Semua orang ingin berkuasa atau memunyai
kuasa. Karena dengan berkuasa dan
mempunyai kuasa seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, apapun jenis dan
macam kebutuhan itu. Tidak terlepas di
Gereja, di Gereja pun orang lebih memilih kedudukan atau jabatan berkuasa
daripada tidak sama sekali. Lihat lah di
kepanitiaan-kepanitiaan, maka orang lebih memilih menjadi ketua daripada
sekadar anggota atau seksi. Menjadi ketua,
berarti mempunyai kuasa yang lebih tinggi.
Kuasa sering dipahami sebagai “power”. Power adalah sesuatu yang dimiliki oleh
seseorang sehingga dia mempunyai hak yang lebih tinggi untuk mendapatkan
sesuatu atau menyuruh orang lain untuk melakukan tindakan yang dinginkan oleh
orang yang berkuasa tadi.
Kuasa dunia berbeda dengan kuasa
Tuhan. Kuasa dunia, atau orang berkuasa
karena jabatannya, karena uangnya, karena hartanya, karena keahliannya, karena
dia menyimpan rahasia orang lain, karena dia berani melakukan perbuatan yang
ditakuti orang lain atau karena karakternya yang baik.
Seseorang
yang memakai seragam polisi lalu lintas ditengah jalan berkuasa menyetop
kenderaan yang lewat karena orang mengira dia Polisi Lalu Lintas. Tapi kalau dia berpakaian preman, lalu dia menyetop
kenderaan, maka kenderaan tidak akan berhenti.
Sebab tanpa seragam Polisi dia tidak mempunyai kuasa atau power. Ini
yang disebut dengan kuasa yang bersumber dari kedudukan atau jabatan.
Ada lagi kuasa yang lain yaitu karena
uang atau harta. Seseorang di gereja
yang rajin memberi sumbangan, meskipun dia jarang ke gereja kadang kadang lebih
“ditakuti” atau “dihormati” daripada anggota jemaat yang rajin ke gereja namun
jarang memberikan pengatakan bujur, ataupun sumbangan. Menurut saya ini lumrah terjadi, meskipun
sebenarnya tidak benar.
Kuasa TUhan adalah Kuasa yang dipakaiNYA
untuk menjalankan rencana Tuhan didunia dalam mewujudkan kasihNYA. KUasa Tuhan tidak dipakai Tuhan demi
diriNYA. Itulah bedanya dengan kuasa dunia.
TUhan sangat berkuasa, namun kuasaNya dipergunakannya untuk mewujudkan
rencanaNYA dan mempraktekkan kasih sayangNYA
Contohnya apa yang dilakukan Tuhan Yesus
saat Dia di Bait Allah seperti tertulis
dalam Markus 1 : 21-28. Saat Tuhan Yesus
membacakan Firman TUhan ada orang kerasukan setan dan berteriak teriak. DEngan sebuah teguran, setan yang ada dalam
diri orang tadi segera lari. Kata-kata
teguran TUhan Yesus tadi sangat berkuasa, sehingga si setan ketakutan dan segera
lari.
Tuhan akan menjaga dengan kuasaNYA
setiap pembacaan Firman Tuhan dimanapun.
Tidak akan ada yang berani menghentikan
pembacaan Firman Tuhan, karena Tuhan menjaga FirmanNYA. Sebab FirmanNYA diperlukan oleh manusia.
Pertanyaan paling penting untuk kita
renungkan adalah : Kuasa mana yang lebih
kita butuhkan? Atau mana yang sebenarnya
lebih kita butuhkan dalam hidup kita mempunyai kuasa dunia atau
mempunyai Kuasa Tuhan ?
Tarik nafaslah dalam dalam? Renungkanlah
mbages mbages, sebab pasti sulit untuk memilihnya bukan? Kita bisa berkata bahwa lebih kita butuhkan
Kuasa Tuhan, namun prakteknya kuasa dunia yang lebih banyak kita cari. Kalau kita lebih rajin atau lebih sibuk bekerja daripada
merendahkan diri kepada Tuhan, maka kita lebih banyak mencari kuasa dunia.
Kuasa dunia kita cari dengan aktif bekerja atau beraktivitas, seringkali pula
dengan melakukan segala taktik dan strategi.
Bahkan pula dengan rekayasa rekayasa dan intimidasi-intimidasi.
Sedangkan untuk mencari Kuasa Tuhan caranya sangat berbeda, bukan dengan aktif mencarinya namun dengan
rendah hati menantikanNYA.
Namun hati hati. Sebab ada juga orang yang berlagak mencari
Kuasa Tuhan akan tetapi sebenarnya supaya kuasa dunia yang lebih
diutamakannya. Orang yang berusaha
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi di organisasi pelayanan atau di gereja
bisa bisa jatuh kedalam pencarian kuasa dunia.
Orang yang melayani di gereja supaya namanya lebih terhormat juga sudah
terjebak kepada kuasa dunia. Kuasa Tuhan
diberikanNYA kepada manusia tujuannya hanya satu yaitu supaya rencana Tuhan
dapat diwujudkan dan kasihNYA dirasakan semua jemaat. Berdebat mempertahankan pendapat yang lebih
benar perlu dilakukan agar kebenaran Tuhan dapat dipertahankan. Namun berdebat jika hanya untuk memuaskan ego
seharusnya dihindarilah.
Saat seseorang dengan
rendah hati melepaskan semua kuasa dunia yang dia miliki; jabatan/pangkat/kedudukan,
uang, harta, keahlian, nama terkenal lalu dia menyembah dan memuji Tuhan,
disitulah Tuhan memberikan kuasaNYA kepada siorang tersebut. Marilah kita tanggalkan semua aksesoris dan
symbol symbol dunia yang kita miliki, lalu kita memuji Tuhan. Pujilah Tuhan,
Besar KuasaNYA.
Komentar