Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Fadli Zon Adalah "Boneka" Prabowo Untuk Menyerang Jokowi.

Samsung dan LG saat ini merajai pemasaran pesawat televisi mengalahkan Toshiba atau Sony serta Panasonic. Yang menarik adalah keberhasilan TV Samsung dan TV LG (dua duanya dari Korea Selatan) mengalahkan Sony, Toshiba dan Panasonic bukanlah karena pesawat televisi produk Jepang ini memiliki cacat atau kelemahan. Namun karena Samsung dan LG mampu menawarkan sesuatu yang lebih tinggi untuk kepuasan kastemer dibanding dengan merek merek Sony, Toshiba dan Panasonic, yang sebelumnya merajai pasar televisi dalam negeri maupun global. Ringkasnya pesawat TV Korea bisa menang bukan karena pesawat TV Jepang lebih jelek, namun karena pesawat TV Korea ini lebih baik.


Samsung dan LG menang karena dia lebih baik, bukan karena lawan mereka di pasar lebih jelek. Semangat peningkatan kualitas saat ini bukan mencari cari kelemahan produk lawan, tapi dengan menciptakan keunggulan produk sendiri.


Ternyata, persaingan dalam pemasaran televisi sangat berbeda dengan persaingan dua calon presiden. Khususnya apa yang dilakukan oleh tim pasangan capres Prabowo-Hatta. Mereka bukan menciptakan sesuatu yang lebih baik dari Jokowi-JK, tapi sebaliknya sengaja mencari cari kelemahan pasangan capres lawannya. Bukti bukti yang sangat kongkrit bisa dilihat dari apa yang dilakukan oleh “Sang Boneka” Prabowo, Fadli Zon.



Fadli Zon sudah berkali kali menyerang Jokowi dengan sengaja mencari cari kelemahan Jokowi. Terakhir seperti dilaporkan oleh Detik.com adalah memaparkan kelemahan Jokowi sebagai Gubernur DKI.


Strategi Fadli Zon yang tentu saja direstui oleh Prabowo (atau sengaja Prabowo yang menciptakan, namun strategi ini dijalankan oleh Fadli Zon, kalau benar maka Fadli Zon adalah “Boneka” dari Prabowo) adalah mencari cari kelemahan Jokowi-JK sehingga terciptalah citra bahwa Prabowo-Hatta adalah calon lebih baik. Ciptakan kejelekan lawan supaya terlihat kebaikan diri sendiri. Aku lebih baik karena lawanku lebih jelek.


Ah, masa lalu. Strategi seperti ini benar benar masa lalu. Sebab kastemer atau rakyat sudah lebih cerdas, jadi sudah tahu. Jika anda memang mengangkat kebaikan produk atau “orang” Anda, maka anda berperang mengalahkan kebaikan orang lain, bukan mencari cari kejeleken produk lawan. Fadli Zon belajarlah dari Samsung atau LG.


Lalu apa sebenarnya motif utama dibalik semua “serangan” Fadli Zon ini. Saya yakin Fadli Zon dan seluruh tim sukses Prabowo –Hatta tahu dan sadar betul bahwa kejelekan dan masalah Prabowo sebenarnya lebih besar dan lebih prinsipil. Jika kelemahan Prabowo ini diangkat maka sulit bagi mereka untuk mengatasinya. Akan tetapi sikap yang sangat positif dan elegan ditunjukkan oleh Jokowi-JK dan seluruh tim suksesnya, mereka tidak mau menyerang kelemahan kelemahan Prabowo sejauh ini.


Kalau pun ada serangan Jokowi atau Jusuf Kalla dan timsesnya itupun hanya reaksi atas apa yang telah dilakukan oleh sebelumnya oleh pihak Prabowo-Hatta, khususnya apa yang sudah sering dikatakan oleh Si Fadli Zon. Karena prinsipnya marilah bertarung secara positif dan bersih.


Mungkin Fadli Zon dan seluruh timses Prabowo-Hatta berfikir kalau suatu saat nanti kelemahan kelemahan Prabowo sengaja diangkat oleh timses Jokowi-Hatta, maka sulit bagi mereka membela diri. Jadi lebih baik serang dulu Jokowi supaya mereka tidak sempat memikirkan serangan utama. Cari dan paparkan seluruh kelemahan Jokowi ke media sehingga mereka masuk dalam perangkap, lalu hanya sibuk membela diri, selajutnya lupa untuk menyerang Prabowo. Sengaja mereka membingkai (framing) pola berfikir Jokowi-JK dan timnya, dan disinilah mereka mendapatkan keuntungan.


Hahahaha, kiat ini saya kira salah satu kiat pertempuran kuno. Serang dulu lawan supaya mereka tidak mampu lagi menyerang. Fadli Zon adalah panglima tempur Prabowo untuk menyerang Jokowi dengan melontarkan kelemahan kelemahan Jokowi.


Sejauh ini Jokowi diam saja, hanya berespon sedikit namun tetap dengan sangat elegan. Jokowi tidak mau menyerang balik Fadli Zon, karena memang Fadli Zon bukanlah tandingan Jokowi. Kita harap seterusnya Jokowi tetap diam saja dan fokus dengan kampanye positifnya. Sedangkan Fadli Zon akan dihadapi oleh relawan relawan Jokowi dan JK. Fadli Zon butuh waktu 15 tahun lagi untuk sebanding dengan Jokowi dengan catatan Jokowi nganggur tidak melakukan apapun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023