Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 2 - 8 Nopember 2025

Gambar
Thema: Agama yang Benar dan Baik Nas: Yakobus 1:26–27 “ Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Pengantar Dalam kehidupan beriman, seringkali manusia terjebak dalam bentuk-bentuk lahiriah agama, tetapi mengabaikan hakikat batiniahnya. Rasul Yakobus menegaskan bahwa ukuran kebenaran dan kemurnian agama bukan terletak pada ritual semata, melainkan pada buah kehidupan dan perilaku sehari-hari yang memuliakan Allah melalui tindakan kasih kepada sesama. Dengan demikian, agama yang benar tidak berhenti pada liturgi, tetapi berlanjut dalam empati, kepedulian, dan disiplin moral yang nyata dalam hidup sehari-hari.¹ Fakta • Kehidupan beragama dewasa ini sering diwarnai oleh paradoks: semakin banya...

KEBERANIAN


Darimanakah lahirnya sebuah keberanian, yang tidak hanya membedakan orang orang penakut dengan para pahlawan pembela kebenaran. Adakah keberanian itu dihasilkan oleh sejenis makanan tertentu, atau itu hasil dari suatu proses pembelajaran jangka panjang, atau juga karena pengalaman hidup yang mengkristal dalam darah dan nafas?

Keberanian yang menjadi harta tak ternilai orang yang berani, bukanlah cara yang dipakai untuk mendapatkan apa yang diingini, bukan juga kemampuan mengeluarkan kalimat-kalimat menggelora yang membuat orang tertunduk lunglai, bukan juga strategi komunikasi yang membuat orang lain menerima argumentasi kita. Keberanian bukanlah cara untuk mempertahankan dan memperpanjang hidup. Tapi keberanian itu adalah Stefanus.

Yang berani menerima kebenaran yang dikatakan para Rasul, Yang dengan rendah hati melakukan mujijat-mujijat yang dirancang dari sorga, yang dengan akal sehat bersedia mengiklankan dan mempertahankan kebenaran Kristus dijalan-jalan ramai dan juga mahkamah . Dengan fasih menyampaikan salah satu pidato terbesar dan terbaik sepanjang masa, yang menjelaskan sejarah keterlibatan Allah dalam Bangsa Jahudi dan umat manusia, yang tidak menolak bahkan menerima dengan gagah berani putusan sirik Mahkamah Jahudi agar dirinya dilempari batu, lalu diberi hadih khusus dan satu-satunya untuk melihat sorga dan Kemuliaan Allah yang sejajar dengan Yesus Kristus, yang pada akhirnya menutup mata dengan penuh kemenangan diatas tumbukan batu yang telah menghujam tubuhnya. Dan seketika diudara menyebar satu kata, yang menjadi ciri pembeda manusia; pemberani atau penakut. The winner or the looser.

Stefanus adalah keberanian, dan keberanian adalah Stefanus. Yang menjadi awal pergerakan ke segala penjuru para pembawa kebenaran dan berita paling menggembirakan kepada manusia, khususnya yang “merasa” tertindas Dosa. Yang memotivasi Para Murid menyebar dari Jerusalem ke Judea dan Samaria, sampai ke Ujung Bumi, sampai ke lima benua, sampai ke Asia dan akhirnya Gunung Sinabung. Keberanian yang dipancarkan dari kematian Stefanus tercium dan terlihat oleh Saulus, yang kelak membuat hatinya remuk redam dan hampa tak berujung, kalau tidak memberitakan Firman Sang Awal Kehidupan.

Diinspirasi dari Kisah Para Rasul Pasal 6 dan 7.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025