Thema: Berguna Temanku Kepada Saya
Nas: Filemon 1:11–16
“... dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia kusuruh kembali kepadamu — dia, yaitu buah hatiku —. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.” (TB)
Pengantar
Surat Paulus kepada Filemon merupakan surat pribadi yang sarat dengan kekuatan rohani. Paulus menulis bukan hanya untuk membela Onesimus, seorang budak yang dahulu dianggap tidak berguna, tetapi kini dipandang sebagai saudara seiman. Dalam surat ini, kita melihat transformasi hidup oleh Injil dan bagaimana kasih Kristus memulihkan relasi yang rusak. Paulus mengajarkan bahwa pelayanan Kristen bukan sekadar struktur sosial, tetapi relasi kasih yang didasari persaudaraan dalam Tuhan.
Fakta
- Konteks sejarah: Onesimus adalah budak yang melarikan diri dari tuannya, Filemon. Dalam budaya Romawi, budak yang lari bisa dihukum berat, bahkan mati. Namun Paulus memilih jalan kasih, bukan hukuman.
- Perubahan hidup: Onesimus yang tadinya “tidak berguna” kini menjadi “sangat berguna” setelah bertemu Kristus melalui Paulus. Namanya sendiri berarti berguna (Ὀνήσιμος).
- Prinsip pelayanan: Paulus tidak memaksakan Filemon, melainkan mengajak dia mengambil keputusan secara sukarela. Hal ini mencerminkan kebebasan Kristen.
- Relasi baru: Injil meniadakan sekat status sosial — hamba maupun tuan, semuanya setara sebagai saudara di dalam Kristus (Galatia 3:28).
Arti dan Makna Teologis
- Transformasi oleh Kristus: Seseorang yang dulunya dianggap tidak berguna dapat menjadi sangat berguna ketika hidupnya disentuh Tuhan. Kristus mengubah karakter, kebiasaan, dan arah hidup manusia.
- Konsensus dalam pelayanan: Paulus menunjukkan bahwa keputusan dalam pelayanan harus dibangun atas dasar persetujuan bersama, bukan pemaksaan. Prinsip ini mencerminkan kasih dan penghormatan terhadap sesama.
- Relasi sebagai saudara seiman: Paulus menekankan bahwa hubungan terdalam dalam pelayanan adalah “saudara yang kekasih.” Dalam Kristus, tidak ada hirarki yang meninggikan satu atas yang lain. Semua setara di hadapan Tuhan.
- Pelayanan sebagai kerendahan hati: Yesus sendiri berkata, “Barangsiapa ingin menjadi terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat. 20:26).
Implementasi
- Melihat potensi dalam orang lain: Jangan cepat menilai orang sebagai tidak berguna. Dalam Kristus, setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah dan dipakai Tuhan.
- Pelayanan dengan sukarela: Dalam jemaat, setiap keputusan hendaknya lahir dari kesediaan hati, bukan keterpaksaan. Dengan demikian, kasih Kristus menjadi dasar pelayanan.
- Menghapus sekat status sosial: Jemaat dipanggil untuk hidup dalam kesetaraan dan persaudaraan, bukan membeda-bedakan berdasarkan status, jabatan, atau ekonomi.
- Mendorong rekonsiliasi: Sama seperti Paulus menengahi Filemon dan Onesimus, kita pun dipanggil untuk menjadi pendamai dalam konflik di gereja maupun masyarakat.
Kesimpulan
Injil Kristus mengubah manusia yang dahulu tidak berguna menjadi sangat berguna. Ia juga mengubah hubungan sosial yang timpang menjadi persaudaraan yang penuh kasih. Paulus memberi teladan bagaimana pemimpin rohani seharusnya bertindak: bukan dengan paksaan, melainkan dengan kasih dan penghormatan.
Power Statement
“Kasih Kristus menjadikan yang tak berguna menjadi berguna, dan yang terpisah menjadi saudara seiman.” ✨
Referensi
- Alkitab Terjemahan Baru (TB).
- John Stott, The Message of Philemon (Leicester: IVP, 1991).
- N. T. Wright, Paul for Everyone: The Prison Letters (London: SPCK, 2004).
- F. F. Bruce, The Epistles to the Colossians, to Philemon, and to the Ephesians (NICNT; Grand Rapids: Eerdmans, 1984).
- Markus 10:43–45; Galatia 3:28; Kolose 3:11 sebagai teks pendukung.
Komentar