan?

PSSI harus belajar dari situasi ini serta juga menangkap warning lain yang lebih bahaya. Menurut saya, kosongnya stadion saat dua kali tim nasional bermain adalah satu peringatan yang sangat keras. Sebab di negara manapun saat tim nasionalnya bermain pasti berjubel penonton di stadion. Dalam dua pertandingan ini terlihat melalui layar televisi bahwa stadion kosong. Kemana semua pencinta sepak bola Indonesia? Saya duga mereka malu datang ke stadion, tidak ada yang bisa diharapkan. Lebih baik menonton Liga Inggris atau Spanyol atau mengikuti kualifikasi piala dunia negara Eropah atau wilayah lain.

Ah sudah lah PSSI tinggalkan pikiran untuk meraih prestasi secara instan. Ah sudahlah KPSI jika Anda pun mengikuti pola yang sama dengan PSSI, maka level berfikir Anda pun sama sejajarnya dengan PSSI. Gak ada harapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025