Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 15–21 Juni 2025

Gambar
Thema: Pengurus yang Dipercaya ( Pengurus Si Terteki ) Nas: 1 Korintus 4:1–5 “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.” Pengantar Menjadi seorang pengurus dalam pelayanan jemaat adalah sebuah kehormatan besar sekaligus amanah ilahi yang penuh tanggung jawab. Dalam nasihat Rasul Pau...

Saya Pun Kaget Dengan Cara Bertanya Mendikbud M Nuh

Saya pun kaget dengan cara Manteri Pendidikan Dan Kebudayaan M Nuh bertanya  kepada tersangka  AD yang membunuh Deny, pelajar SMA Yayasan Karya 66 (Yake) .  Seperti diberitakan detik.com bahwa M Nuh merasa kaget atas jawaban AD yang mengaku puas setelah membunuh Deny.


Persisnya diberitakan detik.com cara bertanya M Nuh kepada AD seperti dibawah ini :
“Jadi saya tadi sudah bertemu dengan tersangka. Memang saya agak surprise saya tanya ‘puas mas telah membunuh korban, puas pak’. Siapa yg gak kaget membunuh orang puas,” ujar M Nuh di Polres Jakarta Selatan, Jalan Kebayoran Baru, rabu (26/9/2012)


Dimana letak kekagetan saya adalah pada isi dan cara pertanyaan M N uh, “puas mas telah membunuh korban, puas pak.” Menurut saya pertanyaan M Nuh jelas salah, karena jenis pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan tertutup, yang jawabnya sudah bisa ditentukan hanya dua yaitu “puas atau tidak puas”.  Pertanyaan seperti ini disebut juga  pertanyaan membingkai (framing) atau pertanyaan yang memaksa orang yang ditanya memberikan jawaban sesuai dengan keinginan orang yang bertanya.


Jelas sekali AD akan memberi jawaban puas, karena yang bertanya adalah seorang menteri.  Dan keinginan AD adalah memuaskan orang yang bertanya, bukan menyampaikan perasaannya yang sebenarnya.  Untuk mendapatkan  perasaan AD yang sebenarnya seharusnya menteri M Nuh mengajukan pertanyaan, “bagaimana perasaan mu setelah membunuh” dan berikan dia waktu berfikir untuk mencari jawabannya.  Saya yakin AD tidak akan berani berkata “puas”.


Atau ajukan pertanyaan membingkai yang lain, “menyesal enggak mas sudah membunuh”, kemungkinan jawaban AD adalah menyesal Pak.  Mengapa bukan pertanyaan seperti ini yang diajukan menteri M Nuh?   Jangan jangan M Nuh sengaja “memaksa”  AD untuk memberikan jawaban yang mengagetkan seperti itu.   Atau memang  M Nuh sama sekali tidak menguasai teknik bertanya yang lebih pas.  Rasanya mustahil seorang menteri  tidak mengetahui cara bertanya yang lebih baik dan lebih kontekstual.  Apalagi seorang menteri yang bergelar Profesor.
( http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/26/saya-pun-kaget-dengan-cara-bertanya-mendikbud-m-nuh/ )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan PJJ GBKP Minggu 20–26 April 2025

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025