Si Lang Lang Kap Pemindon Kena E
Sebuah dialog maha penting terjadi antara Murid Yesus dengan diriNya. Dialog atau percakapan yang berawal dari keinginan paling dalam, paling murni, paling penting dari sifat kemanusiaan yang dimiliki oleh murid muridNya. Dialog ini pada akhirnya melahirkan sebuah pemahaman terhadap arti pemanggilan Yesus kepada murid muridNya. Dan juga arti kekristenan bagi kita semua di abad ke 21 ini.
Juga dialog ini bagi saya pribadi menyampaikan sebuah informasi yang maha penting tentang siapa penguasa sebenarnya dalam kehidupan manusia dewasa ini. Namun topik ini akan saya tuliskan pada renungan berikutnya. Sekarang saya ingin menyampaikan apa makna yang terkandung dalam dialog Yesus dengan murid muridNya.
Secara berani dua orang bersaudara Jakobus dan Johanes bertanya kepada Yesus suatu pertanyaan yang sebenarnya sifatnya pribadi. Dan dengan sopan mereka memohon kepada Yesus untuk menjawab permintaan mereka. Setelah Yesus mengijinkan dan bertanya apa permintaan mereka, kedua orang bersaudara inipun menyampaikan permintaannya. Permintaan yang segera menarik keseriusan Yesus kristus untuk menjawabnya, bahkan Dia sempat berkata pada awal jawabannya “mereka tidak tahu apa yang mereka minta”.
Permintaan agar kelak dalam kemuliaan Yesus Kristus mereka berdua duduk disebalah kiri dan sebelah kanan Yesus Kristus. Jawabannya tidak langsung direspon Tuhan Yesus dengan jawaban “ Boleh” atau “Tidak”. Namun dielaborasinya (diluaskannya) terlebih dahulu dengan beberapa penjelasan, sebelum akhirnya sampai ke inti yang sebenarnya.
Pada ayat Markus 10 : 38b Yesus menjawab permintaan mereka dengan kalimat “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?"
Dengan lugu mereka menjawab pertanyaan Yesus Kristus, “dapat”. Dan Yesus pun membenarkan, karena mengingat mereka berdua pun kelak akan mengalami penderitaan yang mirip dialami oleh Sang Guru Agung, Yesus Kristus. Jawaban mereka menandakan keseriusan kedua murid ini sekaligus besarnya komitmennya untuk tetap setia mengikut Tuhan Yesus.
Lalu Yesus masuk keinti jawaban atas pertanyaan kedua murid ini, dan berkata bahwa siapa kelak yang duduk di sebelah kanan atau kiriNya itu ditentukan oleh Bapa. Dialah yang menentukan, jadi apa yang mereka minta dijawab Yesus dengan elegan dan sangat bijaksana dan mengatakan “Bapalah Yang kelak akan menentukannya”.
Ada makna tersirat bahwa surga itu bukan lah sebuah pesanan. Kalau kita menonton konser atau menonton bola kita bebas memilih di kursi mana kita mau duduk, apakah ditempat biasa atau VIP atau VVIP (Very Very Important Person) tergantung dari uang yang kita miliki. Atau juga memang bisa memesan kursi kalau kita punya koneksi orang penting.
Tuhan mengatakan Surga atau tempat kemuliaan itu bukan lah seperti itu. Dari jawaban Yesus dapat dipastikan bahwa Surga tempat kemuliaan itu memang ada, dan diperuntukkan kepada orang orang yang dipilih oleh Tuhan Yesus dan Bapa di Surga.
Ributlah murid murid yang lain mendengar permintaan mereka ini. Dan memarahi kedua orang temannya saudara bersaudara. Mungkin kalau Cakap Karo ken mereka berkata “ Si lang lang kap pemindon kena e”. Atau juga mungkin mereka berkata “ula ka kena duana petua tuaken mindo ingan kundul arah kawes ras kemuhen Tuhan Yesus”.
Nah lalu Yesus mendamaikan mereka dan berkata sesuatu yang amat maha penting seperti saya sebutkan diatas tadi. Yesus berkata : pada ayat 42 : Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Dan selanjutnya Yesus menambahkan juga, pada ayat 43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Mari simak kata kata “ tidaklah demikian di antara kamu”. Artinya murid murid harus berbeda dengan pemimpin bangsa bangsa dan pembesar pembesar yang merasa besar karena dia duduk disinggasana. Yang merasa besar karena dilayani oleh rakyat yang diperintah dengan paksa dan sangat keras.
Menjadi besar itu bukan karena duduk atau kedudukan, menjadi besar itu adalah karena melayani orang lain. Menjadi lebih besar itu dalam pengertian Surga adalah jika mau menjadi hamba atau pelayan bagi sesamanya.
Yesus memutar balikkan pemahaman keduniawian mereka. Yesus menegaskan arti kedatanganNya kedalam dunia. Bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani. Pengikut Klristus menjadi besar dan terkemuka bukan karena mendapat keistimewaan oleh pemerintah dunia, tapi orang kristen menjadi besar karena dibesarkan oleh Kristus, Sang Raja diatas segala raja. Kita besar karena kita melayani, namun kita kerdil ketika kita punya kebiasaan untuk dilayani. Selanjutnya, yang terbesar adalah mereka yang mempraktekkan bahwa dirinya yang paling kecil dan paling suka melayani.
Kita besar bukan karena uang, harta, kedudukan, atau jabatan. Tapi kita besar seturut dengan besarnya pelayanan yang kita lakukan. Layanilah sesama kita, sebab melayani lebih baik, melayani lebih baik. Seorang pelayan terbesar yang pernah hidup diabad modern ini namanya Mother Theresia, dia mempunyai sebuah warisan yang dia tinggalkan kepada semua orang khususnya pengikut Yesus Kristus. Warisan nya berupa sebuah perkataan yang bunyinya : Layanilah mereka sekalipun engkau berdarah darah (sangat menderita) dalam melakukannya.
(Catatan : siapakah yang dimaksud Yesus dengan pemerintah bangsa bangsa pada ayat 42? Apakah itu pemerintah dalam satu bangsa, atau memang ada kelompok yang memerintah seluruh bangsa di dunia ini? Selamat merenung...)
Komentar