Featured Post
Catatan Tambahan PJJ GBKP 6 – 12 Juni 2021.
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
PENGERAKUT KINIERSADAN BAS JABU
Masmur 133:1-3
(Budaya/Sangkep Nggeluh
Teks : Masmur
133 : 1 – 3
133:1 Nyanyian
ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara
diam bersama dengan rukun!
133:2 Seperti
minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut
Harun dan ke leher jubahnya.
133:3 Seperti
embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah
TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Fakta
1. Masmur Daud mengatakan sungguh alangkah baik makna
kerukunan hidup dari para saudara.
2. Pemasmur mengatakan bahwa minimal ada dua hal yang
diperoleh secara bersama sama para saudara saudara itu, seperti minyak (urapan)
yang dikepala, pasti turun ke janggut dan jubah.
3. Yang kedua dikatakan pemasmur seperti embun
(kesejukan) dari gunung Hermon turun keatas gunung gunung sion. Sebab sesuai dengan yang dikatakan TUhan, bahwa
kesanalah semua berkat, kehidupan untuk selama lamanya.
Makna.
1. Kunci kebahagiaan hidup dan keberhasilan hidup adalah
jika bisa hidup rukun dengan saudara saudara sendiri. Kerukunan hidup bersumber
dari hidup yang saling isi mengisi,
hidup yang saling peduli, saling menguatkan, saling berbagi, saling
menghormati, saling menghargai adalah aspek yang paling penting dalam
hidup. Boleh dikatakan semua kecerdasan
manusia, atau semua pola kehidupan manusia, semua budaya yang ada pada Bangsa
Bangsa adalah untuk menciptakan kerukunan, karena itu yang paling menentukan
kebahagiaan kehidupan.
2. Dari perikop ini juga menjadi jelas bahwa kerukunan sejalan dengan berkat TUhan, sejalan dengan hukum alam
yang diciptakan TUHAN. Ada hukum
gravitasi, bahwa benda mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah dan terus
ketempat yang lebih rendah. Dari kepala
minyak berkat itu mengalir ke janggut, ke jubah terus kbawah dank e bawah. Dalam konsep sangkep nggeluh kalak Karo,
berkat atau pasu pasu itu akan mengalir dari kalimbubu, terus ku sembuyak,
terus ku anak beru. Dan jika kalimbubu,
sembuyak dan anak beru bisa hidup rukun dalam peran nya masing masing maka berkat
dan pasu pasu serta keberhasilan hidup akan terbagi secara proporsional man
kalimbubu, senina terus ku anak beru. Artinya
dan saat anak beru menghormati kalimbubunya, dan saat senina mempedulikan
seninanya, yang mendapatkan kebahagiaan itu kalimbubu dan anakberu atau senina
dan seninanya. Wah luar biasa, inilah
hukum kehidupan atau hukum alam. Saat kalimbubu metami man anak berunya, tidak
berari sang kalimbubu akan kehilangan, tapi justru kalimbubu dan anak beru ini
semakin mendapatkan berkat dan pasu pasu tadi. Saat anak beru memahamt man
kalimbubu, bukan hanya kalimbubu yang mendapatkan kinihamatan, tapi anak beru
juga. Saat senina metenget man
seninanya, maka seninanya itu pun metenget man man bana, sehingga terjadi “erbuena kudat kai sikubereken man seninaku
e”
3. Seperti embun yang dari gunung Hermon mengalir ke
bukit Sion. Menjelaskan kepada kita
bahwa ada sumber kesejukan itu adalah yang diciptakan Tuhan di Gunung Hermon,
dan dari sana akan mengalir ku bukit bukit Sion. Dan Itulah perintah Tuhan. Artinya semua berkat dalam hidup ini berasal
dari TUhan, dari Gunung Hermon, ke Bukit Sion.
Sumber semangat dan kesejukan dalam hidup di keluarga adalah TUHAN. Sumber dari semua budaya pun adalah
Tuhan. Perkembangan Budaya kalak Karo
pun seharusnya bersumber dari Tuhan, seperti embun memang dari Tuhan.
Pengkenaina
· Terapkan lah ibas geluhta prinsip prinsip kegeluhen si
enggo lit bas budayata. Budaya kalak
Batak, emekap lit merga si erpalas kubas Dalikan Sitelu. Karo ikelompokken kubas Batak erkiteken
prinsip nggeluhna dalikan sitelu, kalimbubu, senina ras anak beru si tujuanna
menciptakan kerukunan nggeluh. Mari
sidalanken dalikan si telu enda ibas geluhta.
· Budaya banci
menciptakan kerukunen, tapi upah kerukunen e reh ibas Tuhan nari. Rukun lah gelah melala sidat pasu pasu bas
Tuhan nari. Kerukunen ta pe harus si pake
gelah ertutusna ateta nembah ku Tuhan. Labo sebalikna, siutamaken kalimbubuta tapi
lupa kita man Tuhan. Dahin adat/budaya
sejalan lah min ras dahin dahin pelayanan ras ibadah man Tuhan. Amin.
Bujur ras
mejuah juah kita kerina
Pt. Analgin Ginting
Komentar