Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 2 - 8 Nopember 2025

Gambar
Thema: Agama yang Benar dan Baik Nas: Yakobus 1:26–27 “ Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Pengantar Dalam kehidupan beriman, seringkali manusia terjebak dalam bentuk-bentuk lahiriah agama, tetapi mengabaikan hakikat batiniahnya. Rasul Yakobus menegaskan bahwa ukuran kebenaran dan kemurnian agama bukan terletak pada ritual semata, melainkan pada buah kehidupan dan perilaku sehari-hari yang memuliakan Allah melalui tindakan kasih kepada sesama. Dengan demikian, agama yang benar tidak berhenti pada liturgi, tetapi berlanjut dalam empati, kepedulian, dan disiplin moral yang nyata dalam hidup sehari-hari.¹ Fakta • Kehidupan beragama dewasa ini sering diwarnai oleh paradoks: semakin banya...

Jokowi Adalah Pemimpin Yang Melahirkan Pemimpin

Pada tahun 90 an saya mengikuti sebuah pelatihan tentang kepemimpinan yang dipandu oleh Jansen Sinamo, Sang Guru Ethos.  Saya masih ingat dan terus ingat ketika Jansen menjelaskan beda  antara  pemimpin yang baik dengan pemimpin yang sangat baik/hebat.


Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berwibawa, pemimpin yang tegas dan dikagumi oleh anak buahnya.


Sedangkan pemimpin yang  sangat baik atau hebat menurut penjelasan  Jansen Sinamo kala itu adalah pemimpin yang membuat anak buahnya atau bawahannya percaya diri, percaya kepada diri mereka sendiri.  Dengan kata lain pemimpin yang hebat adalah pemimpim yang melahirkan pemimpin.


Saya langsung teringat dan setuju bahwa pemimpin yang hebat itu adalah Jokowi.  Pemimpin yang mampu membuat anak buahnya percaya diri dan menjadi pemimpin.   Jokowi berhasil  membuat Wakil Walikota Solo menjadi Walikota Solo, dan Jokowi pun berhasil (untuk sementara) membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta  Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta.  Terbukti bahwa Jokowi mampu melahirkan pemimpin.



Hal yang sama pernah dilakukan oleh Robby Djohan, CEO Bank Niaga yang pernah menukangi Garuda Indonesia dan membidani lahirnya Bank Mandiri.  Ketika di Bank Niaga Robby Djohan mempunyai beberapa anak buah yang akhirnya menjadi CEO juga.  Agus Martowardoyo, Emirsyah Satar, Aswin Rasjid, Glen Yusuf, dan beberapa nama lain.  Sekarang Robby Djohan dengan aktivitas nya tetap melahirkan orang orang hebat, dia mempunyai Sekolah Untuk Calon Penerbang (Pilot).


Kembali kepada Jokowi, saya yakin sekali jadinya bahwa jika dia terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, maka dalam waktu 5 tahun atau 10 tahun kepemimpinannya akan muncul pemimpin pemimpin yang handal dan menjadi calon presiden untuk periode berikutnya.  Saya yakin bahwa menteri menteri yang akan dipilih Jokowi dalam kabinetnya adalah orang orang yang akan terlatih kepemimpinannya, karena Jokowi akan mampu membuat semua anak buahnya menjadi orang yang percaya diri dan orang yang hebat.


Lalu bagaimana dengan Prabowo?  Semua orang kagum akan keberaniannya dan ketegasannya.  Namun tipe pemimpin seperti ini adalah tipe pemimpin yang cenderung one man show.  Anak buahnya tidak akan berkutik, anak buahnya akan meniru gayanya.  Anak buahnya tidak akan berani bertindak sesuai dengan nurani dan hati mereka sendiri.   Sebab ketegasan dan kewibawaan Prabowo akan membuat semua anak buahnya  “takut” jika berbeda dengan dirinya.


Setelah pencanangan Jokowi menjadi Calon Presiden dari PDIP lihatlah apa yang dilakukan oleh Fadli Djon, orang kepercayaan dan orang paling dekat dengan Prabowo.  Terlihat sekali bahwa Fadli hanya membeo, dia hanya melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh atasannya.  Kemarahan Prabowo dikompori juga oleh Fadli Djon, jadi tidak ada yang berbeda.  Seharusnya Fadli berani berbeda dengan Prabowo untuk menyampaikan pandangannnya sendiri, ternyata dia tidak melakukan itu.  Fadli hanya mengulangi apa yang telah dilakukan oleh Prabowo.








Ini sekedar padangan saya teman teman sekalian, sehingga atas aura kepemimpinan  Jokowi yang ternyata sangat hebat ini partai partai lain pun  ingin berkoalisi dengan PDIP untuk mendukung JoKowi.  Golkar dikhabarkan sudah mendekat ke Jokowi, Hanura pun sudah beberapa kali bertemu denganb Puan Maharani dan Megawati.  Sedangkan Demokrat masih jual mahal, masih menunggu dipanggil oleh PDIP atau Jokowi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025