Featured Post
Catatan Tambahan PJJ GBKP 26 September – 2 Oktober 2021.
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Bujur Ibas Pendahin
Kuankuanen 16 : 8, 11 ; 17 : 23
(Hari Anti Korupsi, 9 Desember)
Teks : Kuankuanen 16
: 8, 11 ; 17 : 23
16:8 Madin
rulih sitik tapi alu bujur, asangken rulih mbue tapi nipu.
16:11 Ate TUHAN maka bujur min kalak i bas perbinagan, subuk i bas
make sukat-sukat bage pe timbangen.
17:23 Hakim si korupsi erbuni-buni ia ngaloken sogok, e me sabapna
la banci jumpa keadilen.
Fakta
1.
Bunyi teks kuankuanen yang menjadi
dasar untuk pembahasan dan perenungan dalam PJJ minggu ini sangat tegas, lugas
dan tidak memerlukan penafsiran untuk memahaminya. Dikatakan “lebih baik berhasil dengan
kejujuran dan integritas walaupun sedikit daripada hasil banyak tapi dengan
tipuan.
2.
Keinginan Tuhan sang pencipta segala
sesuatu lah supaya Orang Jujur dan Benar dalam perniagaan, baik dalam mengukur
maupun menimbang.
3. Jika hakim korupsi dan menerima uang sogok diam
diam, maka sulit sekali ditemui keadilan.
Makna
1.
Proses bekerja jauh lebih penting daripada
hasilnya. Jika prosesnya benar,
sekalipun hasilnya lebih sedikit maka itu lebih penting daripada hasilnya
banyak/besar tapi dengan proses tipu dan tanpa keadilan. Dalam bekerja, maka
Alkitab mengajarkan kita semua proses yang benar dan berintegritas jauh lebih
penting, lebih utama, lebih dibutuhkan dan lebih baik untuk diwariskan walaupun
hasilnya sedikit. Orang benar harus
mempraktekkan kebenaran dalam bekerja.
Ada keberpihakan Tuhan kepada orang yang bekerja benar, dan DIA pasti
akan melengkapi hasil yang sedikit itu.
2.
Tuhan lah yang pertama sekali menginginkan
agar semua orang benar dalam bekerja, jangan memakai alat ukur atau timbangan
yang direkayasa. Sada kilo tempa gula
pasir e,eh kepeken hanya 8 ons, Nampaknya cerdik itu manusia, tapi ternyata
Tuhan lihat dan dia tidak inginkan.
Tuhan akan membiarkan hukuman kepada orang yang tidak benar. Pasti Tuhan akan menghukum orang yang tidak
benar dalam bekerja. Pakailah alau ukur
yang benar, transparan. Max Weber sosiolog
Jerman, melahirkan sebuah Karya besar Ketika dia menulis buku “The Protestant Ethic and the Spirit of
Capitalism” Dan dari bukunya ini bisa
dipahami Etos Kerja Orang Jerman yang sangat hebat dan berkualitas itu
1. Bertindak rasional
2. Berdisiplin tinggi
3. Bekerja keras
4. Berorientasi
sukses material
5. Tidak
mengumbar kesenangan
6. Hemat dan
bersahaja
7. Menabung dan
berinvestasi
Lalu sahabat saya Jansen Sinamo
memodifikasi Etos Kerja Orang Jerman menjadi Etos Kerja Indonesia
1.
Kerja adalah Rahmat à Ikhlas – Bersyukur
2.
Kerja adalah Amanah à Benar – Bertanggung Jawab
3.
Kerja adalah Panggilan à Tuntas – Berintegritas
4.
Kerja adalah Aktualisasi à Antusias – Bekerja Keras
5.
Kerja adalah Ibadah à Serius – Berdedikasi
6.
Kerja adalah Seni à Kreatif – Berinovasi
7.
Kerja adalah Kehormatan à Tekun – Berkualitas
8.
Kerja adalah Pelayanan à Paripurna – Rendah Hati
3.
Orang yang mau
korupsi dan menerima sogok, akan membuat keadilan sulit ditemukan. Keadilan adalah ciri Kerajaan Sorga, jika
banyak ketidak adilan, maka kerajaan sorga tidak tterjadi dalam kehidupan di
dunia. Orang yang menerima sogok dan mau
korupsi adalah penghambat terjadinya kerajaan Sorga. Emaka ula kal ngaloken sogok ya teman ?
Pengkenaina
·
Proses kerja, jauh lebih penting dari
pada hasil kerja. Inilah kebenaran
Tuhan. Bekerja adalah mempraktekkan kebenaran. Hasil kerja sekalipun lebih sedikit yang
penting benar. Tuhan tidak diam melihat
orng yang bekerja benar. Tuhan akan melengkapi kebutuhannya.
·
Jangan korupsi, jangan menerima
sogok. Bekerjalah dengan benar, trasnparan dan sungguh sungguh. Bekerja lah untuk menghadirkan kerajaan Sorga
nyata di dunia ini. Itulah kehendak
Tuhan kita. Emaka mari sidalankan
prilaku kerja tidak korupsi, siajarken ka pe man anak anakta. Amin, bujur ras mejuah juah kita kerina.
Pt. Analgin Ginting
Komentar