Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 22–28 Juni 2025

Gambar
  Thema:   Endesken Persembahan Man Tuhan (Menyadari dan Menghayati Persembahan Kepada Tuhan) Nas: Imamat 23:15–22 (TB) “Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah Sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu; sampai pada hari sesudah Sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN… (selanjutnya sesuai nas lengkap)” Pengantar Persembahan bukan sekadar tindakan memberi sesuatu kepada Tuhan, melainkan ungkapan ketaatan, syukur, dan kekudusan. Dalam Imamat 23, Tuhan tidak hanya memerintahkan Israel untuk mempersembahkan hasil panen atau hewan kurban, tetapi juga memerintahkan mereka untuk menghitung waktu dengan cermat, menyiapkan bahan terbaik, dan mengikuti aturan yang ketat. Semua ini menyatakan bahwa Tuhan menghendaki ibadah yang sadar, tepat, dan kudus. Bukan karena Tuhan membutuhkan materi, melainkan karena melalui disiplin dan ...

Catatan Tambahan PJJ GBKP 6 – 12 Juni 2021.

 PENGERAKUT KINIERSADAN BAS JABU

Masmur 133:1-3

(Budaya/Sangkep Nggeluh

Teks  : Masmur 133 : 1 – 3   

133:1        Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

133:2        Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.

133:3        Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Fakta

1.          Masmur Daud mengatakan sungguh alangkah baik makna kerukunan hidup dari para saudara.

2.          Pemasmur mengatakan bahwa minimal ada dua hal yang diperoleh secara bersama sama para saudara saudara itu, seperti minyak (urapan) yang dikepala, pasti turun ke janggut dan jubah.

3.        Yang kedua dikatakan pemasmur seperti embun (kesejukan) dari gunung Hermon turun keatas gunung gunung sion.  Sebab sesuai dengan yang dikatakan TUhan, bahwa kesanalah semua berkat, kehidupan untuk selama lamanya.

Gunung Hermon.   Sumber Photo : https://id.pinterest.com/

Makna.                                                

1.          Kunci kebahagiaan hidup dan keberhasilan hidup adalah jika bisa hidup rukun dengan saudara saudara sendiri. Kerukunan hidup bersumber dari  hidup yang saling isi mengisi, hidup yang saling peduli, saling menguatkan, saling berbagi, saling menghormati, saling menghargai adalah aspek yang paling penting dalam hidup.  Boleh dikatakan semua kecerdasan manusia, atau semua pola kehidupan manusia, semua budaya yang ada pada Bangsa Bangsa adalah untuk menciptakan kerukunan, karena itu yang paling menentukan kebahagiaan kehidupan.

2.          Dari perikop ini juga menjadi jelas  bahwa kerukunan sejalan  dengan berkat TUhan, sejalan dengan hukum alam yang diciptakan TUHAN.  Ada hukum gravitasi, bahwa benda mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah dan terus ketempat yang lebih rendah.  Dari kepala minyak berkat itu mengalir ke janggut, ke jubah terus kbawah dank e bawah.  Dalam konsep sangkep nggeluh kalak Karo, berkat atau pasu pasu itu akan mengalir dari kalimbubu, terus ku sembuyak, terus ku anak beru.  Dan jika kalimbubu, sembuyak dan anak beru bisa hidup rukun dalam peran nya masing masing maka berkat dan pasu pasu serta keberhasilan hidup  akan terbagi secara proporsional man kalimbubu, senina terus ku anak beru.  Artinya dan saat anak beru menghormati kalimbubunya, dan saat senina mempedulikan seninanya, yang mendapatkan kebahagiaan itu kalimbubu dan anakberu atau senina dan seninanya.  Wah luar biasa, inilah hukum kehidupan atau hukum alam. Saat kalimbubu metami man anak berunya, tidak berari sang kalimbubu akan kehilangan, tapi justru kalimbubu dan anak beru ini semakin mendapatkan berkat dan pasu pasu tadi. Saat anak beru memahamt man kalimbubu, bukan hanya kalimbubu yang mendapatkan kinihamatan, tapi anak beru juga.  Saat senina metenget man seninanya, maka seninanya itu pun metenget man man bana, sehingga terjadi “erbuena kudat kai sikubereken man seninaku e”

3.         Seperti embun yang dari gunung Hermon mengalir ke bukit Sion.  Menjelaskan kepada kita bahwa ada sumber kesejukan itu adalah yang diciptakan Tuhan di Gunung Hermon, dan dari sana akan mengalir ku bukit bukit Sion.  Dan Itulah perintah Tuhan.  Artinya semua berkat dalam hidup ini berasal dari TUhan, dari Gunung Hermon, ke Bukit Sion.  Sumber semangat dan kesejukan dalam hidup di keluarga adalah TUHAN.  Sumber dari semua budaya pun adalah Tuhan.  Perkembangan Budaya kalak Karo pun seharusnya bersumber dari Tuhan, seperti embun memang dari Tuhan.

Pengkenaina

·           Terapkan lah ibas geluhta prinsip prinsip kegeluhen si enggo lit bas budayata.  Budaya kalak Batak, emekap lit merga si erpalas kubas Dalikan Sitelu.  Karo ikelompokken kubas Batak erkiteken prinsip nggeluhna dalikan sitelu, kalimbubu, senina ras anak beru si tujuanna menciptakan kerukunan nggeluh.  Mari sidalanken dalikan si telu enda ibas geluhta.  

·            Budaya banci menciptakan kerukunen, tapi upah kerukunen e reh ibas Tuhan nari.  Rukun lah gelah melala sidat pasu pasu bas Tuhan nari.  Kerukunen ta pe harus si pake gelah ertutusna ateta nembah ku Tuhan. Labo sebalikna, siutamaken kalimbubuta tapi lupa kita man Tuhan.  Dahin adat/budaya sejalan lah min ras dahin dahin pelayanan ras ibadah man Tuhan. Amin.

Bujur ras mejuah juah kita kerina

Pt. Analgin Ginting

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan PJJ GBKP Minggu 20–26 April 2025

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 15–21 Juni 2025