Akhirnya hanya tiga orang Karo yang sukses melenggang ke
Senayan sebagai anggota legislatif (anggota DPR RI) periode 2014-2019. Tadinya saya meramalkan akan ada 4 atau lima
orang yang akan menjadi juru bicara Orang Karo di DPR RI. Nama nama tiga orang tersebut adalah
1.
Tifatul Sembiring (PKS)
2.
Delia Pratiwi Br Sitepu (Golkar)
3.
Rudi Hartono Bangun ( Partai Demokrat)
Mereka yang gagal ke Senayan antara lain Corry Sebayang dan
Liasta Karo Karo dari Gerindra, Sudiman Tarigan dan Baltasar Tarigan dari PDIP,
Letjen TNI (Purn) Arifin Tarigan dari PBB.
Selengkapnya calon calon yang lain gagal ke Senayan bisa dibaca di
link ini.
Delia Pratiwi Br Sitepu
Kalau kita lihat maka ketiga nama Orang Karo tersebut adalah
beragama Islam. Delia Pratiwi br Sitepu
adalah Putri dari H. Ngogesa Sitepu, Bupati Kabupaten Langkat dan Rudi Hartono
Bangun adalah putra dari H. Saleh Bangun, Ketua DPRD Tingkat I Sumatra
Utara.
Dari kenyataan ini dapat kita simpulkan bahwa di dalam Suku
Karo maka teman teman atau keluarga kita yang beragama islam lebih bagus, lebih
fleksibel, lebih terbuka dalam berpolitik.
Sedangkan bagi Orang Karo yang beragama Kristen lebih malu malu, lebih
kaku, dan tidak bebas dan terbuka dalam pendidikan politik apalagi dalam
memerankan politik praktis.
Kita berharap Orang Karo (Muslim) yang sudah berhasil dalam
berpolitik dapat mempertahankan prestasi ini, sedangkan bagi Orang Karo yang
beragama Kristen bersedia instrospeksi diri serta belajar berpolitik dengan
lebih terbuka, sehingga dapat lebih yakin dan percaya diri saat menjadi calon
anggota legislatif atau Senator (anggota DPD).
Salah satu hal yang saya lihat dan rasakan
bagi Orang Karo Kristen belum sepenuhnya mampu
membebaskan paradigma agama dalam paradigma politik. Atau penggabungan
paradigma agama dan paradigma politik belum berada dalam satu titik Atau
penggabungan paradigma agama dan paradigma politik belum berada dalam satu titik
yang harmonis dan sinergis.
Dr Badikenita Br Sitepu
Maksud saya, masih ada keragu raguan bagi kita orang kristen
Karo untuk terjun sepenuhnya dalam dunia politik. Saat memutuskan terjun sepenuhnya dalam dunia
politik, masih ada pemikiran bahwa politik itu kotor. Dosa kalau melakukan ini dan itu. Padahal kalau seseorang terjun ke dunia
politik, maka dia harus cerdas menyikapi dan melakonkan paradigma politik,
tanpa harus mengorbankan kekristenannya. Selanjutnya pemilih atau pendukung
Orang Karo pun masih sebagian besar ragu ragu dalam memberikan dukungannya
kepada calon politisi yang beragama Kristen.
Disinilah saya lihat kelebihan teman teman yang beragama
Islam, bahwa ketika mereka berpolitik maka mereka total tanpa keraguan lagi
menerima secara total paradigma politiknya.
Jadinya mereka lebih bebas, lebih fleksibel dan tentu saja peluang
kemenangannya pun lebih besar dan terbukti.
Jika dibandingkan dengan Suku Batak Tapanuli, baik yang
beragam Kristen maupun Islam, Suku Karo harus mengakui kalah jauh sekali. Puluhan orang Batak Tapanuli lolos ke
Senayan, tidak hanya dari Sumatra Utara tapi dari propinsi propinsi yang lain
khususnya di Pulau Jawa banyak sekali meloloskan saudara serumpun kita
ini. Jumlah orang Batak Tapanuli yang
beragama Kristen dan beragama Islam yang lolos ke Senayan pun hampir
berimbang. Ini menandakan bahwa
paradigma politik Orang Kristen Batak Tapanuli ternyata lebih terbuka, lebih
fleksibel dari Suku Karo beragama kristen. Nama nama
seperti Jhony Arlen Marbun. Ruhut Poltak Sitompul, (P Demokrat), Martin Hutabarat (Gerindra)
Martin Manurung (Nasdem), Effendi Simbolon, Maruarar Sirait, Adien Napitupulu, Trimedya Panjaitan, Junimart Girsang
(PDIP), merupakan politikus handal beragama Kristen.
Singkatnya dengan fakta hasil Pemilu tahun 2014 ini, kita
Orang Karo khususnya yang beragama Kristen harus mau belajar, mau mengevaluasi
diri, maun bertanya, mau berubah, sehingga mempunyai kepastian dan tidak malu
malu lagi untuk terjun ke dunia politik.
Juga kita harus mau mendukung dengan penuh teman teman kita orang Karo
yang memilih untuk terjun ke dunia politik.
Jangan lagi malu malu atau tanggung tanggung saat mendukung calon sesama
orang Karo.
Patut disayangkan kegagalan Dr Badikenita Br Sitepu sebagai
anggota DPD mewakili Sumatra Utara. Dia
memperoleh sekitar 380 ribuan suara, kurang sekitar 13 ribu suara dari calon
yang lolos no 4 sebagai senator. Yang
lolos sebagai no 4 adalah anggota incumbent Parlindungan Purba. Kita masih perlu banyak belajar untuk mampu
meloloskan calon senator Orang Karo ke Senayan.
Komentar