Tantangan sebenarnya dalam kesaksian iman kristen adalah saat Anda diragukan orang lain. Orang meragukan jabatan Anda, orang meragukan tujuan Anda, orang meragukan motivasi Anda, bahkan orang meragukan setiap yang Anda lakukan dan katakan. Pernah kah Anda mengalami seperti ini?
Banyak orang akhirnya tidak mau lagi bersaksi atau
nuriken penggejapen ketika suatu saat dia tidak mendapat respon yang positif. Misalnya, ketika dia
nuriken penggejapen maka anggota yang lain menertawakan dia. Atau ketika seorang anggota jemaat
nuriken penggejapen-nya, lalu seorang pertua atau diaken berkata “
ateku melurusken penggejapen bapa sianu ndai, gelah ula kari kita papak”. Tentu wajar kalau akhirnya “bapa si anu” selanjutnya tidak berani lagi berbicara
nuriken penggejapenna. Dan kemungkinen besar, ada perasaan tidak enak yang tertanam dalam diri bapa si anu terhadap pertua yang "meluruskan" nya tadi.
Dalam pengalamannya melayani jemaat Korintus, Paulus pernah merasakan seperti itu. Kerasulannya digugat oleh orang Korintus, kata katanya dianggap hanya untuk cari muka atau cari aman untuk kepentingan dirinya sendiri. Dalam buku buku tafsiran tentang Korintus bahkan digambarkan bagaimana sedihnya Paulus menerima cercaan yang demikian berat. Sampai dia menangis mengeluarkan air mata. Lalu apa yang dilakukan oleh Paulus?
Paulus meneliti motivasi terdalamnya. Paulus melakukan instropeksi diri dan melakukan pembersihan diri sendiri. Dia merenung, berdoa, menangis dan memohon kepada Tuhan untuk mencari jalan keluar.
Apa alasannya kamu Rasul? Berani beraninya ya kamu mengaku rasul. Yang kami tahu, rasul itu adalah murid murid Tuhan Yesus langsung. Tuhan Yesus sendiri yang memilihnya. Seperti Petrus, Yohannes, Andreas, Jakobus, Thomas, Bartolomeus...
Nah kamu, kan tidak pernah bertemu dengan Tuhan Yesus. Koq sekarang kamu mengaku Rasul? Kamu rasul palsu ya. Kan kamu dulu yang mengejar ngejar orang kristen, bahkan membunuh orang kristen yang taat. Eh sekarang kamu mengaku rasul pula.
Wah... kejam juga orang Korintus itu ya. Bayangkan kalau kam yang menjadi Paulus, apa respon ndu? Apa jawabanndu?
Uga maka kam sinik e, ma ije denga nge kam e? Hehehehe.
Paulus minta tolong kepada Tuhan, dan Tuhan mengirimkan Roh Kudus untuk memberikan solusi. Dan apa jawaban Paulus. Jawaban Paulus adalah antara lain seperti yang menjadi nas khotbah pada minggu ini. Inilah jawaban Paulus :
Di dalam 2 Korintus 4 : 1 -->
Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Paulus berkata, kami menjadi Rasul karena dipilih oleh Tuhan. (Paulus bertemu dengan Tuhan Yesus ketika Tuhan Yesus sudah naik ke Surga, dan Tuhan Yesus yang menemui dan memilih Paulus adalah Tuhan Yesus dalam bentuk Roh Kudus. Jadi Paulus memang benar benar Rasul yang dipilih langsung oleh Tuhan Yesus) Selanjutnya Paulus berkata, bahwa oleh karena kemurahan Allah kami menjadi pelayan Tuhan, jadi kami tidak pernah tawar hati (kecewa)
.
Lalu pada ayat selanjutnya Paulus berkata-->
Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah (2 Korintus 4 : 2)
Paulus dengan sangat baik menegaskan bahwa dia hidup persis seperti ajaran Yesus Kristus. Tidak melakukan perbuatan yang memalukan pada tempat yang tersembunyi (yang tidak dilihat orang lain). Bahkan dengan berani dia berkata, bahwa Allah lah yang mengetahui segala yang kami buat, biarlah Dia sendiri yang menghukum kami, kalau kami memalsukan diri kami, dan mengambil keuntungan untuk diri kami sendiri. “kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang dihadapan Allah”.
Oleh sebab itu, jangan lagi kecewa kalau respon orang tidak baik saat kam
nuriken penggejapen. Sebab semua
penggejapenndu bukan tujuannya untuk memegahkan diri, tapi untuk memulikan Tuhan. Dan ingatlah bahwa saat kam
nuriken penggejapen, itu bukan karena disuruh orang lain, tapi karena disusurh oleh Tuhan. Jadi untuk Tuhan lah kita
nuriken penggejapen ataupun memberikan kesaksian kita.
Asal tujuanndu memuliakan Tuhan, tidak perlu kecewa jika ada seseorang pertua atau diaken atau siapa saja yang mengatakan “
entaku ku lurusken lebe perkataan bapa si anu ndai”. Sebab, sebenarnya bukan kam yang dilurusken oleh pertua atau diaken itu, tapi Tuhan sendiri. Hahaha. Tapi ingat, sekali lagi iingat bahwa
penggejapenndu tujuannya bukan untuk menyatakan kehebatan dirindu ya. Tapi untuk memuliakan Tuhan.
Kalau kam mengatakan “berat juga ya”. Ya memang berat, kalau dianggap berat, tapi ringan kalau dianggap ringan. Sebab apapun yang kita lakukan sekarang untuk memuliakan Tuhan sebenarnya tidak ada bandingannya dengan upah yang diberikan Tuhan kepada kita. Punyailah pengharapan itu. Semua pekerjaan berat dalam bersaksi, dalam
nuriken penggejapen, berdoa, merenung, berysukur, nampati kalak sideban (solidaritas eksternal) adalah cara Tuhan untuk membersihkan diri kita. Saat inilah kita dimuliakan Tuhan (logam mulia, artinya logam yang bersih, kuat, cantik, dan mahal harganya). Ingat kata kata Paulus dalam 2 Korintus 3 : 13-->
Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian. Bujur ras mejuah juah kita kerina.
Komentar