Dalam adat Karo seorang permain dipantangkan berbicara
langsung dengan bengkilanya. Dan konsep
pelarangan berbicara langsung ini disebut dengan istilah rebu. Selain permain atau permen dengan
bengkilanya, juga mami dengan bere berenya, atau istri seorang laki laki dengan suami dari
adik/kakak perempuannya. Ini disebut
dengan erturangku.
Kebiasaan rebu ini menjadi salah satu ciri adat budaya karo
dan dipertahankan sampai sekarang. Kebiasaan
adat memang bukan salah atau benar secara filosofis atau agamis, namun biasa
atau tidak biasa. Yang biasa selanjutnya
disebut benar, dan yang tidak biasa disebut salah atau mehangke (malu) jika
dilakukan.
Mempertahan adat adalah mempertahankan kebiasan, melanggar
adat adalah melanggar kebiasaan. Namun
adat menjadi bernilai bagi kehidupan masyarakatnya jika dipraktekkan, dijaga
dan dijunjung tinggi . Tidak beradat
bukalah dosa, namun tidak beradat adalah gagal menjaga adat. Jaman lalu orang yang mengerti adat lebih
takut dikatakan tidak beradat dibanding tidak beragama.
Nah dengan latar belakang inilah saya melihat bahwa Bupati
Karo Kena Ukur Surbakti adalah salah seorang pelanggar adat. Mengapa karena dia sudah tidak lagi memakai
konsep rebu, dia berbicara langsung dengan seorang wanita yang dipanggil
permain/permemnnya, dan si permen pun berbicara dengan sangat santai terkesan
main main dengan bengkilanya.
“Sekarang saya mau
tanya kepada kalian”, kata Kena Ukur Langsung kepada wanita yang disebut
permennya.
Lalu si wanita yang disebut permen sambil duduk berdua berdampingan
dengan suaminya menjawab. “ Yang mana maksudndu kila? O yang itu kila, tujuan saya sama anakndu
hanya meng angek angekin orang saja”
Percakapan ini direkam dan disebar luaskan melalui Youtube
dibawah judul “Sanggahan Bupati Karo”.
Lama saya merenungkan, apa tujuan Kena Ukur Surbakti merekam dan
menyebarkan video percakapannya ini
dengan Molek Br Ginting yang dituduh banyak orang sebagai teman selingkuhannya
.
Tidak kah Kena Ukur surbakti berfikir bahwa video youtube ini dapat merusak tatanan adat
Karo tentang rebu terhadap generasi muda Karo karena gampang sekali di akses
anak anak remaja kita. Tidak kah dia
ingat bahwa suatu saat konsep rebu antara permain dan bengkila bisa hilang dalam kehidupan anak cucu orang Karo?
Nampaknya cara kerja dan pola pikir Kena Ukur Surbakti tidak
pernah bisa dan mampu menjangkau sesuatu yang jauh dan strategis. Dan tanpa sadar Kena Ukur adalah seorang
pelanggar adat. Dia melanggar konsep
Rebu dalam kalak Karo.
Komentar