Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Saya Pun Kaget Dengan Cara Bertanya Mendikbud M Nuh

Saya pun kaget dengan cara Manteri Pendidikan Dan Kebudayaan M Nuh bertanya  kepada tersangka  AD yang membunuh Deny, pelajar SMA Yayasan Karya 66 (Yake) .  Seperti diberitakan detik.com bahwa M Nuh merasa kaget atas jawaban AD yang mengaku puas setelah membunuh Deny.


Persisnya diberitakan detik.com cara bertanya M Nuh kepada AD seperti dibawah ini :
“Jadi saya tadi sudah bertemu dengan tersangka. Memang saya agak surprise saya tanya ‘puas mas telah membunuh korban, puas pak’. Siapa yg gak kaget membunuh orang puas,” ujar M Nuh di Polres Jakarta Selatan, Jalan Kebayoran Baru, rabu (26/9/2012)


Dimana letak kekagetan saya adalah pada isi dan cara pertanyaan M N uh, “puas mas telah membunuh korban, puas pak.” Menurut saya pertanyaan M Nuh jelas salah, karena jenis pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan tertutup, yang jawabnya sudah bisa ditentukan hanya dua yaitu “puas atau tidak puas”.  Pertanyaan seperti ini disebut juga  pertanyaan membingkai (framing) atau pertanyaan yang memaksa orang yang ditanya memberikan jawaban sesuai dengan keinginan orang yang bertanya.


Jelas sekali AD akan memberi jawaban puas, karena yang bertanya adalah seorang menteri.  Dan keinginan AD adalah memuaskan orang yang bertanya, bukan menyampaikan perasaannya yang sebenarnya.  Untuk mendapatkan  perasaan AD yang sebenarnya seharusnya menteri M Nuh mengajukan pertanyaan, “bagaimana perasaan mu setelah membunuh” dan berikan dia waktu berfikir untuk mencari jawabannya.  Saya yakin AD tidak akan berani berkata “puas”.


Atau ajukan pertanyaan membingkai yang lain, “menyesal enggak mas sudah membunuh”, kemungkinan jawaban AD adalah menyesal Pak.  Mengapa bukan pertanyaan seperti ini yang diajukan menteri M Nuh?   Jangan jangan M Nuh sengaja “memaksa”  AD untuk memberikan jawaban yang mengagetkan seperti itu.   Atau memang  M Nuh sama sekali tidak menguasai teknik bertanya yang lebih pas.  Rasanya mustahil seorang menteri  tidak mengetahui cara bertanya yang lebih baik dan lebih kontekstual.  Apalagi seorang menteri yang bergelar Profesor.
( http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/26/saya-pun-kaget-dengan-cara-bertanya-mendikbud-m-nuh/ )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023