Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 29 September – 5 Oktober 2024

Gambar
    1 Timotius 6 : 6 – 10 Thema :  Cukup Erkiteken Kai Si Lit 1 Timotius 6:10-16 (KARO)  Sabap merangap nandangi duit e me sumbul kerina kejahaten. Nggo lit piga-piga kalak si merangap nandangi duit lanai tetap i bas kiniteken janah gulut ukurna ibahan erbage-bage kecedan ate. Tapi kam, o suruh-suruhen Dibata, tadingkenlah si enda ndai kerina. Usahakenlah ndalanken si ngena ate Dibata, tutus ersembah man BaNa, tetap ernalem ku Ia, cidahken keleng atendu, megenggeng dingen lemah lembut! Erlumbalah asa gegehndu i bas perlumban kiniteken, guna ndatken kegeluhen si tuhu-tuhu man gunandu. Sabap guna kegeluhen si e me maka ipilih Dibata kam asum iakukenndu kinitekenndu i lebe-lebe nterem saksi. I lebe-lebe Dibata, si mereken kegeluhen man si nasa lit bage pe i lebe-lebe Kristus Jesus, si erbahan pengakun si tuhu-tuhu i lebe-lebe Pontius Pilatus, kukataken man bandu gelah ikutkenlah pedah-pedah e dingen jagalah gelah tetap bersih dingen la ceda, seh ku warina Tuhanta Jesus Kristus

Nilai Semangkuk Miso di Mutiara Gading Timur

Semangkuk Miso (Mie Sop) itu rasanya gurih sekali.  Tapi bukan karena rasanya itu alasan  perantau dari Sumatra Utara setiap pagi dan petang berbondong bondong datang ke rumah kecil yang dipermak jadi warung, di salah satu sudut perumahan Mutiara Gading Timur, Bekasi Timur.   Alasan yang sebenarnya adalah merasakan  makanan khas masa kecil/remaja ketika masih di kampung halaman.


Miso tidak terlalu dikenal di Pulau Jawa, khususnya Jabodetabek.   Disini masyarakat lebih mengenal Mie Baso atau Mie Ayam.  Miso memang setahuku makanan kecil di kala senggang,   di Medan dan seluruh Sumatra Utara.  Biasanya  dibuat dari campuran mie putih dan kuning, ditambah daging ayam goreng yang sudah dicabik kecil kecil.  Lalu ditambah kuah panas.
13492405371953220930
Semangkuk Miso yang siap untuk disantap. Sumber Foto Dokumen Pribadi


Kuahnya dibuat dari sop kaldu sapi, bercampur dengan daun seledri.  Menu tambahannya biasanya ada perkedel.  Yang disuguhkan di Mutiara Gading Timur  perkedel diganti dengan telur ayam rebus, bulat utuh.



Saat saya kecil dulu di Kabanjahe, saya paling suka makan miso Bang Kumis yang dijual di samping bioskop Ria Kabanjahe.  Dan kebiasaan saya dulu kalau makan miso, kuahnya dihabisi dulu, sedangkan mie dan semua menu yang lain dibiarkan. Setelah itu  minta lagi kepada penjualnya untuk  tambah kuah.  Saya biasanya berani meminta  tambah kuah (gratis) hanya sekali, namun ada teman saya kalau meminta tambah kuah bisa sampai 3 kali atau 4 kali.  Hahahaha.


Penjual Miso biasanya perantau dari Jawa yang bermukim di Sumatra Utara.   Demikian juga yang  di Mutiara Gading Timur penjualnya adalah Mbak Tuty,  ibu muda yang sehari hari berjualan dengan memakai kerudung adalah seorang wanita keturunan Jawa yang menikah dengan laki laki dari suku Mandailing.


Rindu suasana kampung halaman, itulah thema sebenarnya kedatang tamu tamu berkunjung ke Warung Mbak Tuty.  Lalu disuguhi lah kita makanan makanan kecil yang semuanya khas Sumatra Utara.  Ada sate kerang, ada lontong sayur, ada kue lupis dengan lapisan gula merah yang amat gurih.  Tentu saja ada makanan berupa goreng gorengan yang setiap pagi dan sore tersedia.  Sekali sekali ada juga minuman Cendol Medan, yang membuai keindahan masa kecil.


Saat  tamu tamu berdatangan ke warung ini tidak terasa bahwa kebanyakan mereka berbeda sub etnis dan agama.  Ada Batak Tapanuli, Madailing, Simalungun, Karo, Pakpak, Jawa yang berasal dari SUMUT, Padang, dan juga Aceh.  Tidak pernah mereka mempersoalkan suku dan agama, dan perbedaan yang lain.  Sebab yang utama adalah semangkuk Miso, atau sepiring Lontong.  Lalu semuanya bersenda gurau memperbincangkan apa saja.  Silih berganti tamu tamu datang dengan sepeda motor atau mobilnya masing masing.  Bahkan ada kesan, bahwa sang tamu  sengaja datang ke warung Miso Mbak Tuty untuk menegaskan bahw dia juga berasal atau pernah di Sumatra Utara.


Saya merenung setelah kemarin makan Miso disini, betapa persatuan dan kesatuan Bangsa sebenarnya bisa dibentuk dari hanya semangkuk Miso.  Lalu  mengapaka saudara kita masih saling  bunuh, seperti kejaidan baru baru ini  di Sampang Madura?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024