Kemenangan Jokowi-Ahok adalah kemenangan kebenaran.
Kebenaran yang akan menumpas habis semua kepalsuan dan kemunafikan.
Dalam hitung hitungan politik rasanya tipis sekali peluang kemenangan
pasangan ini, sebab Foke-Nara sebagai pesaingnya didukung oleh semua
partai besar. Demokrat, Golkar, PKS, PPP, PAN, PKB dan Hanura, namun
aklhirnya kalah karena hanya sanggup meraih suara sebanyak 47 persen.
Sedangkan Jokowi-Ahok hanya didukung oleh PDIP dan Gerindra dan meraih
sekitar 53 persen suara pemilih.
Jadi siapa sebenarnya yang memilih Jokowi-Ahok? Jawabannya sudah
pernah disampaikan oleh Jokowi sendiri ketika dia dengan sangat
meyakinkan berkata “kami akan berkoalisi dengan rakyat”. Jelas yang
memberi kemenangan itu adalah rakyat, mulai dari strata ekonomi paling
bawah, menengah sampai yang paling atas. Diduga banyak warga keturunan
China yang memberikan suaranya, dan mereka ini harus diakui adalah
kelompok yang menguasai ekonomi Indonesia.
Jokowi ditengah rakyat pendukungnya. sumber foto : citizenjurnalism.com
Suara rakyat adalah suara kebenaran, Vox Populi Vox Dei. Suara Rakyat
adalah suara Tuhan. Kemenagan Jokowi-Ahok adalah kemenangan Tuhan,
melalui tangan rakyat yang memang ciptaanNya. Jadi yang akan menumpas
habis semua kepalsuan dan kemunafikan itu adalah rakyat sendiri.
Dengan demikian partai yang paling banyak mendapat ancaman adalah partai
yang 3 tahun terakhir ini dianggap menjadi sumber masalah, atau sumber
korupsi. Tidak lain disini adalah partai Demokrat dengan kasus wisma
atlit yang melibatkan banyak petinggi partai ini. Lalu Golkar yang
ketua umumnya dianggap sebagai pelaku yang kurang bertanggung jawab
dalam kasus lumpur Lapindo. PKS dianggap tidak konsisten mempertahankan ideloginya dan keluar dari komitmennya.
Rakyat sudah mulai bergerak, rakyat terbukti sangat kuat dan dapat
mementahkan semua hitung hitungan politis. Tinggal rakyat perlu
dikomando. Asal rakyat dipimpin oleh pemimpin yang dianggapnya jujur,
maka rakyat akan bergerak. Partai partai besar akan kehilangan pamor,
dan rakyat yang tanpa partai ternyata bisa bersatu melawan semua
kekuatan partai yang tidak dipercaya lagi.
Partai mana yang akan berkuasa pada tahun 2014, adalah partai yang
mempunyai mesin politik seperti Jokowi. Kader kader partai yang bersih,
jujur, lugu dan mempunyai integritas akan mampu mengangkat popularitas
partainya. Jadi Partai Demokrat, Golkar, PKS, PKB, PPP akan mulai
ditinggalkan, selanjutnya PDIP, Gerindra dan Partai SRI, bisa naik
kembali. Nampaknya dimasa masa mendatang partai harus lebih banyak
belajar dari rakyat, bukan lagi partai yang membodoh-bodohi rakyat.
Ada sebuah cerita yang pernah saya dengar, dimana rakyat yang lugu ternyata bisa mengalahkan orang kuat yang arogan.
“Seorang
orang kaya sedang berpergian keluar negeri. Sesampainya di Bandara
dia marah kepada seorang petugas bagasi, karena merasa kopernya
dibanting. Padahal anak muda yang bertugas ditengah kelelahannya sudah
berusaha memperlakukan kopernya dengan baik. Si orang kaya ini tetap
mengomel dan memarah marahi sipetugas bagasi, dan sipetugas bagasi diam
saja. Setelah selesai, seorang petugas lain bertanya kepada temannya,
mengapa kamu diam saja diomeli dan dimarah marahi. Lalu jawabnya,
biarkan saja dia kan mau pergi ke New York, tadi bagasinya saya
kirimkan ke Tokyo. Hahahaha”. Pointnya, balasan rakyat yang kelihatannya lugu itu bisa sangat telak.
Kalau Partai Demokrat, Golkar dan PKS serta partai partai lainnya tidak
belajar dan mau membenahi diri, bisa bisa mendapatkan pukulan balik
yang sangat telak. Kemenangan Jokowi-Ahok adalah sinyal kuat akan
kemenganan Rakyat. Rakyat adalah kebenaran.
Komentar