Kebebasan beribadah dan kerukunan
beragama kembali ternodai. Kali ini
kejadiannya terjadi di Bandung. Sebuah
gereja yang sudah mendapat ijin resmi dari pemerintah seyogianya akan diresmikan oleh Walikota
Ridwan Kamil, pada hari Minggu 10 April 2016. Rangkaian acara mulai dari
pembukaan kunci, ibadah, dan peresmian sudah dipersiapkan secara apik oleh
panitia. Peristiwa peresmian oleh
Walikota ini akan menjadi ingatan abadi dalam
diri jemaat yang antusias mendatangi gereja termasuk dengan anak anaknya. Namun, apa yang terjadi? Pada menit menit penantian akan kedatangan
Walikota, yaitu setelah ibadah minggu selesai dilakukan, terjadi lah peristiwa yang sangat mengagetkan
seluruh jemaat dan anak anak kecil.
Walikota Bandung Ridwan Kamil
Mereka para demonstran tahu bahwa Ijin
pembangunan gereja sudah ada sejak tahun 2012, oleh sebab itu mereka membuat
alasan bahwa ijin gereja harus divalidasi ulang. Pendeta Sura Purba Saputra Purba, yang
menjadi gembala di Gereja GBKP Bandung Timur ini bahkan menilai tuntutan para demonstran itu
sangat mengada ngada. Sebab dijelaskan
oleh Pdt Purba bahwa "Izin
pembangunan gereja sudah keluar sejak 20 Juni 2012 lalu. Bahkan, ketika kami
diminta untuk memverifikasi ulang, kami sudah melakukan hal itu dan dinyatakan
legal.
Pada
bulan Desember 2015 Izin yang dikeluarkan itu sudah diverifikasi oleh Kepala
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) kota Bandung, Ema Sumarna, dan
dinyatakan sudah tak ada masalah.
Pdt Sura Purba Saputra Purba, Gembala GBKP Bandung Timur
Nah ijin inilah yang dibawa panitia
kepada Walikota Ridwan Kamil sehinggal beliau bersedia datang untuk meresmikan
pemakaian gereja yang terletak di sekitar Buah Batu Bandung.
Akhirnya,
meskipun jumlah jemaat yang hadir lebih besar dari demonstran pada waktu itu mereka memilih diam, tidak melakukan perlawanan.
Namun semua masuk ke dalam gedung gereja, dan di dalam mereka berdoa dan
bernyanyi sambil menangis meneteskan air mata.
Saat saat yang sudah dinantikan sejak belasan tahun yang lalu yaitu
keinginan untuk memiliki rumah ibadah kembali tidak jelas.
GBKP
adalah sigkatan dari Gereja Batak Karo Protestan yang merupakan tempat ibadah jemaat Suku Karo yang mayoritas
berasal dari Sumatra Utara. Dalam gereja ini sangat kental kesukuannya, dan
cenderung menjadi gereja yang inklusif.
Jemaat nya 99% adalah Suku Karo.
Jika ada suku yang lain menjadi warga GBKP itupun karena perkawinan campur. Bahasa pengantar ibadah dan semua kegiatan di
Gereja ini pun dilakukan dalam Bahasa Karo.
Jika ada kebaktian berbahasa Indonesia, itu karena melayani anak anak
muda yang sudah dewasa, lahir dan besar di Bandung. Karena pemakaian Bahasa Karo sudah jarang
mereka lakukan dan tidak memahaminya lagi.
Logo GBKP
Jadi
jika ada alasan para demonstran tidak suka kepada gereja ini karena takut
ekspansif, rasanya sulit sekali diterima.
Lalu apa sebenarnya alasan yang paling kuat dalam diri para demonstran yang dalam aksinya kemarin juga melibatkan anak anak? Sulit sekali dipahami dan diterima.
Sedangkan
bagi Walikota Ridwan Kamil, niat beliau untuk menghadiri peresmian GBKP Bandung
Timur ini sangat diapresiasi oleh warga GBKP di Seluruh Indonesia. Dan warga GBKP serta pimpinan Moderamen dan
Klasis Klasis GBKP di seluruh Indonesia, dapat memahami ketidak datangan
Walikota Ridwan Kamil, karena dalam suasana yang riuh dengan teriakan teriakan kemarin memang sebaiknya
lah Walikota Ridwan Kamil tidak berada ditempat.
Kehadiran
Warga Suku Karo di Bandung sudah sejak puluhan tahun yang lalu, boleh dikatakan
sejak kemerdekaan pada tahun empat puluhan.
Mereka inilah yang bergabung dalam gereja GBKP. Mereka pasti sudah ikut berpartisipasi dalam seluruh pembangunan Kota Bandung. Profesi mereka pun bermacam macam, dari
pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswastawan dan sebagian lagi anak anak muda
yang bersekolah dan kuliah untuk menuntut Ilmu di kota pelajar ini. Jadi warga Suku Karo yang
di Bandung pasti semua merasakan bahwa
Bandung adalah kota mereka.
Wajarlah
jika menginginkan dan merindukan adanya
tempat ibadah di kota mereka, di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lalu bagaimana kelanjutannya setelah
peristiwa kemarin? Saya yakin seluruh warga GBKP Bandung Timur pada saat ini
sedang berdoa, dan mengahayati kembali makna Paskah, peristiwa kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus. Lalu mereka akan berdoa dan meminta kepada Tuhan
Yesus sebagai kepala gereja untuk memperhatikan dan memulihkan gerejaNYA di
kota kembang Bandung.
Warga
GBKP atau warga Kristen dimana pun berada di muka planet ini tidak akan
bereaksi terhadap kekerasan dan ketidak setujuan pihak lain kepada mereka,
mereka akan memilih aksi damai, lembut dan membiarkan kembali Pemerintah Kota
untuk mencari solusinya. Sebab kehadiran
gereja di kota manapun, bukan untuk membuat rusuh dan ketidak nyamanan. Bahkan
salah satu ayat yang paling terkenal dan diketahui serta dihayati oleh seluruh
umat Kristen adalah apa yang ditulis pada Yeremia 29 : 7
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana
kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab
kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
Umat
GBKP di Kota Bandung dan seluruh umat GBKP di semua kota dan tempat di
Indonesia akan berdoa agar Pemerintah Kota
Bandung dibawah Pimpinan Walikota Ridwal Kamil mendapatkan solusi terbaik dan
GBKP Bandung Timur suatu saat bisa dibuka secara resmi dan menjadi tempat
ibadah bagi umatnya. Semoga.
Komentar
Ya...tapi segala sesuatu masih bisa terjadi senina, Ingat pesan Pengkhotbah...Indah pada waktunya. Kita tetap berharap semuanya ending nya akan baik. Tks.
Bhineka Tunggal Ika masih dalam proses menuju kejayaannya.
Tks. Mejuah juah.