Featured Post

Analisis Lengkap Mengenai Ketidaksinambungan Komunikasi antara Pertua & Diaken Emeritus dengan Pertua & Diaken Aktif di GBKP (Klasis Bekasi-Denpasar) dalam Perspektif Akademis dan Teologis

Gambar
 Pembinaan khusus bagi Pertua dan Diaken Emeritus Klasis Bekasi-Denpasar yang dilaksanakan di Kinasih, Depok, pada 7 Februari 2025 mengangkat isu fundamental mengenai peran dan keterlibatan pertua dan diaken emeritus dalam gereja. Salah satu poin yang ditekankan oleh Pdt. Christoper Sinulingga, selaku Kabid Pembinaan Moderamen GBKP, adalah bahwa tidak ada perbedaan dalam hal melayani  antara pertua dan diaken aktif dengan pertua dan diaken emeritus. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan komunikasi dan peran yang cukup signifikan. Pertanyaan kunci yang muncul: 1. Mengapa terjadi kesenjangan komunikasi dan peran antara pertua & diaken emeritus dengan pertua & diaken aktif? 2. Benarkah dalam konsep teologis tidak ada perbedaan antara keduanya? 3. Jika secara konsep tidak ada perbedaan, mengapa dalam praktik muncul perbedaan? 4. Apa tujuan sejati dari pembinaan ini, dan bagaimana penyelesaiannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, analisis...

Inilah Metoda Lima Langkah Mengatasi Konflik Berdasarkan Firman Tuhan

 

Konflik memang tidak bisa dihindari dari kehidupan.  Struktur berfikir otak manusia, serta pola pola hubungan dalam keluarga, Gereja atau  masyarakat secara logis akan melahirkan konflik.   Sehingga salah satu kunci keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup adalah kemampuan mengatasi konflik itu sendiri.

Cara berfikir otak kanan yang lebih cenderung  mengutamakan perasaan dan nilai nilai, dan cara berfikir otak kiri yang lebih mengutamakan kepraktisan dan hitungan untung rugi, sudah pasti akan melahirkan konflik sekalipun mereka adalah saudara sekandung.

Sumber photo : https://pogomediation.co.uk/avoiding-relationship-conflict-during-covid-19-during-stay-at-home/

Belum lagi kalau kita melihat kenyataan atau fakta kehidupan yang selalu mempunyai kecenderungan melahirkan persaingan dan konflik misalnya :

¡  Prejudice (menganggap dan mengatakan kesalahan orang lain)

¡  Kejahatan/stubborenness (Menusuk dari belakang)

¡  Ke-sensitifan (seseorang yang sangat sensitif perasaannya)

¡  Perbedaan persepsi dan paradigma

¡  Perbedaan prioritas/sasaran

¡  Persaingan untuk mendapatkan sumber daya

¡  Persaingan untuk mendapatkan kekuasaan

¡  Kesalah-pahaman (miscommunication)

¡  Harapan yang tidak terpenuhi

Oleh sebab itu salah satu keterampilan yang paling dibutuhkan saat ini adalah kemampuan mengatasi atau mengelola konflik.  Apakah sulit ?  Sulit hanya ada dalam kamus orang orang yang lebih sering mencari cara mudah, dan cara cepat.  Tapi bagi orang orang yang mengutamakan kebenaran dan perdamaian dalam dirinya tidak ada yang sulit. 

Cara mengatasi konflik secara professional adalah

1.     Relaks, tenang, redakan emosi,  berdoa .

2.     Klarifikasi masalah (issues) dan fokuslah kepada keinginan dan sasaran.

3.     Pahami dan memahami  perspektif kedua belah pihak.

4.     Uraikan permasalahan menjadi langkah langkah kecil dan sederhana.

5.     Berikan atau ikuti, lalu katakan harapan dan kebutuhan.

Metoda lima Langkah diatas menarik sekali untuk diterapkan dalam dunia kerja, atau dunia professional. 

Namun bukan itu satu satunya strategy untuk mengatasi konflik.

Saya sangat dipengaruhi  oleh dua kisah, yang menjadi sumber pengetahuan dan keyakinan untuk mengatasi konflik.  Yang pertama adalah cara Jakub berdamai  dengan abangnya Esau yang dia tipu untuk mendapatkan hak kesulungan.  Dia tahu dan bisa rasakan bagaimana sakit hatinya Esau pada saat itu, karena dia urung mendapatkan berkat dari ayahanndanya Ishak.   Setelah bertahun tahun lamanya suatu saat Jakub mendatangi Esau hanya untuk minta maaf supaya konflik diantara mereka bisa diatasi dan berdamai.  Kisah Jakub mendatangi Esau tertulis dengan sangat menarik pada Kejadian 33 : 1 – 15

Yang kedua adalah Kisah Tuhan Yesus suatu saat singgah ke sumur orang Samaria.  Padahal pada saat itu orang Jahudi tidak berkomunikasi secara baik dengan orang Samaria.  Dengan penuh ke-rendahhatian serta penuh dengan kelembutan kasih sayang, Yesus Kristus duduk ditepi Sumur dan meminta air untuk diminumnya kepada seorang perempuan yang datang pada saat sinar matahari  bersinar dengan sangat lcerah dan panas terik. TUhan Yesus tidak hanya mendamaikan dan mengatasi konflik  yang DIa alami saat itu, namun lebih dari itu Tuhan Yesus berhasil mendamaikan keturunan Jahudi dan kaum Samaria. Kisah ini tertulis pada Johanes 4 : 5 - 10.

Sumber : https://www.blogger.com/blog/post/edit/309341876594250887/2195627387954053860

Nah saat merengungkan kedua perikop diatas, ditambah dengan pengalaman yang pernah saya alami serta studi literatur maka saya mengusulkan lima langkah untuk mengatasi konflik, baik konflik kita sendiri juga konflik  dalam persekutuan.

Lima Langkah Mengatasi Konflik  berdasarkan Firman Tuhan

(Pendekatan Pt. Analgin Ginting)

1.     Sadari dan terima bahwa Anda sedang konflik.

2.     Doakan teman Anda berkonflik, terus menerus sampai Anda mulai merasa kasih kepadanya. (kalau belum muncul rasa kasih/iba, doakan terus.  Tidak ada untungnya menyimpan perasaan bahwa yang Anda benar dan dia salah)

3.     Minta kekuatan Roh Kudus untuk mendatangi dia, minta maaf dan menyatakan rasa kasih anda.

4.     Datangi teman Anda berkonflik untuk menyatakan maaf Anda secara tulus

5.     Pelihara komunikasi yang positif denga teman Anda dan terus mendoakan dia

 Saya yakin sekali bahwa metoda ini akan berhasil dalam mengatasi konflik, termasuk saat kita sendri yang berkonflik atau saat kita mendamaikan konflik orang lain.  Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024