Catatan Tambahan PJJ 16 - 22 Maret 2025

Tokoh
reformator Johanes Calvin pernah berkata bahwa khotbah adalah tanda
anugerah Allah yang besar terhadap manusia oleh karena manusia dapat mendengar
suara Allah, dan sekaligus bertemu dengan Allah. Artinya seseorang
yang bertugas berkhotbah maka dia lah yang mempertemukan manusia dengan Allah, dan dalam pertemuan itu manusia mendengar suara dan berdialog dengan Allah.
Mempertemukan antara seseorang dengan menteri,
mempertemukan seseorang dengan bupati, walikota dan gubernur saja sudah hebat
banget, apalagi kalau mempertemukan seseorang dengan Presiden langsung, (yang
terakhir ini modalnya 1 Colt Diesel Jeruk dari LMD, hahahah) pasti lebih
hebat. Namun secara spiritual berkhotbah
lebih dari itu karena membuat bertemu dan berdialog antar manusia dengan Allah.
Amin ?
Lalu apa upah nya bagi si pengkhotbah kalau dia
mempertemukan manusia / jemaat dengan Allah sendiri ? Masih ingat PJJ kita
sekitar 2 minggu yang lewat saat kita membahas kitab Heber (Ibrani)? Ada tertulis “Dibata bujur nge.
Labo pagi ilupakenNa dahin si enggo idahikenndu e. IingetNa
nge keleng atendu nandangi Ia, si icidahkenndu arah nampati teman-temanndu
kalak Kristen, subuk si enggo idalankenndu bage pe si paksana idalankenndu (Heber
6 ; 10)” Orang yang berbuat baik pasti diingat Tuhan, Jadi seluruh perbuatan baikndu pasti diingat
Tuhan dan suatu saat Dia akan melimpahkan anugerahNYA dalam memenuhi seluruh
kebutuhanndu .
Sekarang
mari kita lihat terlebih dahulu apa yang lebih berharga dimata Tuhan ? Bekerja
atau berkhotbah ? Lebih penting mana Etos atau Logos. Etos adalah perbuatan
sedangkan Logos adalah Firman Tuhan.
Saya pernah berdiskusi dengan Sekum GBKP 2 periode, Pdt Simon Tarigan
alm di suka Makmur pada sekitar tahun 2004. Dengan
penuh keyakinan aku berkata bahwa Etos atau perbuatan atau praktek jauh lebih
penting daripada logos (kata/ Firman) atau Pathos (alasan atau motivasi ) perasaan saat melakukan suatu presentasi
(dorongan hati) . Dengan lembut mama
pendeta itu berkata, sebenarnya tanpa Logos tidak ada dunia, tidak ada kehidupan ini. Sebab segala sesuatu dijadikan melalui Logos. Terkesima saya waktu itu, ingin melanjutkan argument
saya, namun dalam hati aku mengakui kebenaran pendapat mama pendeta ini
Jadi berkhotbah
adalah sebuah pekerjaan yang teramat penting dan teramat berharga dalam
kehidupan manusia. Namun sekali lagi
berkhotbah ya, bukan berpidato. Sebab
berpidato menyampaikan gagasan gagasan manusia, sedangkan berkhotbah
menyampaikan gagasan gagasan dan pikiran Tuhan kepada jemaat Nya. Jadi si pengkhotbah bukan menyampaikan
pikiran kemanusiaannya, namun menyampaikan pikiran Tuhan Allah sendiri.
Nah saya
mencoba mengkalkulasi berapa sebenarnya upah seorang pengkhotbah , saat dia
dipilih Tuhan untuk merancang pertemuan umatNya dengan diriNYA sendiri ? Inilah hasil perenungan saya .
A. Mempersiapkan Khotbah
1. Membaca teks khotbah
2. Mengikuti Sermon
3. Menulis draf Khotbah
4. Berdoa dan berserah penuh kepada
Tuhan
B. Menyampaikan khotbah pada hari H
1. Membuat pembukaan yang menarik
2. Menciptakan suasana sakral pertemuan
dengan TUhan
3. Membaca Teks khotbah
4. Menjelaskan arti dan makna teks
kepada jemaat
5. Menjelaskan pengkenaina (implementasi)
6. Saat berkhotbah apakah dia
menjelaskan pikiran Tuhan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang sehingga
jemaat merasa bertemu dengan Tuhan ?
C. Memperkirakan dampak khotbah terhadap
jemaat (setelah khotbah selesai)
1. Jemaat tertarik dengan khotbahnya
2. Jemaat mengerti dengan khotbah nya
3. Jemaat terdorong untuk melakukan
khotbahnya ?
Setiap point diatas diperhitungkan upahnya dengan mata uang / keping surga. Sehingga bisa dihitung berapa keping upahnya
saat dia berkhotbah .
Bagian A
· Membaca teks khotbah upahnya 1 keping
sekali baca, kalau 10 kali berarti 10 keping
· Mengikuti sermon 5 keping, kalau
tidak ikut sermon berarti 0
· Menulis draf khotbah 1 keping sampai
5 keping
· Berdoa dan berserah kepada Tuhan 1
sampai 10 keping
Bagian B
· Membaca Teks Khotbah dengan baik 1 –
5 keping
· Membuat pembukaan yang menarik 1 – 5 keping
· Menciptakan suasana sakral pertemuan
dengan Tuhan 5 – 10 keping
· Menjelaskan arti dan makna teks
kepada jemaat 1 – 10 keping
· Menjelaskan pengkenaina (implementasi
khotbah dalam kehidupan) 1 – 20
· Menjelaskan khotbah dengan baik dengan
penuh kelembutan dan kasih sayang Tuhan sehingga jemaat benar benar merasakan
pertemuannya dengan TUHAN ALLAH 1 – 20 keping
Bagian C
· Jemaat menunjukkan ketertarikan 1 – 5
keping
· Jemaat mengerti dan menemukan kerygma
khotbah 1 – 10 keping
· Jemaat terdorong untuk melakukan
seperti pesan kerygma khotbahnya 1 – 20 keping
Total perolehan Bagian A adalah 1 + 0 + 1 + 1 = 3 keping (minimal) sampai
dengan 10 + 5 + 5 + 10 = 30 Keping (maksimal)
Total perolehan Bagian B
adalah 1 + 1 + 5 + 1 + 1 + 1 = 10
keping (minimal) sampai dengan 5 + 5 + 10 + 10 + 20 + 20 = 70 Keping (maksimal)
Total perolehan Bagian C adalah 1 + 1 + 1 = 3 keping (minimal)
sampai dengan 5 + 10 + 20 = 35 keping (maksimal)
Jadi setiap kali berkhotbah seorang serayan Tuhan minimal dapat 3 + 10 + 3 = 16 keping uang surga . Ini kalau khotbahnya asal asalan persiapannya dan tidak ikut sermon pula. Namun jika khotbah nya benar benar dipersiapkan dengan sepenuh hati, ikut sermon dan saat khotbah dia benar benar mempersiapkan diri serta berdoa untuk mengundang kehadiran Tuhan maka perolehannya bisa mencapai 30 + 70 + 35 keping yaitu 135 keping. Ada perbedaan menyolok antara dua orang yang berkhobtah, bernilai 16 keping atau 135 Keping . Sama sama berkhotbah tapi nilai nya berbeda?
Lalu ada yang bertanya berapa kah nilai nya 1 keping itu ? Ah ini sangat ditentukan iman percaya setiap orang yang berkhotbah. Apakah 1 keping setara dengan 1 Rupiah atau 1
Dollar atau 1 Euro atau 1 Bitcoin ??? Kalau
aku percaya lebih dari itu semua, ini keping uang yang disiapkan Tuhan sendiri
sebagai upah bagi setiap orang yang berkhobah. Lebih tinggi dari mata uang
apapun di dunia, lebih besar dari komoditi apapun didunia ini. Amin teman teman ? Dan ingat tidak semua orang bisa berkhotbah,
tapi semua orang bisa berpidato.
Jadi beberapa kesimpulan yang bisa kita lihat adalah
1. Setiap orang yang berkhotbah
diperhitungkan Tuhan dan ada upahnya. Kita selalu berkata “upahmu besar di
sorga”.
2. Jangan pernah lagi menolak untuk
berkhotbah. Menolak berkhotbah berarti
menolak keping surga yang sudah disediakan Tuhan . Seorang Teolog besar abad 20 mengatakan “Berkhotbah
adalah keberuntungan manusia. (Terkutuklah saya jika saya tidak
mengkhotbahkan injil. John RW Stot )
3. Kalau seseorang sudah pernah
berkhotbah maka dia sudah punya tabungan di sorga. Jadi jangan pernah takut lagi dalam hidupndu,
tentang ekonomi, tentang masa depan Pendidikan
anak, tentang segala sesuatu yang kam butuhkan dalam hidup ini. Jangan pernah lagi menolak penempatan
pelayananndu, jangan pilih daerah “basah” menolak daerah “kering”. Istilah basah dan kering bagi politisi atau
pejabat dunia, bukan bagi pengkhotbah.
Amin ? Bayangkan lah jika satu
tahun kam dua kali saja berkhotbah , berarti kam sudah minimal memperoleh 32
keping. Apalagi kam berkhotbah 40 kali
dalam setahun dan nilai khotbah ndu 135 keping.
Sudah berapa keping tabunganndu di Bank paling aman di alam semesta
ini? Pendeta atau siapapun yang masih
ragu akan hidupnya, jangan jangan dia tidak pernah berkhotbah tapi berpidatonya. Hahahha.
Kemualiaan
hanya bagi Tuhan saja, kalau saya sangat
setuju dengan Paulus. Saya nanti di
tempat yang paling rendah saja lah di sorga.
Namun dalam hidup saya akan melakukan apa yang Paulus tulis kepada jemaat di
Kolose 3 : 23 “Apa pun juga yang kamu
perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk
manusia”
Komentar