Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Jokowi Adalah Pemimpin Yang Melahirkan Pemimpin

Pada tahun 90 an saya mengikuti sebuah pelatihan tentang kepemimpinan yang dipandu oleh Jansen Sinamo, Sang Guru Ethos.  Saya masih ingat dan terus ingat ketika Jansen menjelaskan beda  antara  pemimpin yang baik dengan pemimpin yang sangat baik/hebat.


Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berwibawa, pemimpin yang tegas dan dikagumi oleh anak buahnya.


Sedangkan pemimpin yang  sangat baik atau hebat menurut penjelasan  Jansen Sinamo kala itu adalah pemimpin yang membuat anak buahnya atau bawahannya percaya diri, percaya kepada diri mereka sendiri.  Dengan kata lain pemimpin yang hebat adalah pemimpim yang melahirkan pemimpin.


Saya langsung teringat dan setuju bahwa pemimpin yang hebat itu adalah Jokowi.  Pemimpin yang mampu membuat anak buahnya percaya diri dan menjadi pemimpin.   Jokowi berhasil  membuat Wakil Walikota Solo menjadi Walikota Solo, dan Jokowi pun berhasil (untuk sementara) membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta  Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta.  Terbukti bahwa Jokowi mampu melahirkan pemimpin.



Hal yang sama pernah dilakukan oleh Robby Djohan, CEO Bank Niaga yang pernah menukangi Garuda Indonesia dan membidani lahirnya Bank Mandiri.  Ketika di Bank Niaga Robby Djohan mempunyai beberapa anak buah yang akhirnya menjadi CEO juga.  Agus Martowardoyo, Emirsyah Satar, Aswin Rasjid, Glen Yusuf, dan beberapa nama lain.  Sekarang Robby Djohan dengan aktivitas nya tetap melahirkan orang orang hebat, dia mempunyai Sekolah Untuk Calon Penerbang (Pilot).


Kembali kepada Jokowi, saya yakin sekali jadinya bahwa jika dia terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, maka dalam waktu 5 tahun atau 10 tahun kepemimpinannya akan muncul pemimpin pemimpin yang handal dan menjadi calon presiden untuk periode berikutnya.  Saya yakin bahwa menteri menteri yang akan dipilih Jokowi dalam kabinetnya adalah orang orang yang akan terlatih kepemimpinannya, karena Jokowi akan mampu membuat semua anak buahnya menjadi orang yang percaya diri dan orang yang hebat.


Lalu bagaimana dengan Prabowo?  Semua orang kagum akan keberaniannya dan ketegasannya.  Namun tipe pemimpin seperti ini adalah tipe pemimpin yang cenderung one man show.  Anak buahnya tidak akan berkutik, anak buahnya akan meniru gayanya.  Anak buahnya tidak akan berani bertindak sesuai dengan nurani dan hati mereka sendiri.   Sebab ketegasan dan kewibawaan Prabowo akan membuat semua anak buahnya  “takut” jika berbeda dengan dirinya.


Setelah pencanangan Jokowi menjadi Calon Presiden dari PDIP lihatlah apa yang dilakukan oleh Fadli Djon, orang kepercayaan dan orang paling dekat dengan Prabowo.  Terlihat sekali bahwa Fadli hanya membeo, dia hanya melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh atasannya.  Kemarahan Prabowo dikompori juga oleh Fadli Djon, jadi tidak ada yang berbeda.  Seharusnya Fadli berani berbeda dengan Prabowo untuk menyampaikan pandangannnya sendiri, ternyata dia tidak melakukan itu.  Fadli hanya mengulangi apa yang telah dilakukan oleh Prabowo.








Ini sekedar padangan saya teman teman sekalian, sehingga atas aura kepemimpinan  Jokowi yang ternyata sangat hebat ini partai partai lain pun  ingin berkoalisi dengan PDIP untuk mendukung JoKowi.  Golkar dikhabarkan sudah mendekat ke Jokowi, Hanura pun sudah beberapa kali bertemu denganb Puan Maharani dan Megawati.  Sedangkan Demokrat masih jual mahal, masih menunggu dipanggil oleh PDIP atau Jokowi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023