Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 29 September – 5 Oktober 2024

Gambar
    1 Timotius 6 : 6 – 10 Thema :  Cukup Erkiteken Kai Si Lit 1 Timotius 6:10-16 (KARO)  Sabap merangap nandangi duit e me sumbul kerina kejahaten. Nggo lit piga-piga kalak si merangap nandangi duit lanai tetap i bas kiniteken janah gulut ukurna ibahan erbage-bage kecedan ate. Tapi kam, o suruh-suruhen Dibata, tadingkenlah si enda ndai kerina. Usahakenlah ndalanken si ngena ate Dibata, tutus ersembah man BaNa, tetap ernalem ku Ia, cidahken keleng atendu, megenggeng dingen lemah lembut! Erlumbalah asa gegehndu i bas perlumban kiniteken, guna ndatken kegeluhen si tuhu-tuhu man gunandu. Sabap guna kegeluhen si e me maka ipilih Dibata kam asum iakukenndu kinitekenndu i lebe-lebe nterem saksi. I lebe-lebe Dibata, si mereken kegeluhen man si nasa lit bage pe i lebe-lebe Kristus Jesus, si erbahan pengakun si tuhu-tuhu i lebe-lebe Pontius Pilatus, kukataken man bandu gelah ikutkenlah pedah-pedah e dingen jagalah gelah tetap bersih dingen la ceda, seh ku warina Tuhanta Jesus Kristus

Inilah Alternatif Selain Melengserkan Bupati Karo Kena Ukur Surbakti



Sampai hari ini Jumat 6 Desember 2013 demonstrasi untuk menuntut mundur Bupati Kabupaten Karo Kena Ukur Surbakti belum reda.  Ribuan masyarakat yang menamakan diri  Gerakan Penyelematan Tanah Karo Simalem  (GPTKS) konsisten menyampaikan tuntutannya.  Mereka mendatangi Kantor Bupati sambil  berorasi.

Ada juga khabar akan adanya demonstrasi tandingan yaitu membela Bupati Kena Ukur Surbakti.  Namun demonstrasi ini tidak jadi dilakukan mungkin karena peserta nya ingin menghindarkan konflik yang mungkin saja terjadi.  Perlu disyukuri tidak terselenggaranya demontrasi tandingan ini.  Karena kalau terjadi masyarakat Karo bisa mengalami perpecahan horizontal. 

Konsistennya demonstari menuntut kemunduran bupati Kena Ukur Surbakti kali ini dapat dikatakan sebagai demonstrasi  terbesar yang pernah dilakukan oleh masyarakat di Kabanjahe.  Ini sekaligus menjadi bukti akan besarnya kekesalan warga atas kinerja sang bupati.

Dalam tulisan sebelumnya saya sudah menyinggung bahwa semua permasalahan sang bupati disebabkan oleh rendahnya kompetensi  sebagai pimpinan serta tidak dimilikinya karakter yang menunjang jabatannya sebagai bupati kepala daerah.  Kedua kekurangan ini lah yang menyebabkan  rendahnya kinerja serta buruknya cara berkomunikasi  bupati yang sebelumnya adalah pengusaha perdagangan bbm  dan pengusaha perkebunan yang cukup sukses  di daerah Jambi. 



Kapankah  demonstrasi ini akan berakhir, mungkinkah  sang bupati akan dilengserkan?  Tidak adakah solusi lain yang lebih konstitusional  untuk mengatasi situasi Tanah Karo,  dalam suasana yang sangat memprihatinkan karena letusan Gunung Sinabung? 

Nampaknya  melengserkan bupati masih akan sulit, karena tidak adanya bukti kesalahan tindak pidana yang menurut Undang Undang  dapat melengserkan seorang bupati dari jabatannya.  Kesalahan Kena Ukur hanya permasalahan moral serta rendahnya kinerja.  Kesalahan seperti ini tidak mungkin dijadikan alasan  untuk melengserkan  dirinya dari jabatan bupati kepala daerah.  

Kalau tidak dapat dilengserkan, sampai kapankan demonstrasi ini akan berlangsung?  Apakah masyarakat pendemo tidak mempunyai  pekerjaan untuk dikerjakan?  Nah jawabannya sangat dilematis.  Disatu sisi kekesalan terhadap sang bupati sudah sampai ke ubun ubun, namun disisi yang lain sang bupati sulit dilengserkan menurut undang undang.   Bukankah kalau terus dipaksakan, akhirnya masyarakat sendiri juga yang semakin rugi, terpuruk dan paling menderita? 




Pikiran  dan hati  saya penuh rasa iba dan empati terhadap para pendemo. Namun disisi yang lain saya tetap yakin sang  bupati lebih baik ditekan/dipaksa untuk berubah supaya perhatiannya kepada kesejahteraan rakyat serta kepeduliannya kepada penderitaan pengungsi Gunung Sinabung bisa ditingkatkan.  Bersama dengan itu  kedekatannya dengan Molek Br Ginting  harus dikurangi atau dihentikan  dengan cara melibatkan istrinya lebih banyak dalam kegiatan kegiatan kedharma wanitaan.

Pada tulisan sebelumnya saya sudah menyinggung bahwa upaya seperti pada alinea diatas dapat dipercepat dengan membentuk  satu tim yang bertugas untuk  memberi masukan  profesional demi  menutupi kelemahan kompetensinya.   

Setelah merenungkan ulang gagasan tersebut, saya akhirnya menemukan satu solusi yang lain yang menurut saya jauh lebih tepat dan lebih mudah serta  dapat segera dilakukan.  Gagasannya adalah memaksimalkan fungsi dan peranan wakil bupati, Terkelin Brahmana. 

Terkelin Brahmana adalah wakil bupati  terpilih bersamaa dengan Kena Ukur Surbakti.  Pasangan inilah yang memenangkan Pilkada pada  tahun 2010 dengan mengalahkan pasangan Siti Aminah dan Sumihar Sagala.  Peranan wakil bupati Terkelin Brahmana selama ini nyaris tidak ada karena memang sengaja dikebiri oleh Kena Ukur Surbakti.

Beberapa jabatan yang seharusnya diemban oleh Terkelin Brahmana sebagai wakil bupati seperti misalnya  ketua BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)  sengaja tidak diberikan oleh Bupati Kena Ukur Surbakti.  Dalam pengambilan keputusan untuk mengganti kepala dinas atau kepala sekolah pun  tidak pernah dilibatkan.  Bahkan segala gerak gerik Terkelin Brahmana  sengaja dipantau dan diawasi dengan sangat ketat oleh bupati untuk dapat mengendalikan dirinya.

Apalagi dalam menghadiri tugas tugas seremonial yang melibatkan banyak orang mana lah pernah Terkelin Brahmana dilibatkan.  Bahkan siapa tamu yang berkunjung ke ruangan wakil bupati pun harus atas sepengetahuan bupati. 

Mengapa Terkelin  Brahmana membiarkan dirinya diperlakukan dengan demikian ketat  serta sangat kekanak kanakan?  Banyak kalangan yang menduga karena Terkelin takut kepada bupati.   Atau ada juga yang mengatakan bahwa Terkelin memang sifatnya hanya cari aman saja.  Dia tidak peduli atas perlakuan bupati  sebagai atasannya kepadanya, yang penting dia tetap dapat mejabat dan mendapatkan fasilitas.   Nah akhirnya merajalela lah Bupati Kena Ukur Surbakti dengan segala power dan kesombongannya tanpa merasa takut kepada siapapun.   Masih ingat  dengan pernyataan Lord Acton yang mengatakan Power Tend To Corrupt?

Saya mengenal wakil bupati karena kami sama sama satu angkatan di SMP Negeri 1 Kabanjahe.  Dari dulu memang lembut, low profile dan selalu menghindari konflik.  Jadi diperlakukan bagaimana pun oleh Bupati, Terkelin Brahmana tetap dapat sabar, tersenyum dan low profile.  Sekali sekali dia undang perpulungen jabu jabunya dari Rawamangun Jakarta datang kerumah dinasnya untuk berdoa bersama. 

Namun dalam pertemuan kami beberapa waktu yang lalu  saya sempat tanyakan mengapa dia tidak aktif mengambil beberapa tugas dan tanggung jawab, misanya dalam bidang kebudayaan, pembinaan olah raga daerah atau  penanggulangan bencana ?  Saat itu dia berkata dan seolah berjanji bahwa pada suatu saat nanti  dia akan menunjukkan dirinya yang sebenarnya.  Terkelin pernah berjanji untuk tidak selamanya menerima  di-anak bawang-kan, tidak diberikan tugas dan tanggung jawab.



Saya kira saat inilah momentumnya.  Disaat kepercayaan kepada bupati sudah sampai pada titik paling rendah, maka wakil bupati Terkelin Brahmana harus berani mengambil sikap  proaktif bertindak  dengan  misalnya mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan penanggulangan masalah serta memberi/memperlancar bantuan kepada pengungsi Gunung Sinabung.  Hal  yang paling sederhana dan segera bisa dilakukan adalah Terkelin Brahmana sebagai wakil bupati datang mengunjungi setiap posko pengungsian, bergaul dengan para pengungsi serta mendengarkan apa keluhan dan kebutuhan mereka. Kedatangan Terkelin kepada posko posko pengungsian dapat dia pakai juga untuk memotivasi dan mengapresiasi kerja para relawan yang setia dan mati-matian menolong semua para pengungsi.

Lalu melihat dan mengevaluasi  kinerja dinas dinas,   mana yang lambat  atau lalai bekerja  untuk segera dibenahi.  Terkelin sebagai wakil bupati   dapat melakukannya  dengan cara memanggil kepala dinasnya.  Sebagai wakil bupati Terkelin pasti punya hak dan wewenang untuk memanggil  semua kepala dinas. 

 Wakil Bupati Terkelin Brahmana haruslah berani bertindak mulai dari sekarang.    Saya pun yakin kalau Terkelin mau berjanji  untuk bekerja kepada kepentingan masyarakat maka rakyat pasti akan mendukungnya.  Saya yakin bahwa arternatif tuntutan demonstrasi  perlu diganti dengan menuntut kepada bupati untuk  memberikan  tugas dan tanggung  jawab kepada Terkelin Brahmana sesuai dengan undang undang dan peraturan pemerintahan daerah yang berlaku.  Bahkan saya yakin  tuntutan untuk memberdayakan Terkelin Brahmana ini jauh lebih realistis dari tuntutan untuk melengserkan bupati.  Uga akapndu teman turang senina kerina?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024