Featured Post

Catatan Khotbah Minggu 12 Mei 2024

Gambar
 Minggu Eksaudi : Begiken Min O Jahwe Warna Mbentar Invocatio          :  “(Pilipi 3 : 16)” Ogen                     :  Perbahanen Rasul Rasul 1 : 1 - 5  (Tunggal )     Khotbah            :  Masmur 31 : 1 – 5      (Responsoria )     Thema                 :  Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan              Khotbah : Masmur 31 : 1 – 5     Masmur Daud. Ku Kam aku cicio o TUHAN ula pelepas aku kemalun. Kam kap Dibata si bujur, mindo aku, maka IkeliniNdu aku. Begiken min pertotonku pedas min Kam reh mulahi aku. Jadi min Kam deleng batu inganku cicio, kubungku si nteguh inganku terkawal. Kam kap ingan cebuni dingen bentengku, tegu-tegu dingen babai aku erkiteken GelarNdu. Tegu-tegu aku maka ula aku kena siding itogeng kalak man bangku. Ampang-ampangi aku maka ula aku kena cilaka. Pembukaan   Syalomm mejuah juah senina ras turang, Kidekah nggeluh manusia ibas doni enda, lit lalap perbeben.  Lit nge lalap kiniseran, kiniseraan si mengancam keselamatan ta.  Tapi lit ka nge jalan keluar,

2 Tahap Kehidupan Prabowo Subianto

 

Pernah kah anda mendengar istilah 2 tahap kehidupan? Nah istilah ini sebenarnya sangat terkenal karena dipopularkan oleh seorang pengusaha sukses dan juga seorang penulis yang bernama Bob Buford.  Dalam bukunya Halftime : Moving From Success To Significance, dia menjelaskan makna 2 tahap kehidupan dengan sangat lugas dan mengena. 

Tahap Pertama dalam konsep hidup 2 tahap menekankan pada masa awal kehidupan ketika seseorang umumnya fokus pada membangun karier, mencapai kesuksesan finansial, dan memenuhi ambisi pribadi. Ini adalah masa di mana seseorang bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi mereka.

Tahap Kedua, yang disebut "Halftime," adalah waktu ketika seseorang mulai merenungkan arti sejati kehidupan mereka dan mencari cara untuk berkontribusi lebih besar kepada masyarakat dan melayani orang lain. Ini seringkali terjadi ketika seseorang telah mencapai sebagian besar tujuan finansial dan karier mereka, dan merasa ada yang lebih dalam yang harus mereka raih.

Lebih jauh Bob Buford menekankan bahwa pada tahap kedua kehidupan,  setiap orang haruslah mendorong dirinya untuk mencari panggilan pribadi  dan mengabdikan sebagian besar waktu dan sumber daya  untuk tujuan yang lebih besar dari diri mereka sendiri, seperti pelayanan sosial, filantropi, atau proyek-proyek yang memiliki dampak positif yang lebih besar pada masyarakat.

                                                Sumber Photo : CNNIndonesia.com


Saya menginterpretasikannya tahap pertama itu adalah usia 0  45 tahun (lebih kurang) dan tahap kedua 45 tahun sampai seterusnya.  Tahap pertama fokus kepada pencapaian pribadi diri sendiri, sedangkan tahap kedua adalah masa masa seseorang itu memberikan makna terhadap hidupnya sambil menentukan legacy yang akan ditinggalkannya untuk kehidupan ini.  

Sebagian besar orang bisa melewati tahap pertama dan  mencapainya dari sisi umur, namun untuk mencapai karier tertinggi pada usia 45 an tahun jarang jarang juga yang bisa mencapainya.  Tapi tentu ada orang orang tertentu yang bisa kita  bisa mencapai kaier tertinggi nya pada usia 45 tahunan.  Beberapa  contohnya adalah Erick Thohir, Sandiaga Uno, Pdt Krismas Barus, Merry Ryana dll.

Tahap kedua, dikenal sebagai tahap sudden death, karena usia  manusia  bisa kapan saja pun berakhir.  Tahap pertama bisa dilalui, bahkan tanpa disadari pun usia sudah 45 tahun,   tapi tahap kedua  setiap saat umur dihitung, dan tiba tiba saja bisa berakhir.  Tahap kedua seyogianya memang diisi dengan berbagi dengan orang lain, menjadi inspirasi atau melakukan tugas tugas kerohanian dan pengabdian pengabdian. 

 Ketika saya mencoba memahami kehidupan Prabowo Subianto, saya membagi dua tahap kehidupannya  menjadi  tahap sebelum beliau jadi Menteri Pertahanan dan tahap setelah menjadi menteri sampai saat ini dan seterusnya.

Tahap pertama Pak Prabowo tahap dimana beliau menjadi sosok yang sangat fokus terhadap keberhasilan pribadi dan kariernya.  Sepanjang karier militernya sampai dia menjadi Jenderal Bintang 3 dan menjadi Pangkostrad, adalah tahap dimana dia ingin menjadi yang paling istimewa dalam karier dan  kehidupannya.  Menjadi Pangkostrad bukan lah karier puncak dalam militer Indonesia, masih ada diatasnya lagi seperti Kepala Staf Angkatan Darat dan Panglima TNI,  dan menurut perenungan saya disitulah dia pernah tersandung

Salah satu ciri militer adalah ketaatannya kepada komando, atau atasannya.  Sehingga dalam pemahaman saya, peristiwa penculikan yang pernah dituduhkan kepadanya yang membuat dirinya dibebaskan dari militer berkaitan dengan ketaatannya kepada atasannya.  Sebab dalam militer Indonesia tidak mungkinlah sebuah rencana aksi bisa dijalankan sebelum didiskusikan dengan atasan.  

Disamping itu peristiwa penculikan yang dituduhkan kepadanya pun menurut khabar yang sampai kepada saya karena melindungi bawahannya yang menjadi pelaksana peristiwa penculikan aktivis itu.  Memang siapapun yang pernah menjadi bawahan Prabowo Subianto akan merasakan pendekatan kepemimpinan yang sangat kharismatik namun sangat memihak dan melindungi  bawahannya.  Prabowo Subianto dimata Mayjen (Purn) Musa Bangun adalah seorang pimpinan yang sangat care (peduli) terhadap prestasi, kesejahteraan dan kehidupan keluarga bawahannya. 

Mayjen (Purn) Musa Bangun pernah merasakan itu saat dia menjadi wakil komandan batalyon dan Prabowo Subianto jadi komandannya.  Suatu saat orang tua (ayah) Pak Musa Bangun datang dari kampung di Tanah Karo Simalem, dan Pak Prabowo bersedia mendengar dan berbicara dengan sang ayah cukup lama.  Pengalaman  bercakap cakap dengan Pak Prabowo  bagi sang ayah Pak Musa Bangun menjadi percakapan yang paling mengesankan dalam hidupnya. 

Tahap pertama kehidupan Prabowo Subianto tidak berakhir pada saat dia dibebaskan dari dunia kemiliteran,  sebab pada saat beliau menjadi calon wakil presiden dan dua kali menjadi calon presiden berkompetisi dengan Presiden Joko Widodo masih bagian dari pencarian prestasi tertinggi dalam hidupnya.  Ketika itu dia  masih fokus kepada dirinya sendiri, jadi boleh dilihat  masih tahap pertama.  

Tahap kedua kehidupan Prabowo Subianto menurut saya berawal saat dia mau menerima tawaran menjadi menteri dan ditetapkan sebagai  Menteri Pertahanan Republik Idonesia, pada Kabinet Indonesia Maju.

Pada awal beliau jadi menteri, seorang Deddy Corbuzier pun sangat terheran heran kog mau jadi menteri padahal dia sebagai mantan calon presiden lebih tinggi lah gengsi dan kedudukannya dari menteri, dibawah pesaingnya pula.  Jawaban Pak Prabowo Subianto saat itu atas pertanyaan Deddy Corbuzier di acara podcastnya yang sangat laris terkenal itu adalah :  kalau bersama sama membangun bangsa Indonesia, mengapa saya harus gengsi gengsian.  Saya ingat bagaimana Pak Prabowo menceritakan dua orang jenderal  perang  Bangsa Jepang yang sangat bersaing, tapi bersatu padu membangun Jepang; sebagai analogi keputusannya mau menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju. 

Dan selama hampir lima tahun menjadi menteri, Prabowo Subianto terpilih menjadi menteri terbaik, jauh dari gossip gossip korupsi.  Bahkan prestasi paling hebat beliau adalah keputusannya untuk membeli pesawat tempur Rafale dan menjadi pujian dari seluruh dunia. 

Nah jika sekarang dalam usianya yang sudah sekitar 74 tahun mau mencalonkan dirinya menjadi presiden, saya melihat motifasi utama nya adalah memberikan  pengabdian untuk Bangsa Indonesia. Itu yang paling utama selain memang menjadi presiden adalah prestasi karier yang paling tinggi yang bisa dicapai oleh orang orang biasa. 

Pak Prabowo Subianto berhasil mengatasi seluruh kegalauan perasaannya dan move on beberapa kali dalam  kehidupannya.  Beliau move on dari tahap pertama ke tahap kedua dengan mengalahkan ego nya sendiri dan berhasil menjadi salah seorang berkarakter negarawan.  Masyarakat banyak khususnya kaum orang dewasa pun harus move on juga lah dalam melihat dan menilai perjalanan kehidupan Prabowo Subianto. Manusia itu berubah, berubah mencari hidup yang lebih bermakna.  

Nampaknya kaum millenial dan generasi z lebih cepat dan lebih dulu move on dibanding para orang tua dan kaum dewasa skeptis (barangkali), sebab dimata generasi millenial dan generasi Z ini,  Prabowo Subianto sangat mereka cintai dan menobatkannya menjadi  pemimpin yang jujur, cerdas, dan tegas. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023