Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Ahh, Hebat Sekali Orang Karo Yang Satu Ini

Sekitar 6 tahun yang lalu saya membaca sebuah artikel dalam satu majalah bisnis yang menceritakan seorang kepala riset dalam perusahaan farmasi terbesar di Amerika Serikat  ingin keluar dari perusahaannya.  Alasannya  keluar sangat kuat dan sangat pribadi.  Ditahan dengan cara apapun nampaknya dia tidak mau lagi karena sudah belasan tahun berkarier ditempat itu.


Seluruh persyaratan administrasi sudah dipenuhi, segala kewajiban kewajiban nya dan hak hak nya pun sudah diselesaikan dengan cara yang win win.  Dia akan keluar dengan baik baik meninggalkan perusahaannya.


Namun setelah keluar,  syukur bagi perusahaan lamanya ini jika dia tidak memilih bekerja lagi di perusahaan farmasi kompetitor.  Namun jika dia bekerja diperusahaan kompetitor, dan dia membawa serta pengetahuannya dari perusahaan lama, maka perusahaan nya yang lama akan merasa rugi sekali dan bisa bisa market share nya tergerusi oleh perusahaan kompetitor.  Maklum diperusahaan Farmasi  sangat mementingkan hasil riset terhadap temuan temuan baru.  Maka itu,  jika  salah satu asset (Human Capital) terbesar adalah tenaga tenaga periset, apalagi kepala perisetnya.


Sang Chief Excecutive Officer (CEO) pada saat itu ingin mengadakan percakapan terakhir dengan kepala risetnya yang mau keluar.  Lalu kepala riset ini diundang untuk bercakap cakap santai, dan dipilih tempatnya di rumah sang CEO.  Dia disuruh datang pada pagi hari dan mereka akan bercakap cakap sambil sarapan pagi.  Sang kepala riset ini berfikir mungkin dari rumah nanti bosnya akan mengajak dia pergi ke suatu restaurant untuk tempat sarapan dan percakapan mereka.


Namun begitu sampai dirumah atasannya sang CEO, dia langsung diajak ke dapur dan dipersialahkan duduk. Si CEO berkata, silahkan kamu duduk, saya kan memasak sarapan pagi  sambil kita bercakap cakap.


Heran  dan terkejut sekali si kepala riset yang mau keluar ini mendapat tawaran dibuatkan sarapan pagi oleh atasannya di dapurnya.




Benar, sang CEO mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk membuatkan sarapan pagi untuk mereka berdua.  Dan sambil menikmati sarapan pagi mereka bercakap cakap.  Tadinya rencananya hanya dua jam, tapi pada saat itu mereka bercakap cakap sampai sore.


Ketika suatu saat  teman teman si kepala riset ini ditanya di kantor mengapa tidak jadi keluar, dengan enteng dia menjawab :  “Siapa yang sampai hati meninggalkan seorang teman yang bersedia membuatkan sarapan pagi untuk kita”.


Ternyata sentuhan kemanusiaan, keterbukaan,  dan kesetaraan berfikir  bersikap dan berbuat lah yang membuat seseorang bertahan lama disuatu tempat.


Kisah yang mirip baru saja terjadi di Indonesia.  Namun kali ini berbalik.  Bukan CEO menahan anak buahnya yang mau keluar, namun anak buah lah yang mampu menahan kepindahan seorang CEO yang mau keluar. Begini ceritanya.


Karena mampu menciptakan keuntungan yang sangat spektakuler diperusahaan yang dia pimpin Elia Massa Manik hendak ditarik dari Elnusa karena hendak dipromosikan untuk menjadi CEO pada salah satu BUMN terbesar di Indonesia.  Beberapa menteri yang menjadi atasannya hendak mempromosikan dia, termasuk juga dengan mengusulkannya langsung kepada Presiden SBY.


Rencana ini didengar oleh karyawan di PT Elnusa, dan para karyawan tidak setuju dengan kepindahan pimpinan  yang sangat dekat dengan hati mereka.  Para karyawan sangat kagum dan merasa dekat dengan pimpinan yang berpenampilan sangat sederhana dan menghindarkan protokoler.  Apalagi terbukti bisa meraih keuntungan hampir 400 % hanya dalam waktu satu satu tahun.


Tanpa dikomando oleh siapapun para karyawan ini pada suatu sore bermai ramai datang berkunjung kerumah sang CEO Elia Massa Manik.  Mulai dari managemen atas sampai office boy (OB) pun turut serta, sebagai bukti bahwa semua level karyawan sangat menyukai pimpinannya.  Mereka semua menyampaikan isi hatinya yang intinya ketidak setujuan kalau Massa Manik meninggalkan Elnusa pada saat ini.  Bahkan ada karyawan yang sampai menangis saat mengatakan keinginannya untuk tetap dipimpin oleh sang atasan.


Ketika beberapa hari  kemudian Massa Manik  mengatakan tidak jadi keluar, saya bertanya apa alasannya.  Beliau mengatakan salah satu alasannya adalah tangisan anak buahnya.  “Saya tidak sampai hati meninggalkan karena mengingat  tangisan mereka”, katanya.   Lagipula saya merasa belum tuntas membentuk kerangka bisnis Elnusa,  katanya menambahkan.


Sebuah tangisan berhasil membuat sang CEO tetap bertahan.  Betapa sentuhan kemanusiaan, keterusterangan terbukti kembali membuat seseorang bertahan didalam satu organisasi.  Padahal tawaran yang diberikan kepadanya adalah menjadi pimpinan pada organisasi yang berlipat lipat kali lebih besar.


Pelaku The 8 Habit.


Massa Manik bukan hanya pimpinan hebat  yang lemah management skill nya.  Atau manager hebat  yang lemah ledership skill nya.  Tapi Massa Manik adalah seorang yang paripurna, dua duanya hebat.  Leadership skill dan Management skill nya sama sama hebat.   Buktinya, target  Elnusa tercapai bahkan melebihi harapan, dan karyawannya semua berani mendekat dan berbicara langsung kepadanya.


1356151110740851545
Massa Manik Menyatu Dengan Karyawan PT Elnusa. Sumber Foto : Elnusa.Co.id


_
Bahkan yang paling mengagumkan adalah ditemukannya visi 25 tahun PT Elnusa.  Yaitu perusahaan ini  dibawa untuk menguasai market share 25 persen.  Apa yang dilakukan untuk mencapainya, sudah disusun dengan sangat rapi untuk 5 tahun pertama (lihat tulisan sebelumnya disini).


Pada masa 5 tahun kedepan akan dianggarkan investasi lebih kurang $ 500 juta, dengan rata rata $100 juta setiap tahunnya.  Strategi yang akan dicapai adalah dengan merubah konsep bisnis tidak lagi hanya sebagai perusahaan jasa pada industri hulu minyak dan gas.  Namun menjadi perusahaan yang menyuplai  energi yang dibutuhkan oleh setiap industri minyak dan gas dan juga industri lainnya.  Juga direncanakan agar mampu Go International sejak  tahun 2013.


Investasi didapat dengan mengadakan right issue pada tahun 2014, dan juga mengadakan road show ke bank bank untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga yang paling lunak.  Beberapa Bank menawarkan diri dengan memberikan pinjaman sampai $ 500 juta.  Mereka belum memutuskan meminjam dari bank mana, karena akan mempertimbangkan dengan ketat serta memilih bank dengan suku bunga pinjaman yang paling kecil.


Grand Design untuk 25 tahun kedepan pun menurut Massa Manik akan mereka selesaikan dijung tahun ini.  Sehingga road map 25 tahun kedepan untuk meraih market share 25 % sudah terang dan jelas.  Tentu semangat kerja keras karyawan untuk meraihnya pun akan meningkat jika design nya jelas kata Massa Manik.


Punya Visi dan Misi yang jelas,  strategi pun sudah disusun,  lalu karyawan diberdayakan secara mental (pengetahuan dan ketrampilan),  memperhatikan kesejahteraan  dan perumahan karyawan, lalu memimpin dengan hati dan keteladanan adalah strategi Massa Manik dalam memimpin PT Elnusa.   Strategi Massa Manik sangat sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Steven Covey dalam bukunya The 8 habit.  Bahwa seorang pimpinan harus selalu mengingat 4 dimensi manusia; mental, hati, tubuh dan jiwa.


Mental butuh pengetahuan, visi dan sasaran untuk dicapai.   Hati butuh sentuhan dengan cara mendengarkan mereka dan melengkapi dengan startegi untuk mencapai visi.   Tubuh butuh kekuatan,  makanan dan  kesehatan dengan  cara menghilangkan semua pikiran negatif dan stress,  butuh ransum.   Serta jiwa membutuhkan kebanggaan. Jiwa menunggu  keteladanan.  Jangan biarkan mereka sendirian, tapi pimpinan itu harus serta merta datang membantu setiap saat anak buah membutuhkan bantuan. Inilah profesionalisme.


Massa Manik ternyata telah mempraktekkan kepemimpinan berdasarkan konsep The 8 Habit, di PT Elnusa yang dia pimpin sehingga mampu  melakukan terobosan out of darkness dengan gemilang.   Temukan suara hatimu, dan bantu mereka semua menemukan suara hati mereka, adalah slogan Steven Covey untuk meringkaskan The 8 Habit  yang sangat berguna itu.



Ahh hebat sekali dan membanggakan sekali berita ini di tengah maraknya berita berita tak sedap di sekitar perusahaan ber plat merah, BUMN.  Tidak salah kalau PT Elnusa diusulkan  sebagai percontohan (kepemimpinan dan penciptaan ulang strategi bisnis) perusahaan perusahaan ber plat merah, sehingga suatu saat semua BUMN bisa meraih keuntungan yang masuk ke kas negara.  Dampaknya  para karyawan dan pimpinanannya pun bangga serta mempunyai keberanian menolak tekanan tekanan dari Anggota DPR. Selamat Natal…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023