Berdasarkan Lukas 9:21-27
Thema : Banyak Penderitan Yang dialami Yesus kristus
Pendahuluan
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini kita akan
merenungkan firman Tuhan dari Lukas 9:21-27. Bagian ini merupakan ajaran Yesus
tentang komitmen sejati dalam mengikut Dia. Dalam teks ini, Yesus berbicara
tentang penderitaan-Nya, syarat mengikut Dia, dan makna sejati dari kehidupan
dalam kerajaan Allah.
Di tengah dunia yang semakin sibuk dengan pencarian
kenyamanan, kesuksesan, dan kemudahan, firman ini menantang kita untuk memahami
kembali apa artinya menjadi murid Kristus. Apakah kita benar-benar siap untuk
menyangkal diri dan memikul salib kita setiap hari?
1. Fakta-Fakta dalam Lukas 9:21-27
Ada tiga fakta penting dalam nas ini:
- Fakta
1:
Yesus memberitahukan bahwa Anak Manusia (diri-Nya sendiri) harus mengalami
penderitaan, ditolak oleh para pemimpin agama, dibunuh, tetapi akan
bangkit pada hari ketiga (ayat 22).
- Fakta
2:
Yesus menetapkan syarat bagi orang yang mau mengikut Dia: menyangkal diri,
memikul salib setiap hari, dan mengikuti-Nya (ayat 23).
- Fakta
3:
Yesus menegaskan bahwa siapa yang ingin menyelamatkan nyawanya akan
kehilangan nyawanya, tetapi siapa yang rela kehilangan nyawanya karena
Kristus akan menyelamatkannya (ayat 24-25).
Ketiga fakta ini menunjukkan bahwa menjadi pengikut Kristus
bukanlah jalan yang mudah, tetapi jalan yang menuntut pengorbanan dan
kesetiaan.
2. Arti dan Makna Teologis dari Ketiga Fakta
a) Yesus harus menderita dan dibunuh sebelum bangkit
(Fakta 1)
- Penderitaan
Yesus bukan kebetulan, tetapi bagian dari rencana Allah untuk
menyelamatkan manusia dari dosa. Dalam Yesaya 53:3-5, dinubuatkan bahwa
Mesias akan menjadi “hamba yang menderita” demi menebus dosa umat manusia.
- Kebangkitan pada
hari ketiga menunjukkan bahwa kematian bukanlah akhir, tetapi awal
kemenangan atas dosa dan maut (1 Korintus 15:55-57).
b) Mengikut Yesus berarti menyangkal diri dan memikul
salib (Fakta 2)
- Menyangkal diri
berarti melepaskan keinginan egois dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Dalam budaya Karo yang menjunjung tinggi kerja keras dan kemandirian, ini
bukan berarti pasif, tetapi menempatkan Kristus di atas segala hal,
termasuk kepentingan pribadi dan tradisi keluarga.
- Memikul salib
bukan hanya tentang penderitaan, tetapi juga tentang ketaatan. Dalam
konteks Romawi, salib adalah simbol penghinaan, tetapi bagi Yesus, itu
adalah jalan kemenangan.
c) Kehidupan sejati ditemukan dalam penyerahan diri
kepada Kristus (Fakta 3)
- Paradoks Injil:
siapa yang ingin menyelamatkan hidupnya dengan kekuatan sendiri justru
akan kehilangan kehidupan sejati, sedangkan yang menyerahkan hidupnya
kepada Yesus akan memperoleh kehidupan kekal (Yohanes 10:10).
- Ini mengingatkan
kita bahwa kebahagiaan sejati bukan dari kekayaan atau status, tetapi dari
hubungan dengan Kristus.
3. Relevansi dengan Suasana Sekarang
a) Bagi jemaat GBKP yang tinggal di desa
- Tantangan dalam
mempertahankan iman di tengah budaya dan adat yang kuat.
- Godaan untuk mengutamakan
pekerjaan atau tradisi daripada ibadah dan pelayanan.
- Firman ini
mengingatkan bahwa mengikut Yesus bisa berarti meninggalkan kenyamanan dan
menghadapi tantangan iman.
b) Bagi jemaat GBKP yang tersebar di kota-kota besar
dan luar negeri
- Tantangan dalam
menjaga identitas Kristen di lingkungan sekuler.
- Godaan untuk
mengejar kesuksesan duniawi dengan mengorbankan nilai-nilai iman.
- Firman ini
mengingatkan bahwa menjadi pengikut Kristus berarti berani berbeda dan
tetap setia kepada-Nya, meskipun dunia menolak.
4. Kerygma: Pesan Utama Nas Ini untuk Masa Sekarang
- Menjadi
pengikut Yesus bukan hanya sekadar status, tetapi sebuah komitmen untuk
hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
- Penderitaan
dalam iman bukanlah kegagalan, tetapi bagian dari perjalanan menuju
kemuliaan.
- Kehidupan
sejati ditemukan bukan dalam pencapaian duniawi, tetapi dalam kesetiaan
kepada Kristus.
5. Komitmen Implementasi
Sebagai jemaat GBKP, baik di desa maupun di perantauan, kita
harus:
-
Mengutamakan
Tuhan di atas segala hal – Tidak menjadikan pekerjaan, adat, atau ambisi
pribadi sebagai prioritas utama, tetapi mencari kehendak Tuhan dalam
setiap keputusan.
- Setia
dalam ibadah dan pelayanan – Tidak hanya di gereja, tetapi juga dalam kehidupan
sehari-hari.
- Berani
bersaksi tentang Kristus – Tidak malu menjadi orang Kristen, baik di desa,
kota, maupun di luar negeri.
- Menjadi
teladan dalam menyangkal diri dan memikul salib – Hidup dalam
kasih, kerendahan hati, dan ketaatan kepada firman Tuhan.
Penutup
Firman Tuhan hari ini menantang kita untuk kembali kepada
panggilan sejati sebagai murid Kristus. Jangan takut menanggung salib, karena
di balik penderitaan ada kemuliaan. Seperti Kristus yang menang atas maut, kita
pun akan mengalami kemenangan dalam kehidupan ini dan di kehidupan yang akan
datang.
Amin.
Referensi
-
Alkitab
Terjemahan Baru (TB)
- N.T. Wright, Following Jesus: Biblical Reflections on Discipleship
- Dietrich
Bonhoeffer, The Cost of Discipleship
Komentar