Ada dua kisah dalam Alkitab perjanjian lama tentang
kekuasaan yang dapat menjadi inspirasi dalam suksesi kepemimpinan di
Indonesia. Kisah yang pertama adalam tentang Nabi Musa dan yang kedua adalah tentang Raja Daud (King David).
Diceritakan lah kisah tentang Nabi Musa yang pada
awalnya dipilih Allah untuk memimpin Bangsa Jahudi keluar dari
perbudakan di Negeri Mesir. Musa yang kala itu menjadi pelarian di tanah gurun pada awalnya menolak karena menganggap dirinya tidak akan mampu. Namun Allah tetap memilih dirinya sebagai pemimpin. Dan untuk mengurangi rasa tidak percaya dirinya, maka Tuhan juga memilih saudaranya (abangnya) Harun untuk mendampinginya.

Musa berhasil membawa Bangsa Jahudi keluar dari Mesir setelah perjuangan dan negosiasi yang amat panjang dan melelahkan. Dan
ketika mereka berada digurun pasir setelah puluhan tahun berjalan,
suatu ketika Musa dipanggil Tuhan naik ke atas sebuah gunung, dan
menunjukkan tanah perjanjian sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Namun
pada saat itu juga Tuhan mengatakan bahwa Musa tidak akan pernah sampai
ke Tanah Perjanjian itu, dan tempatnya sebagai pemimpin akan digantikan
oleh seorang anak kecil yang sekarang menjadi pemuda yang sangat kuat, cerdas dan takut akan Tuhan yaitu Josua.

Tidak digambarkan bagaimana sedihnya Musa yang
sejak awal dipilih untuk membawa Bangsa Jahudi ke Tanah Perjanjian,
namun pada fase berikutnya akhirnya tidak diijinkan ikut masuk. Dia dipilih untuk tidak terpilih. Musa
akhirnya menerima keputusan itu, dan menyerahkan kepemimpinannya kepada
Josua, dan Musa pada akhirnya diyakini menyusun Undang Undang Bangsa
Jahudi untuk dipakai di tanah
yang baru sekaligus membekali seluruh bangsa dengan aturaan aturan
paling dasar dalam kehidupan dan perjalanan Bangsa Jahudi selanjutnya. Musa
menulis kitab Ulangan yang isinya berupa pengajaran kepada angkatan
muda Jahudi yang lahir dalam perjalanan. Konon, waktu perjalanan
Bangsa Jahudi dari Mesir sampai ke Tanah Kanaan (Israel Sekarang)
ditempuh dalam waktu 40 tahun.
Kisah yang kedua adalah tentang Raja Daud. Mirip
dengan Nabi Musa yang dipilih untuk tidak dipilih. Bait Allah yang
hendak dibangun di Jerusalem pada awalnya diperintahkan Tuhan kepada Daud untuk membangunnya. Namun
pada tahap berikutnya, saat pembangunan Bait Allah itu hendak dimulai
Tuhan berkata kepada Daud, bahwa bukan dirinya yang menjadi pemimpin
dalam proyek pembangunan RumahNYA tersebut. Namun hak itu diberikan kepada anaknya yaitu Raja Sulaiman
Daud menerima kenyataan itu, meskipun pada saat itu
dia masih hidup. Anaknya yang lahir dari hasil persetubuhannya dengan
Batseba (istri Uria) yang membangun Bait Allah. Daud
menerima kenyataan bahwa bukan dirinya yang diberi kehormatan untuk
membangun suatu bangunan yang pada awalnya merupakan visi dirinya
sendiri.
SUKSESI DI INDONESIA.
Masih ada keraguan beberapa pihak, apakah Megawati merestui pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden dari Partai PDIP. Sebab dirinya sendiripun dikhabarkan masih punya keinginan untuk maju sebagai calon. Lagi pula hasil hasil pooling pendapat yang dilakukan beberapa pihak menunjukkan namanya pun masih kuat dan punya peluang. Apakah dia rela untuk tidak dipilih, dan merestui Joko Widodo sebagai calon Presiden adalah pengumuman yang dinantikan berbagai pihak.
Demikian juga halnya dengan Prabowo Subianto,
dimana pada minggu ini ramai dikhabarkan media bahwa keinginan dia untuk
maju sebagai calon presiden sangat kuat. Bahkan kembali pihak
Partai Gerindra membuka catatan dokumentasi tentang kesepakatan nya
dengan PDIP, bahwa dia akan didukung untuk maju menjadi calon presiden.
Kalau seandainya Prabowo mempunyai kematangan
berfikir seperti Nabi Musa atau Raja Daud maka dirinya akan bersedia dan
mau untuk tidak dipilih. Artinya dia mau mundur dari pencalonan dan
memberikan kesempatan kepada kadernya Ahok untuk maju sebagai calon
wakil presiden bersama Jokowi.
Apakah kemungkinan ini ada? Pasti ada, sebab dalam dunia politik segala kemungkinan dan segala peluang bisa diciptakan. Jiwa
besar dan semangat kebangsawanan serta karakter kenegarawanan yang
dimiliki Prabowo adalah salah satu pemberi kemungkinan terhadap
pencalonan Jokowi dan Ahok yang sudah terbukti dapat tampil sebagai pasangan pemimpin dan wakil yang sangat padu, serasi, dan sinergis.
Kemana Megawati dan Prabowo jika tidak menjadi presiden atau wakil presiden?
Mereka bisa mengambil tempat menjadi Ketua DPR atau Ketua MPR.
Jika
itu terjadi, jika misalnya Megawati duduk sebagai ketua MPR dan Prabowo
sebagai Ketua DPR, sedangkan Presiden adalah Joko Widodo dan Wakil
Presiden adalah Basuki Tjahja Purnama (Ahok) saya sangat optimis bahwa
korupsi bisa dikurangi, dan kepemilikan
International terhadap asset bangsa bisa ditekan bahkan
dibeli ulang
(buyback).
Dan jika ini terjadi maka kesejahteraan Indonesia adalah sebuah kepastian.
Komentar