Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 13 - 19 Juli 2025

Gambar
  Thema: Membuat Nama (Erbahan Gelar) Nas: Lukas 2:21 (TB)  "Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya." Pengantar Nama adalah pemberian ilahi yang bukan hanya berfungsi sebagai penanda sosial, tetapi juga sebagai penegasan identitas, panggilan hidup, dan relasi seseorang dengan Tuhan. Dalam tradisi Ibrani, pemberian nama erat kaitannya dengan makna profetik dan tujuan ilahi. Yesus, sebagai Anak Allah yang menjadi manusia, diberi nama sesuai dengan rancangan kekal Allah sendiri — sebelum Ia dikandung, bahkan sebelum Ia lahir. Dalam konteks Karo, pemberian nama atau erbahan gelar bukan sekadar urusan budaya, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan eksistensial yang dalam. Fakta Historis dan Biblis Yesus diberi nama pada hari ke-8 saat Ia disunat, sesuai dengan hukum Taurat (Imamat 12:3). Nama "Yesus" (Ibrani: Yeshua) berarti "Yahweh menyelamatkan", yang ...

Tuhan Menyediakan Sarapan Pagi Di Posko Itu



Pada hari Minggu tanggal 15 September 2013, dini hari sekitar Jam 02.51 WIB Gunung Sinabung kembali meletus.  Akibat letusan ini, serta merta penduduk dari  desa desa di sekitar Gunung Sinabung  sangat panik serta berteriak penuh ketakutan, sembari lari berhamburan mencari tempat perlindungan.  Khususnya penduduk dari 3 desa yang paling dekat ke Gunung seperti Sigarang garang, Suka Meriah dan Bekasi (Bekerah Simacem).  Kemana mereka  berlari?  Mereka berlari ke Posko Pengungsian yang dengan sigap segera didirikan oleh petugas petugas GBKP maupun pemerintah.


Di tempat yang lain,  pada hari Sabtu tanggal 14 September itu ada pelatihan dan rapat untuk ASIGANA, singkatan dari Anak Singuda Siaga  Bencana.  Tepatnya di Retreat Centre Suka Makmur, sekitar 50 orang anak muda (Permata)  pada malam minggu tersebut sedang bergulat  memeras otak membahas AD ART  ASIGANA ini.


                         Asap Letusan Gunung Sinabung Di Latar GBKP Kabanjahe Kota

Pendeta Agustinus Purba  (Kabid Diakonia GBKP)  yang menjadi korrdinator dan pelindung acara pulang  ke rumah sekitar jam  02.00 WIB karena padatnya acara pembahasan.  Pada sekitar jam 03.00 WIB dia mendapat panggilan telepon dari seorang jemaat dari salah satu desa di kaki gunung yang mengatakan bahwa Gunung Sinabung meletus.


Belum sempat tidur, Pendeta  Agus segera kembali menemui  anak anak muda ASIGANA menyampaikan berita, dan segera mengatur strategi kegiatan mereka untuk membantu penduduk yang  lari meninggalkan rumah dan desanya.


Sebagian langsung berangkat menuju Kabanjahe, dan sebagian lagi anak muda ini tetap tinggal di Retreat Centre.  Yang berangkat ke Kabanjahe segera mendirikan posko pengungsian di Kantor Klasis GBKP Kabanjahe, sebagian lagi di halaman Gereja GBKP Kabanjahe Kota.  


Tidak berapa lama posko ini segera dibanjiri oleh para pengungsi, dan ASIGANA dengan sigapnya segera membantu mereka untuk berteduh.  Para Pengungsi adalah semua manusia;  anak-anak, ibu ibu, orang tua dan para suami mereka dengan penuh kekalutan dan ketakutan memenuhi posko pengungsian.


Dengan  sigap, cepat dan terkendali semua relawan  yang mayoritas anak muda ASIGANA tadi berusaha memenuhi seluruh kebutuhan para pengungsi.   Dan pada hari minggu pagi tersebut, kebutuhan yang paling besar tentu sarapan pagi.  Jadilah, pada hari minggu pagi tanggal 15 September, para pengungsi sarapan pagi di Posko pengungsian yang sudah didirikan sejak pukul  03.00 atau pukul  04.00 dinihari.


Letusan Gunung Sinabung terus berlanjut, pada hari Minggu itu sekitar jam 12 siang terjadi letusan yang lebih besar.  Juga pada hari Selasa tanggal 17 september terjadi lagi letusan serta semburan abu vulkanik yang sangat pekat.  Akibatnya jumlah para pengungsi mendatangi posko posko yang  ada bertambah terus. 


Saat ini ada 24 Posko pengungsian, dan Posko yang dikelola oleh GBKP sendiri ada 12.  Dan relawan tetap (ASIGANA) ada 50 orang, yang setiap saat mendampingi para pengungsi.  Ditambah dengan relawan tidak tetap (silih berganti)  ada sekitar  100 orang yang terdiri dari Permata, Moria dan Mamre  melayani di Posko Posko pengungsi ini. Data data pengungsi di setiap posko bisa dilihat di GBKP Online


Karena  Pasu Pasu Tuhan, Posko Utama Tanggap Darurat mememberikan apresiasi kepada GBKP. Bahkan Posko Gereja GPDi, Posko Mesjid dan Posko Pemerintah meminta Logistik kepada Posko GBKP.   Pendeta Agustinus Purba koordinator meminta dukungan doa dari kita semua.

Disampaikan pula bahwa bantuan dari seluruh klasis, runggun dan jemaat sangat luar biasa dan mengharukan.   Mereka datang membawa berbagai macam keperluan, guleen, nakan pangan, obat-obatan dan pakaian.  


Betapa besar Maha Kuasa Tuhan kita, Dia senantiasa memberikan pertolongannya pada saat yang tepat.   Saat ASIGANA berlatih dan rapat  terjadi letusan sehingga menambah kontekstualisasi kebutuhan Gereja akan ASIGANA ini.  Pada saat ada letusan dan ribuan pengungsi memenuhi menyesaki Posko,  Tuhan sudah menyediakan sarapan pagi.  Puji Tuhan, Tuhan Tetap yang Maha Kuasa.  KasihNya melalui anakNYa Yesus Kristus  berkelimpahan dan baru setiap hari.  


Tuhan juga menggerakkan hati anak anakNya di seluruh tempat, di seluruh Runggun GBKP bahkan di sekuruh sektor untuk memberikan bantuan dan doa.  Betapa Tuhan membuat Letusan Gunung Sinabung menjadi sumber perekat untuk memperkuat ikatan persaudaraan dalam kasih seluruh warga jemaat dan seluruh orang  Karo .   Terpujilah engkau selama lamanya Ya Allah dan Tuhan kami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 15–21 Juni 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025