Kembali terlihat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menunjukkan integritasnya. Sebagaimana ramai diberitakan bahwa hari ini Jokowi bertemu dengan Presiden SBY di Istana Kepresidenan. Mereka membicarakan banyak hal yang berkaitan dengan peranan dan posisi Jakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia.
Setelah percakapan dengan Presiden selesai yang
durasinya sekitar satu jam, maka Jokowi memberikan wawancara pers
tentang latar belakang dan hasil percakapannya dengan Bapak Presiden
SBY.
Inilah antara lain yang disampaikan oleh Jokowi yang saya copy dari
Antaranews.com “Bapak
Presiden menanyakan banyak sekali persoalan, masalah, yang ada di
Jakarta dari masalah penanganan banjir, penanganan macet juga masalah
keindahan kota, hampir semuanya tadi disampaikan. Hampir satu jam kita mendapat arahan dari Bapak Presiden,” kata Jokowi kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Jumat.
Ditambahkan juga oleh Jokowi tentang ketidak-hadiran Wakil Gubernur Ahok. Ia
mengatakan, sebetulnya Presiden SBY juga mengundang Wakil Gubernur
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), namun
berhalangan hadir.
“Kami diundang lewat undangan oleh Bapak
Presiden. Kita tahu semuanya sejak memimpin Jakarta, saya dan Pak Wagub
belum pernah dipanggil secara khusus dan diberikan arahan,” katanya.
Salut untuk Ahok atas keberaniannya menolak Undangan Presiden. Hal
yang mustahil terjadi dalam jaman Orde Baru, seorang pejabat apalagi
wakil gubernur berani menolak undangan RI 1, Presiden Republik
Indonesia. Pasti akan menjadi berita besar, jika ada yang diketahui menolak undangan datang ke Istana Presiden.
Keberanian Ahok bukan karena dia ingin unjuk kekuatan. Juga bukan karena dia sengaja menolak Undangan dan tidak mau bertemu dengan Presiden. Namun
dapat diyakini karena Ahok sudah mempunyai janji temu atau pekerjaan
yang lain yang sudah dia rencanakan jauh hari sebelumnya. Jadi Ahok tidak datang ke Istana karena dia berkomitmen dengan janji pekerjaan yang sudah dia buat sebelumnya.
Sebenarnya alangkah mudahnya bagi seorang wakil gubernur seperti Ahok untuk me-reschedule, pertemuan atau pekerjaannya lalu datang ke Istana mendampingi Jokowi. Jika dia kelak mengatakan “maaf, saya tunda pekerjaan itu atau saya tunda kedatangan saya karena mendadak saya dipanggil menghadap Bapak Presiden”, siapa yang berani menentang dan mempersalahkan Ahok?
Tapi Ahok memilih untuk
tetap melaksanakan tugas yang sudah dia rencanakan dan tidak datang ke
Istana bertemu dengan Presiden, dengan segala risiko dari pilihan atau
keputusannya itu. Bagi saya Ahok sudah menunjukkan kedewasaan diri yang sangat amat tinggi. Inilah kematangan yang berlandaskan keberanian dan kebenaran. Bagi saya inilah integritas. Integritas yang sudah sangat lama hilang dari bumi Indonesia ternyata dimiliki oleh Ahok. Kita bangga, kita salut dan bahkan kita nantikan kepemimpinan Ahok dalam waktu waktu berikutnya.
Tidak lupa saya juga mengucapkan Selamat Natal Pak Ahok, semoga kebijaksanaan dari Surga senantiasa memimpin Pak Ahok.
Komentar