Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Jesus Kristus Salah Satu Jalan Keselamatan? (Bagian I Dari Dua Tulisan)

Sebuah surat masuk ke inbox saya di Facebook. Isinya menanyakan benarkah di buku katekisasi GBKP terbitan tahun 2007, pada halaman 208-209 dikatakan bahwa Yesus Salah Satu Juru Selamat? Lalu ditanyakan lagi, apakah ini memang bagian dari pengajaran dari gereja?

Pertanyaan dan diskusi yang sama serunya pernah juga dialamatkan kepada saya. Dan saat itu saya jawab, akan saya pelajari dulu. Sumber nya sama, yaitu seorang teman, rekan diskusi, yang dulu di GBKP sampai dia dingawanken di GBKP. Namun sekarang sudah bergereja di tempat yang lain. Orang tuanya tetap menjadi salah seorang pertua di GBKP dan tinggal di Kabanjahe. Alasan dia bertanya dan mempertanyakan karena katanya “tidak rela kalau GBKP melakukan pengajaran yang salah kepada anak anak mudanya”. Tentu kita syukuri responnya, dan kita berterima kasih kepada kepeduliannya yang amat mendalam. Sebab meskipun dia sudah tidak di GBKP lagi, namun hati dan jiwanya, serta spirit dan doa nya tetap di GBKP.




Substansi masalahnya sebenarnya adalah dua. Apakah itu diajarkan atau itu sekedar diinformasikan. Lalu saya pun kembali membaca buku katekisasi GBKP terbitan tahun 2007. Ternyata kesimpulan saya ini bukan pengajaran GBKP,tapi sekedar informasi bagaimana gereja gereja harus berteologi dalam kenyataan masyarakat majemuk. Jadi GBKP tidak mengajarkan bahwa Yesus Salah Satu Juru Selamat.

GBKP percaya bahwa Yesus Kristus adalah satu satunya Juru Selamat. Namun dalam konteks kemajemukan, GBKP harus bisa menentukan kedudukannnya dalam hubungannya dengan (fakta) ada agama lain, seperti Islam, Budha, Hindu, Kung Fut She dan lain lain. Untuk lebih jelasnya begini kedudukannya.

Dalam buku katekisasi yang sudah diupayakan untuk disusun sebaik mungkin ini terdapat 52 kali pertemuan dengan beberapa Pokok Utama Bahasan. Bayangkan 52 kali pertemuan kalau dilakukan sekali seminggu, maka lamanya pertemuan itu adalah sebanyak 52 kali, jadi hampir setahun baru selesai.

Sub Pokok Bahasan Masyarakat Majemuk, dibahas pada prtemuan ke 51, yaitu pokok bahasan yang terakhir. Sebab pertemuan ke 52 atau terakhir hanya melakukan evaluasi, jadi tidak lagi membahas satu topik. Sub Pokok Bahasan Masyarakat Majemuk ini berada pada Pokok Utama Ibadah dengan Pokok Bahasan Ibadah dan semua aspeknya.

Tujuan khusus pembahasan mengenai Pokok Utama Ibadah adalah supaya peserta memahami bahwa sebagai manusia yang diselamatkan Allah, haruslah kehidupan orang orang Kristen sebagai ungkapan rasa syukur yang dinampakkan melalui pikiran, ucapan dan tindakannya. Inilah ibadah orang Kristen yang sejati (Roma 12 : 1)

Pembahasan mengenai SubPokok Bahasan Masyarakat Majemuk dibahas dengan tujuan agar peserta ngawan/katekisasi :
1. Memahami realitas kemajemukan (agama) dalam konteks kehidupan yang sebenarnya.
2. Memahami pandangan iman kristen terhadap keberadaan agama agama lain
3. Memahami sikap dan peran umat dalam konteks kemajemukan agama.

Semua pemahaman ini perlu dimiliki oleh warga GBKP untuk dapat mempraktekkan ibadah seutuhnya. (Seorang Doktor Teologi pernah berkata, kalau kita hanya mengenal dan memahami agama kita saja, berarti kita bisa dikatakan tidak beragama).

Jadi esensi dalam pelajaran ke 51 ini adalah supaya peserta ngawan dapat terus mempraktekkan ibadahnya meskipun hidup dalam masyarakat yang majemuk. Untuk menjelaskan masyarakat majemuk dalam agama tentu sebagai penganut agama kristen kita harus mempunyai pandangan terhadap agama agama lain (ada 3 aliran, akan saya bahas nanti) juga kita harus menyadari (berempati) mendengarkan apa pandangan agama lain kepada agama kristen.

Mungkin saja agama lain, berkata bahwa Yesus Kristus adalah Juru selamat untuk orang kristen. Kalau kita bahasakan kalimat ini dari perspektif Kristen , berarti Jesus Kristus adalah salah satu juruselamat, sebab bagi penganut Budha ada jalan keselamatan lain (menurut penganutnya), bagi Hindu ada jalan keselamatannya (menurut penganut Hindu) dan seterusnya.

Lebih rincinya pelajaran ke 51 ini berisi seperti berikut ini.
Terdiri dari dua bagian yaitu Uraian (I) dan Diskusi (II)

Dalam uraian digambarkanlah kemajemukan Bangsa Indonesia baik secara suku bangsa, agama dan adat istiadat termasuk tentang sejarah kedatangan agama agama ke Indonesia. Lalu ditekankan bahwa meskipun majemuk tetap perlu dijaga kebersamaan. Pada aline ketiga ada kalimat seperti ini : kemajemukan itu dapat menjadi kekayaan masyarakat apabila semua kelompok memberikan khazanah terbaik bagi kepentingan sesama. Pada pihak lain apabila setiap kelompok dalam masyarakat hanya mementingkan dalam kelompoknya maka masyarakat itu dapat mengalami konflik yang berkepanjangan.

Lalu kalimat ini disambung dengan alinea berikutnya (halaman 206) Untuk menjaga konflik tersebut Gereja perlu menyadari bahwa ia berada dalam masyarakat tertentu, tetapi tidak identik dengan masyarakat itu. Hal ini berarti Gereja harus menampakkan sikap setia kawan terhadap kelompok masyarakat setempat sehingga diakonia gereja yang selama ini hanya untuk kepentingan jemaat sendiri, perlu dibagikan kepada kepentingan lingkungan. Peka terhadap kebutuhan orang akan membuat jemaat pertama disukai semua orang ( Kis 3 : 47). Lalu diperkuat lagi dengan kalimat seperti berikut ini : Dalam bidang keagamaan, Gereja memberitakan Injil tapi gereja perlu mawas diri supaya ia tetap lemah lembut, tulus dan tidak angkuh, tetapi tetap dalam kebenaran. Dalam Masyarakat Majemuk Gereja tetap berpegang kepada kebenaran bahwa Yesus satu satunya jalan kepada Bapa (Yoh 14 : 6) dan tidak ada keselamatan di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Kis 4 : 12) Pada pihak lain kita sadar bahwa setiap agama mempunyai keyakinannya sendiri yang kepadanya mereka berpegang teguh. Mereka tidak menginginkan keyakinan mereka digugat oleh kelompok lain. Dalam hal ini orang Kristen juga tidak menyenangi kalau ada agama laing menggugat agamanya.




Semua yang huruf italic (miring) saya sadur dari tulisan di buku katekisasi. Jadi Jelas tidak ada substansi pengajaran di GBKP yang mengatakan bahwa Jesus Kristus salah satu jalan keselamatan . Nampaknya sahabat kita yang bertanya itu tidak membaca halaman ini, dia hanya membaca halaman berikutnya dimana ada penjelasan yang mengatakan bahwa “ ....itu berarti Yesus Kristus adalah salah satu jalan keselamatan dan mutlak bagi mereka yang percaya kepada kepadaNya”.

Saya belum sampai ke pembahasan ini. Saya berhenti dulu, besok akan saya singgung bagian ini. Kenderaan pulang sudah menunggu. Tulisan kedua besok lebih seru lagi dah. Sebab harus ada jawaban cerdas untuk pertanyaan : bagaimana kedudukan alkitab dalam masyarakat yang majemuk? Ataupun bagaimana memberikan identitas kekristenan yang terbuka dan dialogis? Atau perlukan dialog itu?

Besok atau lusa kita sambung lagi yach.....Terima kasih....

Komentar

Ananta Purba mengatakan…
Salut atas tulisan bagian pertama ini pertua, dan itulah adanya. Semoga teman teman kita yg selalu mempertanyakan isi sebagian tulisan di buku katekisasi GBKP menjadi faham adanya, Tuhan memberkati !
Analgin Ginting mengatakan…
Oke Bujur pe man bandu. Memang melala sitik sinungkunsa, bahkan ras aku pe pernah kang berdebat. Emaka kutulis enda gelah enggo jelas. Mejuah juah. GBU?

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023