Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 13 - 19 Juli 2025

Gambar
  Thema: Membuat Nama (Erbahan Gelar) Nas: Lukas 2:21 (TB)  "Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya." Pengantar Nama adalah pemberian ilahi yang bukan hanya berfungsi sebagai penanda sosial, tetapi juga sebagai penegasan identitas, panggilan hidup, dan relasi seseorang dengan Tuhan. Dalam tradisi Ibrani, pemberian nama erat kaitannya dengan makna profetik dan tujuan ilahi. Yesus, sebagai Anak Allah yang menjadi manusia, diberi nama sesuai dengan rancangan kekal Allah sendiri — sebelum Ia dikandung, bahkan sebelum Ia lahir. Dalam konteks Karo, pemberian nama atau erbahan gelar bukan sekadar urusan budaya, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan eksistensial yang dalam. Fakta Historis dan Biblis Yesus diberi nama pada hari ke-8 saat Ia disunat, sesuai dengan hukum Taurat (Imamat 12:3). Nama "Yesus" (Ibrani: Yeshua) berarti "Yahweh menyelamatkan", yang ...

Kemenangan Jokowi-Ahok adalah Ancaman Serius Bagi Demokrat, Golkar dan PKS

Kemenangan Jokowi-Ahok  adalah kemenangan kebenaran.  Kebenaran yang akan menumpas habis semua kepalsuan dan kemunafikan.  Dalam hitung hitungan politik rasanya tipis sekali peluang kemenangan pasangan ini, sebab Foke-Nara sebagai pesaingnya didukung oleh semua partai besar.  Demokrat, Golkar, PKS, PPP, PAN, PKB dan Hanura, namun aklhirnya kalah karena hanya sanggup meraih suara sebanyak 47 persen.  Sedangkan Jokowi-Ahok hanya didukung oleh PDIP dan Gerindra dan meraih sekitar 53 persen suara pemilih.

Jadi siapa sebenarnya yang memilih  Jokowi-Ahok?    Jawabannya sudah pernah disampaikan oleh Jokowi sendiri ketika dia dengan sangat meyakinkan berkata “kami akan berkoalisi dengan rakyat”.  Jelas yang memberi kemenangan itu adalah rakyat, mulai dari strata ekonomi paling bawah, menengah sampai yang paling atas.  Diduga banyak warga keturunan China yang memberikan suaranya, dan mereka ini harus diakui adalah kelompok yang menguasai ekonomi Indonesia.

 Jokowi ditengah rakyat pendukungnya. sumber foto : citizenjurnalism.com

Suara rakyat adalah suara kebenaran, Vox Populi Vox Dei.  Suara Rakyat adalah suara Tuhan.  Kemenagan Jokowi-Ahok adalah kemenangan Tuhan, melalui tangan rakyat yang memang ciptaanNya.  Jadi yang akan menumpas habis semua kepalsuan dan kemunafikan itu adalah rakyat sendiri.
Dengan demikian partai yang paling banyak mendapat ancaman adalah partai yang 3 tahun terakhir ini dianggap menjadi sumber masalah, atau sumber korupsi.  Tidak lain disini adalah partai Demokrat dengan kasus wisma atlit yang melibatkan banyak petinggi partai ini.  Lalu Golkar yang ketua umumnya dianggap sebagai pelaku yang kurang bertanggung jawab dalam kasus lumpur Lapindo. PKS dianggap tidak konsisten mempertahankan ideloginya dan keluar dari komitmennya.


Rakyat sudah mulai bergerak, rakyat terbukti sangat kuat dan dapat mementahkan semua hitung hitungan politis.  Tinggal rakyat perlu dikomando.  Asal rakyat  dipimpin oleh pemimpin yang dianggapnya jujur, maka rakyat akan bergerak.  Partai partai besar akan kehilangan pamor, dan rakyat yang tanpa partai ternyata bisa bersatu melawan semua kekuatan partai yang tidak dipercaya lagi.


Partai mana yang akan berkuasa pada tahun 2014,  adalah partai yang mempunyai mesin politik seperti Jokowi.  Kader kader partai yang bersih, jujur, lugu dan mempunyai integritas akan mampu mengangkat popularitas partainya.  Jadi  Partai Demokrat, Golkar, PKS, PKB, PPP akan mulai ditinggalkan, selanjutnya PDIP, Gerindra dan Partai SRI, bisa naik kembali.  Nampaknya dimasa masa mendatang partai harus lebih banyak belajar dari rakyat, bukan lagi partai yang membodoh-bodohi rakyat.


Ada sebuah cerita yang pernah saya dengar, dimana rakyat yang lugu ternyata bisa mengalahkan orang kuat yang arogan.  “Seorang orang kaya sedang berpergian keluar  negeri.  Sesampainya di Bandara dia marah kepada seorang petugas bagasi, karena merasa kopernya dibanting.  Padahal anak muda yang bertugas ditengah kelelahannya sudah berusaha memperlakukan kopernya dengan baik.  Si orang kaya ini tetap mengomel dan memarah marahi sipetugas bagasi, dan sipetugas bagasi diam saja.  Setelah selesai, seorang petugas lain bertanya kepada temannya, mengapa kamu diam saja diomeli dan dimarah marahi.  Lalu jawabnya, biarkan saja  dia kan mau pergi ke New York, tadi bagasinya saya kirimkan ke Tokyo. Hahahaha”.  Pointnya, balasan rakyat yang kelihatannya lugu itu bisa sangat telak.


Kalau Partai Demokrat,  Golkar dan PKS serta partai partai lainnya tidak belajar dan mau membenahi diri, bisa bisa mendapatkan pukulan balik yang sangat telak.  Kemenangan Jokowi-Ahok adalah sinyal kuat akan kemenganan Rakyat.  Rakyat adalah kebenaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 15–21 Juni 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025