Pada hari Minggu tanggal 15 September 2013, dini hari
sekitar Jam 02.51 WIB Gunung Sinabung kembali meletus. Akibat letusan ini, serta merta penduduk dari
desa desa di sekitar Gunung
Sinabung sangat panik serta berteriak
penuh ketakutan, sembari lari berhamburan mencari tempat perlindungan. Khususnya penduduk dari 3 desa yang paling
dekat ke Gunung seperti Sigarang garang, Suka Meriah dan Bekasi (Bekerah
Simacem). Kemana mereka berlari?
Mereka berlari ke Posko Pengungsian yang dengan sigap segera didirikan
oleh petugas petugas GBKP maupun pemerintah.
Di tempat yang lain,
pada hari Sabtu tanggal 14 September itu ada pelatihan dan rapat untuk
ASIGANA, singkatan dari Anak Singuda Siaga Bencana. Tepatnya di Retreat Centre Suka Makmur,
sekitar 50 orang anak muda (Permata) pada malam minggu tersebut sedang
bergulat memeras otak membahas AD ART ASIGANA ini.
Asap Letusan Gunung Sinabung Di Latar GBKP Kabanjahe Kota
Pendeta Agustinus Purba
(Kabid Diakonia GBKP) yang
menjadi korrdinator dan pelindung acara pulang
ke rumah sekitar jam 02.00 WIB
karena padatnya acara pembahasan. Pada
sekitar jam 03.00 WIB dia mendapat panggilan telepon dari seorang jemaat dari
salah satu desa di kaki gunung yang mengatakan bahwa Gunung Sinabung meletus.
Belum sempat tidur, Pendeta Agus segera kembali menemui anak anak muda ASIGANA menyampaikan berita,
dan segera mengatur strategi kegiatan mereka untuk membantu penduduk yang lari meninggalkan rumah dan desanya.
Sebagian langsung berangkat menuju Kabanjahe, dan sebagian
lagi anak muda ini tetap tinggal di Retreat Centre. Yang berangkat ke Kabanjahe segera mendirikan
posko pengungsian di Kantor Klasis GBKP Kabanjahe, sebagian lagi di halaman
Gereja GBKP Kabanjahe Kota.
Tidak berapa lama posko ini segera dibanjiri oleh para
pengungsi, dan ASIGANA dengan sigapnya segera membantu mereka untuk
berteduh. Para Pengungsi adalah semua
manusia; anak-anak, ibu ibu, orang tua
dan para suami mereka dengan penuh kekalutan dan ketakutan memenuhi posko
pengungsian.
Dengan sigap, cepat
dan terkendali semua relawan yang
mayoritas anak muda ASIGANA tadi berusaha memenuhi seluruh kebutuhan para
pengungsi. Dan pada hari minggu pagi
tersebut, kebutuhan yang paling besar tentu sarapan pagi. Jadilah, pada hari minggu pagi tanggal 15
September, para pengungsi sarapan pagi di Posko pengungsian yang sudah
didirikan sejak pukul 03.00 atau pukul 04.00 dinihari.
Letusan Gunung Sinabung terus berlanjut, pada hari Minggu
itu sekitar jam 12 siang terjadi letusan yang lebih besar. Juga pada hari Selasa tanggal 17 september
terjadi lagi letusan serta semburan abu vulkanik yang sangat pekat. Akibatnya jumlah para pengungsi mendatangi
posko posko yang ada bertambah terus.
Saat ini ada 24 Posko pengungsian, dan Posko yang dikelola
oleh GBKP sendiri ada 12.
Dan relawan
tetap (ASIGANA) ada 50 orang, yang setiap saat mendampingi para pengungsi.
Ditambah dengan relawan tidak tetap (silih
berganti)
ada sekitar
100 orang yang terdiri dari Permata, Moria dan
Mamre
melayani di Posko Posko pengungsi
ini. Data data pengungsi di setiap posko bisa dilihat di
GBKP Online
Karena Pasu Pasu
Tuhan, Posko Utama Tanggap Darurat mememberikan apresiasi kepada GBKP.
Bahkan Posko Gereja GPDi, Posko Mesjid dan Posko Pemerintah meminta Logistik
kepada Posko GBKP. Pendeta Agustinus Purba koordinator meminta
dukungan doa dari kita semua.
Disampaikan pula bahwa bantuan dari seluruh klasis, runggun dan jemaat sangat
luar biasa dan mengharukan. Mereka datang membawa berbagai macam
keperluan, guleen, nakan pangan, obat-obatan dan pakaian.
Betapa besar Maha Kuasa Tuhan kita, Dia senantiasa
memberikan pertolongannya pada saat yang tepat. Saat ASIGANA berlatih dan rapat terjadi letusan sehingga menambah
kontekstualisasi kebutuhan Gereja akan ASIGANA ini. Pada saat ada letusan dan ribuan pengungsi
memenuhi menyesaki Posko, Tuhan sudah
menyediakan sarapan pagi. Puji Tuhan,
Tuhan Tetap yang Maha Kuasa. KasihNya
melalui anakNYa Yesus Kristus berkelimpahan dan baru setiap hari.
Tuhan juga menggerakkan hati anak anakNya di seluruh tempat,
di seluruh Runggun GBKP bahkan di sekuruh sektor untuk memberikan bantuan dan
doa. Betapa Tuhan membuat Letusan Gunung
Sinabung menjadi sumber perekat untuk memperkuat ikatan persaudaraan dalam
kasih seluruh warga jemaat dan seluruh orang
Karo . Terpujilah engkau selama
lamanya Ya Allah dan Tuhan kami.
Komentar