Featured Post

GBKP Menjadi Keluarga Allah yang Diutus untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia bagi Seluruh Ciptaan

Gambar
  (Markus 16:15; 1 Pet 2:9-10) Ceramah utuk Konvent Pendeta GBKP Wilayah 4 (7 Nov.2025) Pdt.Prof.Dr.Risnawaty Sinulingga MT.h Pengantar Puji Syukur kepada Tuhan untuk kesempatan berharga saat ini dalam menyampaikan ceramah tentang visi baru gereja GBKP. Ceramah ini disampaikan menurut perumusan visi, dianalisa berdasarkan teks acuan (Markus 16:15 dan 1 Petrus 2:9-10), dibandingkan dengan panggilan gereja dalam Tata Gereja GBKP. Rumusan visi dan panggilan GBKP yang sedikit berbeda dengan teks acuan Alkitab, menunjukkan bahwa GBKP memiliki landasan dogmatis yang cukup kuat dalam perumusan vissi ini. Dalam bagian pertama ceramah, akan dipaparkan makna kata-kata dalam visi yaitu “Menjadi Keluarga Allah yang Diutus”, “Untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia” dan “Bagi seluruh Ciptaan”. Penjelasan ini penting bukan saja karena merupakan bagian dari visi GBKP, tetapi karena adanya perbedaan dengan kalimat teks Alkitab (“…beritakanlah Injil kepada segala makhluk…”) dan panggi...

Metode Andre Wongso Meredam Kemarahan Ahok

Ahok memang luar biasa, dan menjadi fenomena  yang sangat menjanjikan bagi perkembangan politik Indonesia ke Depan.  Pilihannya untuknya maju lewat jalur independen adalah sebuah pilihan yang sangat tepat, jitu dan menakjubkan.  Kemarin Hari Senin 11 April 2016 Teman Ahok mengadakan syukuran karena sudah mampu mengumpulkan KTP sebanyak 533. 420 buah, dan angka ini sudah memenuhi persyaratan untuk maju sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur yang meminta syarat dukungan 7,5 % dari jumlah pemilih.  




 Ahok atau Basuki Tjahja Purnama Ahok dan pasangannya calon Wakil Gubernur Heru Budi Hartono menjadi pasangan yang pertama yang sudah siap bertarung dalam Pilkada tahun depan. Sementara partai partai politik yang lain masih bermanuver mencari cari calon yang akan didukung, Ahok dan Heru sudah siap.  Sementara partai politik dan calon calon yang lain masih berfikir fikir maka Ahok dan Teman Ahok sudah bertindak duluan dan siap bertarung.

 Ahok mampu bertindak cepat, dan Ahok mampu bekerja secara kolaboratif dengan anak anak muda yang berasal dari Generasi Y di Teman Ahok.  Dan hasilnya  sangat menakjubkan, dan hasilnya meninggalkan pertanyaan yang besar tentang eksistensi partai Politik. 

Banyak kelebihan Ahok, antara lain seperti yang dilontarkan oleh bakal calon rivalnya Adhyaksa Dault, Saya harus bilang Pak Ahok itu bagus seperti e-budgeting tapi komunikasi juga penting. Pada kutipan pernyataan diatas selain menyebutkan kelebihan Ahok, Adhyaksa juga menyentil kelemahan Ahok yaitu caranya berkomuikasi.

 Lebih jauh Adhyaksa Dault mengatakan Perlu pemimpin yang humanis dan tegas bukan yang ngomongnya kasar. Ahok memang bersuara lantang dan tegas dianggap Adhyaksa bersuara keras bahkan kasar. Sebelum sebelumnya Haji Lulung, dan anggota DPRD yang lain juga sering mengatakan bahwa Ahok bersuara keras atau kasar.

Bagaimana dengan Anda  para pembaca sekalian?  Apakah Anda juga sependapat menyimpulkan bahwa  Ahok berbicara kasar dan perlu diperbaiki?   Kalau memang Ahok bersuara keras dan kasar mengapa anak anak muda Teman Ahok yang digolongkan dari Generasi Y, generasi yang sangat rasional, bekerja dengan mengutamakan kerja sama (team work) dan bergerak cepat mau bekerja sama dengan Ahok dan sukses? Apakah Ahok memang harus memperbaiki cara dia berkomunikasi? 

Atau jangan jangan kasar atau lembutnya Ahok sangat ditentukan oleh pribadi orang yang mendengarnya? Andre Wongso pernah menyampaikan sebuah pendapat yang sangat menarik tentang cara seseorang mempersepsi komunikasi orang lain

 Kalau kamu memanjakan dirimu, maka  semua orang terasa keras dan kasar, Akan tetapi  Kalau kamu keras kepada dirimu sendiri, maka semua orang terasa lembut dan nyaman. 

Jadi semua orang yang merasa bahwa Ahok berbicara keras dan kasar adalah orang orang yang terbiasa dimanja atau memanjakan diri.  

Sedangkan anak anak muda Teman Ahok yang senang bekerja dengan Ahok adalah anak anak muda yang terbiasa hidup keras dan tidak pernah dimanja. Kalau begitu bukan Ahok yang perlu merubah gaya komunikasinya, yang penting dia tetap mempertahankan kejujuran dan ketegasannya dalam mensukseskan proyek proyek di DKI.  Kita doakanlah agar Ahok tetap menjadi Gubernur di Ibukota Republik Indonesia. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025