Minggu
Budaya : Iman Kristen ras Budaya
Bahan Penelaahan : Masmur
150 : 1-6
Thema : Muji Tuhan arah Budaya
Tujuan
: Gelah isi Mamre
1. Meteh Maka budaya pe bagin pemere Dibata
2. Ertanggung jawab Lako njagai budaya si mehuli
Masmur 150 : 1 – 6
150:1
Pujilah TUHAN ! Pujilah TUHAN i bas RumahNa si Badia! Pujilah kuasaNa i Surga!
150:2
Pujilah Ia erkiteken perbahanenNa si mbisa, pujilah Ia erkiteken kemulianNa si
meganjangna.
150:3
Pujilah Ia alu ngembus terompet, pujilah Ia alu suling ras tanduk.
150:4
Pujilah Ia alu malu gendang dingen landek, pujilah Ia alu kulcapi iher ngembus
sarune.
150:5
Pujilah Ia alu penganak, pujilah Ia alu gung si erbolo-bolo.
150:6
Pujilah TUHAN kerina si erkesah. Pujilah TUHAN !
Fakta
1. Masmur 150 adalah pasal terakhir dari
Kitab Masmur. Kita Masmur merupakan kitab
terpanjang dalam dalam Alkitab atau Pustaka SiBadia. Tentu sebagai penutup, maka isi pasal 150
mempunyai kedudukan yang penting.
2. Masmur 150 mengajak semua untuk
memuji Tuhan
3. Cara memuji Tuhan tidak hanya satu
cara, tapi dengan cara dan alat apapun Tuhan harus selalu dipuji dan Disembah
4. Manusia menciptakan peralatan dalam
hidupnya, dan kreativitas untuk menciptakan alat dan kebiasaan serta pola
adalah budaya. Budaya lahir dari
seperangkat pengetahuan atau kecerdasan sekelompok manusia untuk memenuhi
kebutuhannya yang Multi Dimensi.
5. Di ayat 6 dari Masmur 150, atau ayat
terakhir dari kitab Masmur berisi ajakan untuk semua yang bernafas untuk memuji
Tuhan.
Arti Dan Makna.
1. Masmur 150 dalam salah satu tafsiran
berisi tentang tujuan manusia hidup di dunia atau menjawab pertanyaan mengapa manusia
diciptakan Tuhan, yaitu “Untuk Memuji Tuhan’.
Manusia ada dan tercipta untuk memuji Tuhan .
2. Mengapa Tuhan perlu dipuji? Buka
karena perbuatanNYA saja, namun juga oleh karena Kemuliaan NYA. Tidak ada makhluk, manusia, atau ciptaan lain
yang lebih mulia dari Tuhan. Oleh sebab
itu Kemuliaan Tuhan adalah alas an terpenting untuk memuji TUhan.
3. Tuhan dipuji Manusia saat DIA berada
dimana saja, saat Dia di dunia, saat Dia di Surga atau dimana pun Tuhan
menempatkan diriNYA Tuhan harus selalu dipuji dan Dimuliakan.
4. Perikop ini juga menjelaskan dengan apa manusia memuji
Tuhan
a.
Dengan alat alat music atau kesenian
b.
Dengan makanan dan minuman dalam
jamuan suci. Tentu jenis dan bentuk
makanan yang disajikan sebagai ucapan syukur dikreasi sesuai dengan budaya dan
kecerdasan
c. Dengan seluruh ide kreatif kemampuan
mencipta manusia. Akumulasi dari kebasaan benda benda yang tercipta dalam satu
kelompok tertentu disebut Budaya. Tuhan
pun disembah dengan budaya serta seluruh artefak dan ritualnya.
d.
Tuhan yang memampukan dan mengijinkan
manusia untuk menciptakan seluruh perangkat budayaNYA.
e.
Level tertinggi atau kualitas
tertinggi budaya manusia di dunia ini tercipta jika budaya itu dilakonkan untuk
memuliakan Tuhan.
f. dengan apapun yang bakal ditemukan dan diciptakan manusia. Semua untuk memuji Tuhan .
5. Mengapa dan bagaimana semua yang
bernafas memuji Tuhan? Semua yag bernafas memuji Tuhan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan tadi . Sebab semua yang bernafas dari awal
diciptakan Tuhan memang untuk menyatakan kemuliaan NYA. Seekor sapi atau Domba memuji Tuhan saat sapi
dan domba tadi dipersembahkan sebagai ucapan syukur pada upacara
keagamaan. Bahkan seekor ayam pun sudah
memuliakan Tuhan saat ayam itu dijadikan adum cipera atau tasak telu. Dan keluarga yang menjadikan cipera dan
tasak telu tadi mengucap syukur kepada Tuhan atas makanan hari ini.
Kerja rani di GBKP Barusjahe
Pengkenaina.
·
Mamre harus menyadari bahwa bahwa
misi terpentingnya dalam hidup di dunia ini adalah UNTUK MEMUJI Tuhan.
·
Pujian kepada Tuhan semakin
berkualitas jika dilakonkan dalam melaksanakan budaya yang dimiliki . Budaya adalah kebaisaan sekelompok masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; hidup secara fisik, hidup secara sosial dan
hidup secara spiritual.
·
Mamre adalah pelaku Budaya di dalam system
masyarakat karo, dan Mamre diminta dan dituntut untuk lebih bijak menempatkan
Budaya dalam hubungannya dengan Iman Kristiani.
·
Mamre adalah penyembah Tuhan,
dimanapun dan kapanpun serta dalam kondisi apapun. Selagi bernafas, tidak ada kewajiban dan
sukacita yang paling tinggi selain untuk menyembah dan memuliakan Tuhan. Mari sipuji Tuhan segedang gedang geluhta.
Bujur ras mejuah juah kita kerina.
Pt. Analgin
Ginting.
Komentar