Featured Post

Analisis Lengkap Mengenai Ketidaksinambungan Komunikasi antara Pertua & Diaken Emeritus dengan Pertua & Diaken Aktif di GBKP (Klasis Bekasi-Denpasar) dalam Perspektif Akademis dan Teologis

Gambar
 Pembinaan khusus bagi Pertua dan Diaken Emeritus Klasis Bekasi-Denpasar yang dilaksanakan di Kinasih, Depok, pada 7 Februari 2025 mengangkat isu fundamental mengenai peran dan keterlibatan pertua dan diaken emeritus dalam gereja. Salah satu poin yang ditekankan oleh Pdt. Christoper Sinulingga, selaku Kabid Pembinaan Moderamen GBKP, adalah bahwa tidak ada perbedaan dalam hal melayani  antara pertua dan diaken aktif dengan pertua dan diaken emeritus. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan komunikasi dan peran yang cukup signifikan. Pertanyaan kunci yang muncul: 1. Mengapa terjadi kesenjangan komunikasi dan peran antara pertua & diaken emeritus dengan pertua & diaken aktif? 2. Benarkah dalam konsep teologis tidak ada perbedaan antara keduanya? 3. Jika secara konsep tidak ada perbedaan, mengapa dalam praktik muncul perbedaan? 4. Apa tujuan sejati dari pembinaan ini, dan bagaimana penyelesaiannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, analisis...

Catatan Tambahan PJJ GBKP 1-7 Agustus 2021.

 Dibata Nikapkenca

Kejadin 22 : 1-4

 (Teologi Perjabun)

Teks  : Kejadin 22 : 1-4       

 

22:1 I        Ibas sada paksa kenca enggo lepas kejadin enda ndai kerina, iuji Dibata me Abraham. Erlebuh Dibata man Abraham nina, "O Abraham!" Ngaloi Abraham, "Enda aku TUHAN ."

22:2          "Buat anakndu," nina Dibata, "Anakndu si tonggal Isak si seh kal atendu kelengna, jenari laweslah ku taneh Moria. I jah i das sada deleng si Kutuduhken bandu kari, persembahken ia jadi sada persembahen gelehen man bangku."

22:3          Pepagina lampas erpagi-pagi itakai Abraham kayu man ranting persembahen e, itamakenna ku gurung keledena, jenari ibabana Isak ras dua kalak suruh-suruhenna. Berkat me kalak enda ku ingan si enggo ikataken Dibata man bana.

22:4          I bas wari peteluken enggo iidah Abraham ingan e, aminna gia ndauh denga.

Fakta

1.          Pada ayat 1 perikop ini ada keterangan ‘ “Tuhan menguji Abraham”. Tuhan memanggil dan menyuruh Abraham, dan memberikan instruksi yang sangat jelas setelah Abraham merespon panggilan TUhan. “Enda aku Tuhan”

2.         Tuhan Allah berkata, supaya  Abraham mengambil  anaknya yang tunggal Ishak yang sangat disayangi Abraham untuk dijadikan sebagai persembahan di Tanah Moria

3.         Abraham menuruti apa yang dikatakan Tuhan Allah kepadanya, dia menyiapkan keledainya, membawa ranting ranting serta mengajak dua orang hambanya.  Pada hari ketiga mereka berjalan, Abraham sudah melihat bukit itu namun masih jauh.

Sumbe photo : https://dailymedit.wordpress.com/

Makna.                                                

1.          Tuhan menguji kesetiaan Abraham, dengan cara menyuruh Abraham mempesembahkan (menyembelih) anak perjanjian dan anak tunggalnya Ishak.  Tentu ini sebuah ujian yang sangat berat sekali, apalagi Abraham baru mendapat anak nya Ishak saat usianya sudah sekitar 100 tahun.  Tuhan mematangkan iman Abraham dengan cara menguji iman nya.  Kedewasaan iman orang Kristen juga terbentuk dalam pengujian pengujian kehidupan yang dia alami.  Ujian terjadi saat kita diminta untuk memilih mengikuti kehendak/pemerintah Allah dengan mengesampingkan kebanggann kemanusiaan kita.  Mengutamakan TUhan Allah dengan kesediaan untuk membeikan yang paling berharga dalam diri kemanusiaan kita.

2.          Abraham mengikuti kehendak Allah dengan penuh ketaataan, tidak ada pembangkangan sedikit pun, sekalipun IShak adalah anak satu satunya dengan istrinya Sarah.  Abraham pun  mengikuti petunjuk Allah dengan sempurna, mempersiapkan semua keperluan itu.  Abraham memberikan contoh kepada kita bahwa memberikan persembahan kepada Allah bukan hanya memilih dan membeikan apa yang diminta, Tuhan namun juga bagaimana cara mempersembahkannya dengan sempurna.  Pada kelanjutan kisah ini kita juga melihat, bahwa Tuhan pada saatnya meminta Abraham membatalkan  untuk mempersembahkan Ishak dan menyediakan domba untuk dipersembahkan.  Abraham pun menuruti kehendak Allah dengan penuh ketaatan.  Kita bisa lihat disini, ujian itu ada batasnya.  Dan diujung batas ujianNYA, TUHAN ALLAH memberikan solusi yang sangat luar biasa.

3.          Ishak adalah anak yang sangat diharapkan Abraham, dan merupakan buah perjanjian Abraham saat dipanggil dari Ur Kasdim.  Tidak ada satupun yang paling berharga dalam kehidupan kita untuk dipersembahkan kepada TUHAN.  Apapun yang kita miliki, harta dan anak anak kita adalah semua berasal dari TUHAN (TUHAN YANG MENYEDIAKAN), jadi tidak boleh kita tahan /hambat untuk dipersembahkan kepadaNYA.  Apapun yang kita ada yang menjadi hak milik kita juga berasal dari TUHAN.  Anak kita dai TUHAH, Istri/suami kita dari TUHAH, uang dan seluruh harta benda kita dari TUHAN.  Pada saat kita mempunyai, kita harus bersyukur bahwa itu semua berasal dari TUHAN.  Pada saat kita tidak mempunyai apa apa, kita tetap harus optimis bahwa TuhAN aka menyediakan.  Berserah dan taat kepada Allah lebih dari semua kepemilikan kita.  ,

  Pengkenaina

·             Kedewasan kehidupan kita ditentukan oleh ujian ujian kehidupan yang kita alami.  Fokus ujian kehidupan adalah seberapa besar kesadaran dan keyakinan kita bahwa TUHAN ALLAH mengasihi kita dan oleh sebab itu akan menguji kita.  UJian yang berbasis kasih sayang yang sangat besar dan agung.  UJian dari TUHAN berbasis Kasih sayang , yang ujungnya adalah kedamaian.   Perlu sekali sikap positif, optimis, sabar dan berserah sepenuhnya pada saat kita mendapat ujian yang paling berat sekalipun.

·            Basis kehidupan orang Kristen adalah keluarga, (jabu) dan Jabu membutuhkan kebutuhan hidup yang semuanya disediakan oleh TUHAN.  Semua yang ada di jabu/keluarga orang Kristen adalah disediakan oleh TUHAN. TUhan lah yang menyediakan anak kita, harta kita, semua kekayaan kita. Bahkan Tuhan juga lah yang menyediakan istri atau suami kita.  Dengan demikian tidak ada yang terlalu besar untuk kita pesembahkan kepada TUHAN.  Jangan merasa berat untuk memberikan yang terbaik kepada TUHAN.  Jangan juga terlalu pesimis untuk mendapatkah yang terbaik dari TUHAN.  Amin.

Bujur ras mejuah juah kita kerina

Pt. Analgin Ginting

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024