Featured Post

GBKP Menjadi Keluarga Allah yang Diutus untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia bagi Seluruh Ciptaan

Gambar
  (Markus 16:15; 1 Pet 2:9-10) Ceramah utuk Konvent Pendeta GBKP Wilayah 4 (7 Nov.2025) Pdt.Prof.Dr.Risnawaty Sinulingga MT.h Pengantar Puji Syukur kepada Tuhan untuk kesempatan berharga saat ini dalam menyampaikan ceramah tentang visi baru gereja GBKP. Ceramah ini disampaikan menurut perumusan visi, dianalisa berdasarkan teks acuan (Markus 16:15 dan 1 Petrus 2:9-10), dibandingkan dengan panggilan gereja dalam Tata Gereja GBKP. Rumusan visi dan panggilan GBKP yang sedikit berbeda dengan teks acuan Alkitab, menunjukkan bahwa GBKP memiliki landasan dogmatis yang cukup kuat dalam perumusan vissi ini. Dalam bagian pertama ceramah, akan dipaparkan makna kata-kata dalam visi yaitu “Menjadi Keluarga Allah yang Diutus”, “Untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia” dan “Bagi seluruh Ciptaan”. Penjelasan ini penting bukan saja karena merupakan bagian dari visi GBKP, tetapi karena adanya perbedaan dengan kalimat teks Alkitab (“…beritakanlah Injil kepada segala makhluk…”) dan panggi...

Sebuah Cerita Inspiratif Dari Seorang Konglomerat

Sebuah cerita inspiratif disampaikan oleh seorang Konglomerat berjiwa sosial yang sangat tinggi. Frangky O Wijaya Chariman SMART Tbk, yang juga menjadi Wakil Ketua Tzu Chi di Indonesia menyampaikan cerita ini pada acara Gathering penerima bea siswa Tzu Chi perwakilan Sinar Mas. Dia bertutur dengan sederhana dan jenaka di depan 170 orang lebih anak anak dari SD sampai SMA, beberapa orang sudah duduk kuliah di Perguruan Tinggi, ditambah tamu undangan dan para relawan yang setia mendampingi anak anak. Acara ini berlangsung di sekolah Tzu Chi yang sangat megah di Pantai Indah Kapuk, pada hari Minggu tanggal 18 Maret 2012.

Dikisahkan seorang ibu yang kebingungan membagi warisan kepada 3 orang anaknya secara adil dan bijaksana, sepeninggal suaminya karena wafat. Sapi yang berjumlah 17 ekor harus dibagi menurut wasiat sang suami almarhum dengan rincian setengah dari jumlah untuk anak pertama, sepertiga untuk anak kedua, dan sepersembilan untuk anak ketiga. Angka 17 adalah angka prima, yang tidak bisa dibagi dua, apalagi dibagi tiga atau dibagi sembilan.

Setengah dari 17 berarti delapan setengah ekor, sepertiga dari 17 berarti lima dua pertiga, sepersemblan dari 17 berarti satu delapan per sembian. Paling tidak tiga ekor sapi meski disembelih untuk dibagi secara merata sesuai wasiat. Si ibu sangat kebingungan bagaimana membaginya secara adil dan tepat. Lalu datang seorang tetangga, yang dengan tulus memberikan satu ekor sapi betinanya kepada si Ibu. Sehingga jumlahnya menjadi delapan belas ekor.

Beberapa hari kemudian setelah sapinya menjadi 18 ekor, si ibu memanggil ketiga anaknya. Dan memberikan setengah bagian untuk anak pertamanya, yaitu 9 ekor. Si anak pertama senang sekali menerima warisan itu. Lalu kepada anak kedua diberikan sepertiga bagian dari delapan belas ekor yaitu 6 ekor sapi. Si anak kedua pun menerima nya dengan senanghati. Lalu kepada anak ketiga dia berikan sepersembilan sesuai dengan warisan, dan anak bungsunya ini mendapat bagian 2 ekor sapi serta menerima nya dengan suka cita.

Ternyata setelah dibagi secara merata masih ada sisa satu ekor sapi, yaitu sapi tetangga yang tadinya dengan tulus ikhlas memberikannya kepada siibu. Dengan ikhlas diiringi ucapan terima kasih dia kemudian mengembalikan lagi sapi yang sudah diberikan kepada tetangganya tersebut. Pada bagian ini Pak Franky memodifikasi sedikit ceritanya dan mengatakan tetangga yang membagikan sapi itu bernama Pak Aguan (Sugianto Kusuma, Pemilik Agung Sedayu Group). Frangky O Wijaya dan Sugianto Kusuma adalah Wakil Ketua Tzu Chi di Indonesia.

Beberapa waktu kemudian, sapi tetangga (Pak Aguan) beranak dan melahirkan anak kembar pula. dua ekor sapi. Sebab saat dia memberikan satu ekor sapinya dengan tulus ikhlas dan bercampur dengan sapi sapi lain yang jumlahnya semua 17 ekor, terjadilah perkawinan sapi sapi itu. Dia memberikan satu tetapi mendapat tiga. Itulah sebabnya Pak Aguan sangat kaya sampai sampai memiliki Pantai Indah Kapuk ini, tandas Frangky O Wijaya.

Marilah kita semua memberikan dengan tulus ikhlas, memberi untuk mewujudkan cinta kasih kita, dan kita akan menerima lebih banyak, kata Pak Franky mengakhri ceritanya yang sangat inspiratif. Memberi lah dengan ikhlas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025