Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Gagal Lagi, Pdt Mindawati br Perangin-angin, PhD Menjadi Anggota Komnas HAM

Mindawati Br Perangin-angin kembali gagal menjadi anggota Komnas HAM di Indonesia.   Ini adalah kesempatan  kedua yang dilakukan oleh Pdt Minda dalam upaya menghadirkan suku Karo menjadi tokoh nasional.  Sempat lolos  keputaran akhir yang menyisakan 30 orang calon, namun pada keputusan akhir yang dilakukan oleh komisi III DPR RI hanya 13 orang yang terpilih menjadi anggota Komnas HAM periode 2013-2018.



Saya sendiri sempat berharap agar kali ini Pdt Mindawati Br Perangin angin, PhD bisa terpilih.  Namun DPR memilih yang lain.  Perlu dianalisa  penyebab kegagalan Mindawati, supaya jika kelak ada lagi putra/putri Karo yang maju menjadi anggota komisi nasional yang lain , sudah bisa diterapkan strategi untuk memenangkannya.

Nama nama 30 orang calon anggota Komnas HAM

1. Ansori Sinungan, mantan pegawai Kementerian Hukum dan HAM
2. Ario Djatmoko, dokter
3. Bahder J. Nasution, dosen Universitas Negeri Jambi
4. Bambang Budiono, Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Airlangga
5. Dede Oetomo, aktivis Gaya Nusantara
6. Dian Nuswantari, Pusham Universitas Surabaya
7. Dianto Bachriadi, peneliti agraria
8. Erna Ratnaningsih, aktivis Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia
9. Hafid Abbas, dosen Universitas Negeri Jakarta
10. I Sandyawan Sumardi, aktivis Yayasan Ciliwung Merdeka
11. Kisnu Haryo, peneliti Lembaga Pertahanan Nasional
12. M. Imdadun Rahmat, anggota Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
13. Maneger Nasution, pengurus Majelis Ulama Indonesia Pusat
14. Mochamad Soedito, pengurus Persatuan Tuna Netra Indonesia
15. Muhammad Nurkhoiron, aktivis Desantara Foundation
16. Natalius Pigai, pegawai Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
17. Nurkholis, anggota Komnas HAM
18. Otto Nur Abdullah, aktivis Imparsial
19. Paul Serak Baut, mantan anggota DPR
20. Pdt Mindawati Perangin, pendeta Gereja Betle Kristen Protestan Medan
21. Roichatul Aswidah, aktivis Demos
22. Sandrayati Moniaga, pengurus Samdhana Institute
23. Setia Adi Purwanta, pegawai Pusat Sumber Pendidikan Inklusif DIY
24. Siane Indriani, wartawan
25. Siti Noor Laila, advokat
26. Suharto, penggiat Program Pengarusutamaan Difabel
27. Suma Mihardja, konsultan HAM
28. Taufik Basari, aktivis LBH Masyarakat
29. Tri Susilowati, dosen Undaris Semarang
30. Yosep Adi Prasetyo, anggota Komnas HAM.

(Sumber  : http://www.obornews.com/1224-berita-inilah_nama_calon_komisioner_komnas_ham.html

Ada beberapa penyebab yang menurut  hemat kami  menjadi sumber kegagalan Pdt Mindawati.  Yang pertama adalah soal ketokohan Mindawati.  Kecuali kalangan gereja dan kalangan suku Karo barangkali nama Mindawati belum dikenal banyak.  Hal ini barangkali karena kurangnya publikasi tentang nama Mindawati dikalangan umum, khususnya di kalangan DPR.  Jika ada peranan Mindawati sebelumnya terpublikasikan dengan luas, maka nama Mindawati akan menjadi pertimbangan kuat.

Penyebab yang kedua adalah kurangnya jaringan atau network yang dimiliki oleh Mindawati.  Khususnya kepada kalangan partai politik atau pun anggota DPR.  Kurangnya networking ini menurut saya bukan melulu kesalahan Mindawati, namun juga kurangnya kekompakan dan kebersamaan  suku Karo secara keseluruhan untuk mennggolkan  putri Karo menjadi tokoh di kancah nasional.  Memang terkenal  kalau Suku Karo itu lebih suka singgle fighter dalam bertindak,  lebih suka sendiri sendiri daripada bekerja sama.  Padahal jika sejak awal beberapa tokoh karo secara bersama sama  satu visi mendukung Mindawati, bukan tidak mungkin nama Mindawati bisa dilontarkan.


Berikut nama-nama 13 calon Anggota Komisioner Komnas HAM.

1. Sandrawati Monianga, 48 suara, pengurus Samdhana Institute.
2. Manajer Nasution, 45 suara, Wakil Ketua Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama MUI Pusat.
3. Natalius Pigai, 43 suara, pegawai Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
4. Oto Nur Abdullah, 42 suara, aktivis Imparsial.
5. Ansori Sinungan, 42 suara, mantan pegawai Kementerian Hukum dan HAM.
6. Muhammad Nur Khoiron, 38 suara, aktivis Desantara Foundation (liberal, pernah meminta UU Penodaan Agama dicabut).
7. Imdadun Rahmat, 38 suara, Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
8. Sianne Indriani, 36 suara, wartawan.
9. Roichatul Aswidah, 35 suara, aktivis Demos.
10. Hafid Abbas, 35 suara, Guru Besar FIP UNJ; Mantan Dirjen Perlindungan HAM dan Konsultan UNESCO
11. Siti Noor Laila, 33 suara, advokat.
12. Dianton Bach Riyadi, 28 suara, peneliti agraria.
13. Nur Kholis, 28 suara, anggota Komnas HAM.* (EMY)

Sumber  : http://www.kedaiberita.com/index.php/Hukum/inilah-13-anggota-komnas-ham-baru.html

Beberapa tokoh Karo di Jakarta mempunyai jaringan yang sangat kuat dengan  kalangan DPR maupun tokoh tokoh partai politik yang saat ini sedang berperan di DPR.  Akan tetapi barangkali Mindawati tidak pernah mengatakan rencananya dan meminta dukungan untuk menang menjadi salah satu anggota komnas HAM.  Akhirnya kegagalan lah yang terjadi.

Nama nama seperti  Inget Sembiring, Letjen (Purn)  Amir Sembiring,  Brigjen Pol Drs Sadar Sebayang,  NJ Sembiring,  Tifatul Sembiring,  Kol dr Alex Ginting, Nuah Torong,  Dr Darwin Ginting (Bandung),  adalah beberapa nama yang mempunyai jaringan yang kuat ke partai partai yang sedang berkuasa di DPR.
Penyebab ketiga adalah rendahnya bargaining kaum kristen di DPR.  Hal ini adalah fakta, pasti besar pengaruhnya atas kegagalan tokoh kristen menjadi anggota komnas HAM yang ditentukan oleh DPR.  Namun seandainya didekati dengan cara yang lebih serius bukan tidak mungkin didapatkan dukungan.  Beberapa nama orang Kristen yang ada di DPR saat ini adalah  Martin Hutabarat dari Gerindra, Maruarar Sirait dari PDIP, Ruhut Sitompul dari  Demokrat,  Efendi Simbolon dari PDIP dan lain lain. 

Kedepan,  kita harus mendukung putra/putri kita kalau  hendak bertarung di DPR untuk memenangkan suatu jabatan ataupun keanggotaan.  Kita harus menyadari bahwa Suku Karo memang kecil, dan akan semakin kecil  kalu kita semua terpisah pisah.  Kita harus berani terbuka meminta dukungan, dan kita harus bersedia dengan ikhlas memberikan dukungan. Si Sampat-sampaten lah kita nake....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023