Analisis Lengkap Mengenai Ketidaksinambungan Komunikasi antara Pertua & Diaken Emeritus dengan Pertua & Diaken Aktif di GBKP (Klasis Bekasi-Denpasar) dalam Perspektif Akademis dan Teologis

Adakah diantara kita yang pernah melihat seorang anak dipukuli oleh warga sekitar di depan Ayahnya? Dalam video tersebut, tampak bagaimana Ayah membiarkan pemukulan itu. Bahkan meminta warga untuk membawa anaknya ke Penjara. Tentu, bukan karena Ayah tersebut tidak peduli dengan anaknya. Sebaliknya, ia merasa frustasi dalam mendidik anaknya yang kedapatan mencuri motor demi membeli narkoba.
Ini bukanlah kasus pertama, ada begitu banyak kasus serupa terjadi
di sekitar kita. Bahkan, sering kita mengabaikan ataupun mendiamkan orang-orang
di lingkungan kita yang memakai Narkoba atau bahkan berjudi. Hanya karena ingin
menjaga hubungan kekeluargaan, antara satu dengan yang lainnya. Kita lupa bahwa
ada banyak pencurian dan tindakan kriminal terjadi dikarenakan Narkoba dan
Judi.
Beberapa diantara kita juga memilih berdoa, tanpa melakukan
aksi nyata. Mengharapkan perubahan terjadi kepada keluarga kita yang “tercandu Narkoba
dan Judi”. Tindakan semacam ini, sangatlah disayangkan. Sebab, hal tersebut tidak
berbeda dengan mereka yang melakukan pembiaran.
Lalu, bagaimana?
Menghubungi pihak Badan Narkotika Nasional atau lebih
dikenal dengan BNN untuk yang terkena Narkoba menjadi salah satu solusi bagi pengguna
narkoba. Untuk bisa menggunakan layanan ini, wali dari pecandu yang belum cukup
umur atau pecandu yang sudah cukup umur bisa melapor atau mendaftar secara
online dengan mengakses situs resmi http://rehabilitasilido.bnn.go.id atau bisa
daftar rehabilitasi online. Selain itu pelaporan juga bisa diajukan ke
institusi yang telah ditetapkan oleh menteri diantaranya seperti puskesmas,
rumah sakit, dan lembaga rehabilitasi medis.
Namun, benarkah seseorang dapat kecanduan NARKOBA atau JUDI?
Apakah, saudara pernah mengunjungi taman tikus? Saya sendiri
juga belum pernah dan tidak berkeinginan pula. Ini hanyalah istilah dari Bruce
K. Alexander seorang psikolog dan profesor emeritus dari Vancouver,
BC, Kanada. Dia telah mengajar dan melakukan penelitian tentang psikologi kecanduan
di Universitas Simon Fraser sejak tahun 1970.
Dalam eksperimennya, Bruce menempatkan seekor tikus bersama
heroin dan air mineral dalam sebuah ruangan sempit dan sendirian. Dari dua
pilihan tersebut rupanya sang tikus memilih heroin. Tak berapa lama setelah
mengkonsumsi heroin tikus pun mati akibat kelebihan dosis.
Setelah itu, Bruce membangun rat park atau taman
tikus untuk membuktikan bahwa heroin bukanlah candu. Luas rat park sekitar 200
kali sel yang biasa digunakan untuk percobaan sebelumnya. Di dalam taman
tersebut ditempati 16-20 tikus, jantan dan betina. Taman tersebut juga
dilengkapi dengan aneka permainan untuk tikus. Tanpa ketinggalan heroin dan air
putih yang disediakan di taman tersebut.
Tahukah kita? Ternyata dalam eksperimen kedua ini, tikus
lebih memilih air putih meski ada heroin disebelahnya. Tikus-tikus ini lebih
suka bermain dengan teman-temannya. Berlarian, berkejaran, atau sekedar
‘bercengkrama’. Hingga akhirnya, tikus-tikus ini beranak pinak, damai tanpa
kecanduan heroin.
Bruce menyimpulkan bahwa kecanduan tidak disebabkan oleh
heroin itu sendiri, tapi lebih kepada kondisi yang menyebabkan para tikus ini
‘terpaksa’ mengkonsumsi. Desain skinner box, kandang tikus, yang
sempit, terisolasi, dan hanya ada dua pilihan ‘memaksa’ mereka menjadi pecandu.
Sebaliknya kehidupan sosial dan keberagaman aktivitas yang ditawarkan oleh
taman tikus dengan sendirinya menjauhkan mereka dari heroin.
Rat Park experiment tidak hanya digunakan untuk mengatasi kecanduan narkoba,
tapi juga kecanduan judi, game, makanan, belanja, dan lain sebagainya. Kondisi
psikologis seseoranglah yang, berdasarkan percobaan ini, menyebabkan seseorang
kecanduan.
Eksperimen yang dilakukan Bruce ini sendiri bukannya tanpa
masalah. Ada beberapa keberatan yang timbul dari ilmuwan lain. Mulai dari
dugaan “cacat prosedur” dalam jalannya eksperimen itu sendiri, sampai dengan
bagaimana Narkoba sendiri terbukti secara klinis bisa mengubah struktur otak
dan mendorong pada perilaku kecanduan.
Jadi hasil eksperimen ini tidak bisa juga kita telan
mentah-mentah ya.
Akan tetapi setidaknya dari eksperimen ini bisa kita lihat
bahwa salah satu kunci untuk menghindari, atau membebaskan diri dari kecanduan
Narkoba adalah lingkungan dan komunitas yang sehat. Kebutuhan baik dari sisi
jasmani maupun rohani yang tercukupi. Keluarga dan komunitas masyarakat yang
saling mendukung dan saling peduli. Tidak cukup hanya mengatakan, "Say No
to Drugs."
Kalau ingin lingkungan kita, anak-anak kita dan anggota
keluarga kita, bebas dari narkoba, maka lingkungan, komunitas, dan hubungan
antar manusianya pun perlu diperhatikan. Sebab, seseorang lari ke narkoba dan
tidak bisa lepas, karena ada sesuatu yang hilang atau kurang dalam dirinya.
Komentar