Natal Adalah Peristiwa Penguatan Keluarga Terhebat
Hampir saja Natal akan diwarnai dengan perceraian. Jika hal ini sampai terjadi, maka selamanya natal bukanlah sebuah peristiwa yang menggembirakan. Namun perceraian itu tidak sampai terjadi meskipun sudah diujung tanduk yang sangat runcing dan tajam. Karena intervensi yang maha Agung dari Allah Bapa, dan berkat ketaataan yang amat hormat dari Malaikat, maka peristiwa natal berubah menjadi sebuah moment kehidupan rumah tangga yang amat mulia.
Jusuf sang calon suami sudah tiba pada sebuah keputusan bulat. Dia akan meninggalkan Maria, sang tunangan abadinya. Karena sebuah “Pengkhianatan” yang amat mneyakitkan rasa dan nalar. Maria tiba tiba hamil diluar nikah. Seorang wanita yang lugu dan sebelumnya sangat terlihat suci tiba tiba melampaui kodrat kewanitaannya. Maria mengingkari semua kata kata dan komitmen yang bisa muncul dari otak dan lidah manusia.
Sebuah kejadian yang Astral yang dia alami hanya bisa dia respon dengan perkataan yang paling dalam dan tulus oleh Gadis Remaja bertunangan, bahkan oleh semua umat manusia : "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Maria sudah siap untuk menerima segala risiko yang akan timbul dalam hidupnya atas intervensi Roh Kudus yang menghamilinya, termasuk bayangan kehilangan suami yang sungguh sangat dia cintai.
Namun ada sebercik keyakinan dalam gumpalan keraguan, bahwa ada peristiwa serupa yang dia ingat pernah terjadi hampir 2000 tahun yang lalu. Kali inipun berkaitan dengan seorang anak, dalam suatu rumah tangga yang paling dan amat terkenal sepanjang Masa. Ishak nama anak 9 tahunan itu akan dikorbankan, padahal kelahirannya sudah dinanti puluhan tahun sampai masa menopause pun tiba bagi ibunya. Kelahirannya pun terjadi atas intervensi Sang Maha Agung, Allah Bapa. Sebab dalam semua logika manusia tidah mungkin terjadi.
Bayangkanlah mana lebih sulit mengandung di luar nikah, atau mengandung dalam masa sesudah “kering” sesudah peristiwa bulanan wanita dewasa hilang lenyap? Lebih sulit mana? Ahh ternyata jawabnya adalah : “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Lukas 1: 37).
Dan anak yang sudah lahir berusia 9 tahunan ini atas keinginan Tuhan akan dikorbankan diatas puncak bukit, dan sang ayahandanya sendiri yang akan menyembelihnya. Namun pada detik menuju pengorbanan yang sulit dipahami, Tuhan Allah memberikan gantinya berupa seekor domba. Tidak jadi ada masalah dalam keluarga Abraham. Tidak jadi ada penyesalan dalam diri wanita tua nan cantik “Sarah” yang telah melahirkannya. Sukses lah Abraham mempertanggung jawabkan imannya. Lenyaplah sudah alasan untuk memberikan korban manusia kepada dewa dewa yang jati dirinya adalah iblis.
Ingatan ini meneguhkan Maria, maka apapun yang kan terjadi pada diriNya adalah atas kehendak Sang Maha Kuasa, dan atas misi menyelamatkan umat manusia.
Malam itu ada peristiwa sangat aneh menimpa dirinya. Ingatannya tertuju kepada Jusuf Sang Kekasih tunangannya. Ada perasaan takut yang dia alami tentang diri kekasihnya itu. Di seberang sana Jusuf pun amat gelisah membulatkan pikirannya. Dalam pikiran yang amat rumit, dan hati yang amat sakit terkhianati dia akan meninggalkan Maria tunangannya. Diam diam dia akan pergi menuju ujung jalan yang tak terbayangkan. Membawa puing puing hati yang hancur, runcing tajam menusuk nusuk harga dirinya.
Namun sebuah intervensi Agung dari Sorga kembali melakonkan peranan terhebatnya. Paling hebat dari semua scenario yang mungkin ditulis manusia. (Kisah ini akan menjadi kisah percintaan terhebat dalam seluruh sejarah industri perfilman dunia yang katanya pusatnya di Holywood dan Bollywood). Sebuah kejadian amat nyata masuk ke dalam mimpi Jusuf, yang pada saat itu mempunyai panjang gelombang antara sadar dan bawah sadar, Lalu muncul lah sepotong perkataan yang disutradari langsung dari Sorga
"Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.
Apa alasan Hanung Bramantyo membuat Film “Cinta Tapi Beda”? Hanya untuk sebuah hiburan dan sebuah perenungan. Ide film yang muncul dari Cerpen yang ditulis oleh seorang remaja bernama Dwitasari ini akan menjadi perbincangan selama beberapa saat. Namun skenario yang difilmkan dari sorga akan menjadi perbincangan selama lamanya.
Jusuf pun takluk dalam kemenangannya sebagai laki laki. Dia membuang pikiran untuk meninggalkan Maria tunangnnya. Dia mengaminkan perkataan Malaikat yang dibawanya dari Surga. Besok pagi dia berbegas datang ke rumah tunangannya itu. Berlari dia mengetuk pintu, dan matanya menatap Maria yang tadi malam gelisah memikirkannya, tangannya terbuka untuk medekap mesra Kekasihnya dalam dekapan agung yang mengandung seluruh rasa.
Lama sekali Jusuf memeluk Maria tanpa mengeluarkan seluruh kata. Perasaan mereka bersatu, nyambung antara satu dengan yang lain, karena dikehendaki demikian dari Surga. Selanjutnya adalah keabadian yang setiap saat, setiap tahun memberi inspirasi kepada semua umat manusia, bahwa rumah tangga adalah kehendak Tuhan. Pasangan suami dan istri, sekali untuk selamanya dan itu yang diinginkan dari Surga, serta menjadikan semua keluarga dan rumah tangga sebagai alat untuk memuliakan Tuhan.
Komentar