Saya punya perkiraan yang
sangat kuat bahwa Presiden Jokowi tidak akan melantik Komjen Budi
Gunawan menjadi Kapolri, meskipun dirinya sudah menang dalam Pra
Peradilan. Perkiraan saya ini berawal dari berita tagline dalam Metro TV yang menuliskan bahwa dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Komjen BG hari ini di Istana Bogor tidak ada pembicaraan mengenai Kapolri dan pelantikan Kapolri. Kita tidak tahu apa yang dibicarakan, namun kemungkinannya adalah tentang kesiapan BG seandainya pun tidak jadi dilantik.
Jokowi memainkan politik keseimbangan. Diberikan BG dan Polisi Republik Indonesia satu kemenangan di dalam proses Pra Peradilan. Satu kosong untuk Polisi dan BG. Seandainya setelah kemenangan ini BG dilantik jadi Kapolri, maka BG dan Polisi menang dengan skor telak 2-0. Dan seandainya BG kalah di Pra Peradilan dan akhirnya tidak jadi dilantik jadi Kapolri, maka pihaknya kalah 0-2.
Skor ini terlalu buruk, dapat dipastikan akan menimbulkan keguncangan politik yang lebih besar. Oleh
sebab itu dalam pertimbangan Jokowi, setelah BG dan POlisi menang 1-0,
maka kepada KPK dan Rakyat Indonesia perlu juga diberikan kemenangan
dengan cara tidak melantik BG menjadi Kapolri. Jadi dengan melantik calon yang lain jadi Kapolri maka skor akan berubah menjadi 1-1. Skor satu lawan satu ini adalah hasil akhir yang sangat adil dan imbang dalam pilihan sulit yang sedang terjadi.
Bukan hasil sebuah kolaborasi dalam terminologi negosiasi, tapi hasil kompromi. Kompromi bukan lah win win solution, yang menghasilkan kepuasaan optimal. Namun ada untung dan tidak untung untuk masing masing pihak. Rakyat kecewa sekali dengan kalahnya KPK di Pra Peradilan namun menang juga
sekali dengan tidak dilantiknya Komjen BG. Polisi dan BG pun menang
sekali yaitu di Pra Peradilan namun kalah juga sekali dimana Konjen BG
tidak jadi dilantik. Inilah yang disebut dengan negosiasi kompromi.
Strategi ini cukup baik, namun ada harga yang sangat mahal yang harus dibayar oleh Presiden Jokowi. Dia siap dan nrimo untuk dikomplain besar-besaran oleh Megawati, PDIP, KIH dan DPR. Jokowi
sudah tahu risiko ini, itulah sebabnya dia sudah berusaha sekuat
kuatnya untuk menemui Megawati, Elit PDIP dan KIH dua hari yang lalu. Akibat terburuknya adalah pemutusan hubungan dengan Megawati, PDIP dan KIH. Untuk itu pun Jokowi sudah mempersiapkan strategi jitu yang sangat baik, yaitu bertemu dengan Prabowo.
Akibat terburuk dari tidak dilantiknya Komjen BG sudah diantisipasi oleh JOkowi. Sekali lagi salut untuk Presiden Jokowi atas keberaniannya untuk tidak melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.
Komentar