Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 13 - 19 Juli 2025

Gambar
  Thema: Membuat Nama (Erbahan Gelar) Nas: Lukas 2:21 (TB)  "Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya." Pengantar Nama adalah pemberian ilahi yang bukan hanya berfungsi sebagai penanda sosial, tetapi juga sebagai penegasan identitas, panggilan hidup, dan relasi seseorang dengan Tuhan. Dalam tradisi Ibrani, pemberian nama erat kaitannya dengan makna profetik dan tujuan ilahi. Yesus, sebagai Anak Allah yang menjadi manusia, diberi nama sesuai dengan rancangan kekal Allah sendiri — sebelum Ia dikandung, bahkan sebelum Ia lahir. Dalam konteks Karo, pemberian nama atau erbahan gelar bukan sekadar urusan budaya, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan eksistensial yang dalam. Fakta Historis dan Biblis Yesus diberi nama pada hari ke-8 saat Ia disunat, sesuai dengan hukum Taurat (Imamat 12:3). Nama "Yesus" (Ibrani: Yeshua) berarti "Yahweh menyelamatkan", yang ...

Fadli Zon Adalah "Boneka" Prabowo Untuk Menyerang Jokowi.

Samsung dan LG saat ini merajai pemasaran pesawat televisi mengalahkan Toshiba atau Sony serta Panasonic. Yang menarik adalah keberhasilan TV Samsung dan TV LG (dua duanya dari Korea Selatan) mengalahkan Sony, Toshiba dan Panasonic bukanlah karena pesawat televisi produk Jepang ini memiliki cacat atau kelemahan. Namun karena Samsung dan LG mampu menawarkan sesuatu yang lebih tinggi untuk kepuasan kastemer dibanding dengan merek merek Sony, Toshiba dan Panasonic, yang sebelumnya merajai pasar televisi dalam negeri maupun global. Ringkasnya pesawat TV Korea bisa menang bukan karena pesawat TV Jepang lebih jelek, namun karena pesawat TV Korea ini lebih baik.


Samsung dan LG menang karena dia lebih baik, bukan karena lawan mereka di pasar lebih jelek. Semangat peningkatan kualitas saat ini bukan mencari cari kelemahan produk lawan, tapi dengan menciptakan keunggulan produk sendiri.


Ternyata, persaingan dalam pemasaran televisi sangat berbeda dengan persaingan dua calon presiden. Khususnya apa yang dilakukan oleh tim pasangan capres Prabowo-Hatta. Mereka bukan menciptakan sesuatu yang lebih baik dari Jokowi-JK, tapi sebaliknya sengaja mencari cari kelemahan pasangan capres lawannya. Bukti bukti yang sangat kongkrit bisa dilihat dari apa yang dilakukan oleh “Sang Boneka” Prabowo, Fadli Zon.



Fadli Zon sudah berkali kali menyerang Jokowi dengan sengaja mencari cari kelemahan Jokowi. Terakhir seperti dilaporkan oleh Detik.com adalah memaparkan kelemahan Jokowi sebagai Gubernur DKI.


Strategi Fadli Zon yang tentu saja direstui oleh Prabowo (atau sengaja Prabowo yang menciptakan, namun strategi ini dijalankan oleh Fadli Zon, kalau benar maka Fadli Zon adalah “Boneka” dari Prabowo) adalah mencari cari kelemahan Jokowi-JK sehingga terciptalah citra bahwa Prabowo-Hatta adalah calon lebih baik. Ciptakan kejelekan lawan supaya terlihat kebaikan diri sendiri. Aku lebih baik karena lawanku lebih jelek.


Ah, masa lalu. Strategi seperti ini benar benar masa lalu. Sebab kastemer atau rakyat sudah lebih cerdas, jadi sudah tahu. Jika anda memang mengangkat kebaikan produk atau “orang” Anda, maka anda berperang mengalahkan kebaikan orang lain, bukan mencari cari kejeleken produk lawan. Fadli Zon belajarlah dari Samsung atau LG.


Lalu apa sebenarnya motif utama dibalik semua “serangan” Fadli Zon ini. Saya yakin Fadli Zon dan seluruh tim sukses Prabowo –Hatta tahu dan sadar betul bahwa kejelekan dan masalah Prabowo sebenarnya lebih besar dan lebih prinsipil. Jika kelemahan Prabowo ini diangkat maka sulit bagi mereka untuk mengatasinya. Akan tetapi sikap yang sangat positif dan elegan ditunjukkan oleh Jokowi-JK dan seluruh tim suksesnya, mereka tidak mau menyerang kelemahan kelemahan Prabowo sejauh ini.


Kalau pun ada serangan Jokowi atau Jusuf Kalla dan timsesnya itupun hanya reaksi atas apa yang telah dilakukan oleh sebelumnya oleh pihak Prabowo-Hatta, khususnya apa yang sudah sering dikatakan oleh Si Fadli Zon. Karena prinsipnya marilah bertarung secara positif dan bersih.


Mungkin Fadli Zon dan seluruh timses Prabowo-Hatta berfikir kalau suatu saat nanti kelemahan kelemahan Prabowo sengaja diangkat oleh timses Jokowi-Hatta, maka sulit bagi mereka membela diri. Jadi lebih baik serang dulu Jokowi supaya mereka tidak sempat memikirkan serangan utama. Cari dan paparkan seluruh kelemahan Jokowi ke media sehingga mereka masuk dalam perangkap, lalu hanya sibuk membela diri, selajutnya lupa untuk menyerang Prabowo. Sengaja mereka membingkai (framing) pola berfikir Jokowi-JK dan timnya, dan disinilah mereka mendapatkan keuntungan.


Hahahaha, kiat ini saya kira salah satu kiat pertempuran kuno. Serang dulu lawan supaya mereka tidak mampu lagi menyerang. Fadli Zon adalah panglima tempur Prabowo untuk menyerang Jokowi dengan melontarkan kelemahan kelemahan Jokowi.


Sejauh ini Jokowi diam saja, hanya berespon sedikit namun tetap dengan sangat elegan. Jokowi tidak mau menyerang balik Fadli Zon, karena memang Fadli Zon bukanlah tandingan Jokowi. Kita harap seterusnya Jokowi tetap diam saja dan fokus dengan kampanye positifnya. Sedangkan Fadli Zon akan dihadapi oleh relawan relawan Jokowi dan JK. Fadli Zon butuh waktu 15 tahun lagi untuk sebanding dengan Jokowi dengan catatan Jokowi nganggur tidak melakukan apapun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 15–21 Juni 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025