Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 16 - 22 Februari 2025

Gambar
  Sermon Berdasarkan 1 Timotius 6:20-21 Thema: Kep-kep Alu Mehuli – Jagalah dengan Baik Pendahuluan Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, dalam perjalanan kehidupan kita, kita sering kali dihadapkan pada tantangan untuk tetap teguh dalam iman dan nilai-nilai yang telah dipercayakan kepada kita. Dalam 1 Timotius 6:20-21 , Rasul Paulus memberikan peringatan dan nasihat penting kepada Timotius, seorang pemimpin muda dalam gereja, agar menjaga apa yang telah dipercayakan kepadanya . Paulus menekankan pentingnya kesetiaan dalam iman, menjauhi perdebatan yang tidak membangun, dan waspada terhadap ajaran yang menyimpang . Nasihat ini tidak hanya relevan bagi Timotius pada zamannya, tetapi juga bagi kita di zaman sekarang. Oleh karena itu, tema kita hari ini adalah “Kep-kep Alu Mehuli – Jagalah dengan Baik” . Seperti seorang penjaga yang bertanggung jawab atas harta yang berharga, kita dipanggil untuk menjaga iman dan ajaran yang benar agar tidak tersesat dalam ajaran-ajaran yang menyesatka...

Catatan Tambahan Khotbah 9 Februari 2025

 

KHOTBAH: MEMBAWA KELUARGA MENYEMBAH TUHAN
(Mabai Jabu Nembah man Tuhan)

Nas: Yosua 24:14-24

Pembukaan 

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, mari kita bayangkan sebuah keluarga yang kuat dalam iman, yang setiap anggotanya dengan penuh kesadaran memilih untuk hidup di hadapan Tuhan. Tidak sekadar menjalankan agama sebagai tradisi, tetapi dengan penuh komitmen dan ketulusan menyerahkan hidupnya kepada Allah yang benar. Itulah gambaran yang diberikan Yosua dalam nas kita hari ini.

Yosua adalah pemimpin besar yang menggantikan Musa. Di penghujung hidupnya, ia mengumpulkan bangsa Israel di Sikhem untuk menyampaikan pesan terakhirnya. Ia tahu bahwa bangsa ini akan menghadapi banyak godaan, termasuk penyembahan berhala yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di sekitar mereka. Oleh karena itu, ia menantang mereka untuk memilih: tetap setia kepada Tuhan atau mengikuti ilah-ilah lain. Dan dengan tegas, Yosua menyatakan, "Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15).

Pernyataan ini adalah sebuah deklarasi iman yang kuat. Ini bukan sekadar pernyataan pribadi Yosua, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab seorang pemimpin keluarga untuk memastikan seluruh rumah tangganya hidup dalam penyembahan yang benar.

Hari ini kita akan belajar dari Yosua, bagaimana membawa keluarga kita untuk tetap setia menyembah Tuhan di tengah berbagai tantangan zaman ini.



Fakta dari Nas Yosua 24:14-24

  1. Yosua Menekankan Pilihan Ibadah yang Jelas
    Yosua tidak memaksa, tetapi ia memberikan pilihan yang tegas kepada bangsa Israel: Mau menyembah Tuhan, atau mengikuti allah lain? Ia ingin mereka mengambil keputusan dengan kesadaran penuh. Tapi di tengah pilihan itu, Yosua menunjukkan keteladanan: "Aku dan keluargaku akan tetap menyembah Tuhan."

  2. Yosua Mengingatkan bahwa Tuhanlah yang Membawa Mereka Sampai di Tanah Perjanjian
    Yosua mengingatkan bangsa Israel bahwa keberadaan mereka di tanah Kanaan bukanlah hasil usaha mereka sendiri, melainkan karena pertolongan Tuhan. Tuhan telah menuntun mereka, membebaskan mereka dari Mesir, dan memberikan kemenangan dalam peperangan melawan bangsa-bangsa lain.

  3. Yosua Memberikan Peringatan Serius
    Yosua menegaskan bahwa jika mereka berpaling dari Tuhan dan menyembah berhala, maka Tuhan akan menarik berkat-Nya dan membiarkan mereka mengalami kehancuran. Ini bukan ancaman kosong, tetapi pengajaran bahwa Tuhan adalah Allah yang kudus dan tidak boleh dipermainkan.

  4. Bangsa Israel Menyatakan Kesetiaan Mereka kepada Tuhan
    Mendengar peringatan Yosua, bangsa Israel berjanji untuk tetap setia kepada Tuhan. Sebagai tanda perjanjian, Yosua mendirikan sebuah batu besar di Sikhem sebagai saksi atas janji mereka. Batu ini menjadi simbol pengingat bahwa mereka telah memilih untuk tetap setia kepada Tuhan.


Arti dan Makna Teologis

Dari peristiwa ini, kita bisa melihat beberapa makna teologis yang mendalam:

  1. Allah Menuntut Kesetiaan Total
    Tuhan tidak mau berbagi dengan allah lain. Ia adalah Allah yang kudus dan cemburu. Ia ingin umat-Nya beribadah hanya kepada-Nya dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan.

  2. Iman Bukan Sekadar Tradisi, Tetapi Pilihan Kesadaran
    Yosua meminta bangsa Israel untuk memilih dengan sadar. Artinya, ibadah kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang dilakukan hanya karena kebiasaan atau karena warisan leluhur, tetapi harus menjadi keputusan pribadi yang dihayati dengan sungguh-sungguh.

  3. Kepemimpinan Rohani Dimulai dari Keluarga
    Yosua tidak hanya berbicara sebagai pemimpin bangsa, tetapi terutama sebagai kepala keluarga. Ia memastikan bahwa keluarganya tetap setia kepada Tuhan. Ini mengajarkan bahwa tanggung jawab utama dalam mendidik iman bukanlah gereja, tetapi keluarga itu sendiri.

  4. Peringatan Tentang Konsekuensi Ketidaksetiaan
    Tuhan tidak akan tinggal diam jika umat-Nya berpaling dari-Nya. Jika mereka beralih kepada ilah lain, mereka akan kehilangan perlindungan dan berkat Tuhan. Ini adalah prinsip yang berlaku sepanjang masa.


Relevansi dan Kepentingan Penerapan dalam Situasi Sekarang

Zaman sekarang, kita mungkin tidak menghadapi patung berhala seperti orang Israel di masa lalu. Tetapi ada banyak "ilah" modern yang bisa menggantikan Tuhan dalam hidup kita, seperti:

  • Materialisme – Orang lebih memilih harta, jabatan, dan kesuksesan duniawi daripada kesetiaan kepada Tuhan.
  • Hedonisme – Gaya hidup yang mengejar kesenangan tanpa batas sering kali membuat orang melupakan Tuhan.
  • Teknologi dan Media Sosial – Alih-alih mendekatkan diri kepada Tuhan, banyak orang lebih sibuk dengan gadget dan media sosial.

Sebagai orang Karo Kristen, kita harus bertanya kepada diri sendiri: Apakah kita masih sungguh-sungguh menyembah Tuhan? Ataukah kita mulai menyembah "ilah-ilah modern" yang mengalihkan hati kita dari-Nya?

Sebagai keluarga Kristen, kita dipanggil untuk meneladani Yosua: memastikan bahwa keluarga kita tetap setia kepada Tuhan di tengah zaman yang penuh godaan ini.


Kerygma: Panggilan bagi Orang Karo Kristen Hari Ini

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, hari ini Tuhan mengundang kita untuk mengambil keputusan seperti bangsa Israel di zaman Yosua. Kita harus memilih!

  1. Setiap Kepala Keluarga Harus Menjadi Pemimpin Rohani
    Jangan serahkan pendidikan iman anak-anak kita sepenuhnya kepada gereja. Kita sendiri harus menjadi contoh dalam doa, membaca firman Tuhan, dan hidup dalam kasih.

  2. Jauhkan Segala "Berhala" dalam Hidup Kita
    Apakah ada sesuatu dalam hidup kita yang telah menggantikan Tuhan? Bisa jadi kesibukan kerja, mengejar kekayaan, atau kesenangan dunia. Hari ini, kita harus kembali memprioritaskan Tuhan dalam keluarga kita.

  3. Bangun Altar Rohani di Rumah Tangga
    Dalam Perjanjian Lama, altar adalah tempat ibadah dan persekutuan dengan Tuhan. Dalam konteks modern, ini berarti kita harus menjadikan rumah kita sebagai tempat di mana Tuhan dimuliakan. Mulailah dengan:

    • Berdoa bersama setiap hari
    • Membaca firman Tuhan dalam keluarga
    • Membangun hubungan yang penuh kasih dan kesetiaan
  4. Setia kepada Tuhan dalam Segala Situasi
    Yosua dan bangsa Israel berjanji setia kepada Tuhan. Kita juga harus memperbarui komitmen kita untuk tetap setia, tidak hanya saat keadaan baik, tetapi juga di tengah tantangan hidup.


Kesimpulan

Hari ini, kita diperhadapkan pada pilihan besar: Apakah kita akan tetap setia menyembah Tuhan, atau membiarkan berbagai “ilah modern” menguasai hidup kita?

Yosua berkata, "Aku dan keluargaku akan beribadah kepada Tuhan!"
Bagaimana dengan kita?

Saudara-saudara, mari kita bersama-sama membuat keputusan yang sama. Jadikan Tuhan pusat dalam keluarga kita, ajarkan anak-anak kita untuk mencintai Tuhan, dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

Tuhan memberkati kita semua. Amin!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024