Masih ingat Aceng Fikri yang namanya melambung
menjadi perbincangan di seluruh dunia? Benar dia adalah Bupati
Kabupaten Garut yang heboh karena berhasil menceraikan istrinya yang
bariu dinikahinya selama 4 hari. Proses perceraiannya pun sangat aneh
dan amat mengeritken dahi, yaitu melalui sms. Surat cerai dia tulis di
gadget atau smart phone nya, tentu isinya pun sangat ringkas dan to the point,
lalu Klik. Hanya satu kali klik, surat elektronik itu menyebar mencari
tangan pemegang hp dimanapun dia berada. Keujung dunia manapun dia,
asal nomornya klop, maka surat itu akan datang membawa beritanya.
Berita menggelagar itu menggoncang Fany Octora, gadis belia berusia 18
tahun, Sang Istri Baru yang dicerai. Baru 4 hari Choy…, lalu dicerai.
Alasannya sangat merendahkan kaum wanita, katanya tidak perawan lagi.
Lalu sms perceraian itu dibumbui dengan makian dan hinaan kata kata
“Penipu”.
Ah dasar laki laki, wanita muda itu dikawini, ditiduri, lalu setelah
itu dikatakan tidak gadis lagi dan diceraikan lewat pesan singkat sms.
Betapa pernikahan hanya dijadikan untuk arena g pemuasaan nafsu. Laki
laki itu sangat melecehkan wanita dan merendahkan nilai nilai
kemanusiaan. Akibatnya kita semua sudah tahu.
Kisah yang hampir mirip pernah terjadi sekitar dua ribu tahun yang
lalu. Seorang laki laki yang sangat lugu, bukan Bupati tapi hanya
tukang kayu biasa mendapati tunangannya tiba tiba hamil. Padahal dia
belum resmi menikah, baru bertunangan. Menurut adat saat itu kalau
masih bertunangan dilarang sekali mencium apalagi menyetubuhi
tunangannya. Si laki laki yang bernama Jusuf ini jelas sekali sangat
terkejut campur marah, sedih campur kecewa, stress campur nekad
menghadapi peristiwa ini.
Dia bermaksud menceraikan diam diam tunangannya dengan cara
meninggalkannya. Dia tidak memakai hp nya dan mengirimkan sms
percerarian kala itu bukan hanya karena hp nya tidak ada atau belum ada,
tapi karena sikap dan attitude serta sistem nilainya yang tidak sedikitpun menimbulkan niat seperti itu.
Jusuf si laki laki bertunangan ini berfikir keras, dan niatnya sudah
bulat untuk melarikan diri supaya dirinya dan nama besar keluarganya
tidak terkena aib karena kehamilan tunangannya diluar nikah.
Pada titik kritis yang paling genting, pada malam hari dia mau lari
sejauh mungkin, sebuah bisikan halus datang kedalam mimpi di tidurnya.
Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai
isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Yusuf akhirnya mengikuti pesan halus yang sangat berwibawa itu.
Mendampingi Maria dalam proses persalinan anak yang dikandungnya.
Peristiwa itu lalu dikenang manusia sepanjang jaman, dan dirayakan di
seluruh pelosok dunia sebagai hari raya Natal, memperingati kelahiran
Yesus Kristus.
Makna Pernikahan.
Seorang rekan pernah mengatakan bahwa manusia perlu menyadari dan mempertahankan pandangan bahwa pernikahan itu sakral dan sarat dengan makna yang amat hakiki dalam kehidupan. Pernikahan bukan hanya bermaksud untuk menciptakan kesempatan bersenang senang atau rekreasi, tapi lebih dari itu pernikahan adalah upaya manusia untuk berkreasi, menciptakan untuk mewariskan sesuatu dalam kehidupan ini.
Ringkasnya adalah bahwa sebuah pernikahan harus dipandang sebagai perwujudan rencana Allah dalam kehidupan manusia. Ide untuk menikah itu datang dari Allah sendiri, untuk membuat kehidupan manusia itu sempurna dan mampu berketurunan. Dan keturunan manusia, yakni anak anaknya lahir dari pria dan wanita yang bergabung dalam satu ikatan kasih yang kekal. Dan karena pernikahan adalah ide Allah, maka manusia harus menyikapinya dengan sakral dalam arti sekali menikah maka harus lah dijaga dan dipertahankan selama lamanya. Yusuf jelas mempertahankan pernikahannya karena itu adalah rencana Allah.
Komentar