Featured Post
Catatan Tambahan PA Permata 30 Agustus – 6 September 2020.Refleksi Teologis HUT Permata 75
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
I Korintus 4 : 14 - 17
Thema : Follow Me
“HUT PERMATA GBKP Ke 72
Tahun”
1 Korintus 4 : 4 -17
4:14 Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu,
tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi.
4:15 Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu
pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang
dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.
4:16 Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah
teladanku!
4:17 Justru itulah sebabnya aku mengirimkan
kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan.
Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus,
seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat
FAKTA
1.
Paulus
menegur Jemaat di Korintus dengan asertif dengan tujuan bukan untuk mempermalukan
tapi untuk mengasihi.
2.
Paulus
membedakan pendidik dengan bapa.
Pendidik yang beribu ribu tentang Kristus berbeda dengan seorang bapa
yang mengajar dengan penuh belas kasihan.
Paulus mengenalkan dirinya sebagai ‘bapa” kepada jemaat Korintus
3.
Lalu dengan lantang dan jelas, Paulus mengatakan “Sebagai Bapa aku menegur
kamu, turutilah aku”
4.
Lalu
Paulus sebagai bapa mengutus Timotius yang sudah dia coach, mentoring, training
dengan jelas dan lengkap menjadi perpanjangan tangan Paulus dalam menjelasakan
Kasih Sayang Yesus Kristus.
ARTI/MAKNA
1. Pengajaran tentang Kasih Kristus
tidak cukup hanya menjelaskan dengan teori dan tanpa kedekatan antara bapa dan anak. Mengajarkan Kasih Sayang dan Keselamatan dari
Yesus Kristus hendaknya dalam hubungan kasih saying.
2. Sebagai pengajar, perlu sekali untuk
mengajar dengan tuntas dalam balutan kasih saying. Supaya pengajaran tidak
kering, tidak asal, tidak sekedar menuntaskan kurikulum saja. Tapi pengajaran berpusat pada anak yang
diajar, bahkan seluruh metoda, cara, peralatan harus disesuaikan dengan kebutuhan
si anak. Namun dalam ketegasan “bapa
sebagai pengajar”
3. Semua orang tua, semua pengajar, semua
pertua dan pendeta ataupun diaken yang mengajar harus mampu dan berani
mengatakan “ Turutilah aku” atau “IKutken aku”
PENGKENAINA
1. Orang tua, harus berani berkata
kepada permata/ kaum muda “Turutilah Aku” dalam konteks mengajarr fondasi Iman
kepada Yesus Kristus.
2. Permata secara organisasi, Permata
secara individu harus mempunyai “Kinihamatan” dan disiplin dan kerendah hatian
untuk mengikuti siapa pun pengajarnya.
Baik itu pendeta, pertua diaken, orang tua, maupun senior senior yang
pada suatu saat berperan sebagai pengajar.
Pengajar yang mempunyai kasih saying dan kecerdasan bapa.
3. Dalam Ulang Tahun Permata ke 75 ini setiap pengurus
permata, harus berani mengevaluasi dirinya, sudah seberapa kuat, teguh dan
yakin dia mengikuti Sang Guru Agung
Yaitu Yesus Kristus. It is
Jesus Christ who command every permata to follow Him”
Bujur melala
ras mejuah juah kita kerina.
Komentar