Pada hari Minggu tanggal 5 Januari 2014 kemarin, sekelompok wanita mendatangi Ida Br Sitepu di tempat pengungsiannya di Posko GBKP Asrama Kodim Kabanjahe. Sekelompok wanita ini datang dari salah satu posko pengungsi juga di tempat yang berbeda. Mereka meminta kepada Ida Br Sitepu untuk mencabut pernyataannya dalam acara Realitas di Metro TV dua hari sebelumnya. Namun Ida bersikeras mempertahankan pendapatnya dan tidak mau membuat pernyataan untuk mencabut perkataannya.
Apa yang dikatakan Ida br Sitepu dalam acara itu?
Saya kembali menyimak rekaman acara Realitas dengan judul “Sinabung
Tanpa Ayah”
yang ada di
youtube.
Pada acara itu ada dua kali kemunculan Ida br Sitepu.
Yang pertama dia berkata seperti dibawah ini :
Dibilang punya bupati, tapi koq gak pernah bupati memberikan apa yang (menjadi) keperluan masyarakat (pengungsi).
Sedangkan pada bagian yang lain Ida br Sitepu menyampaikan harapan dan doanya tentang bupati Kabupaten Karo dengan kata-kata seperti ini :
Akupun
berdoa biar bupati kami yang selama ini tidak peduli sama penduduk
pengungsi, biarlah Tuhan nanti yang memberikan apa yang terbaik kepada
bupati kami Karo Jambi.
Karo Jambi adalah nama panggilan kepada Bupati Kabupaten Karo, Kena Ukur Surbakti.
Ida secara tegas dan asertif menyampaikan apa yang dia rasakan. Pada
acara Realitas yang berdurasi 30 menit ini bukan hanya Ida yang berkata
bahwa perhatian Pemda Karo atau perhatian bupati sangat kurang atau
bahkan tidak ada. Bantu Purba yang juga diwawancarai mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada bantuan sama sekali dari bupati.
Mengapa Ida yang didatangi sekitar 10 orang wanita dari posko pengungsi yang lain? Apakah karena pernyataannya atau harapan dan doanya? Apa hubungan Ida Br sitepu dengan kelompok wanita yang mendatanginya? Ida Br Sitepu sama sekali tidak mengenal wanita yang mendatanginya. Aneh tapi nyata namun itulah yang terjadi.
Kalau disimak pernyataannya atau harapan doanya
maka Ida wajar mengomentari kinerja Bupati Karo yang sepanjang acara
Realitas ini disampaikan sangat tidak peduli kepada pengungsi Karo. Adakah hubungan
antara wanita yang mendatangi Ida dengan Bupati Kena Ukur Surbakti?
Logika berfikir mengatakan ya, sebab Ida hanya memberikan komentar
tentang bupati. Ida tidak
sedikit pun mengomentari posko pengungsi yang lain, termasuk posko
pengungsi asal wanita yang datang menyampaikan protesnya.
Kalau benar wanita ini datang atas suruhan orang orang Bupati, maka bibit konflik antar pengungsi sudah mulai tertanam. Mengapa sesama pengungsi yang tinggal di Posko harus konflik? Atau
pertanyaan yang lebih memiriskan hati kita semua, “Mengapa antar sesama
wanita pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung dikonflikkan?”
Komentar