Featured Post

Catatan Khotbah Minggu 12 Mei 2024

Gambar
 Minggu Eksaudi : Begiken Min O Jahwe Warna Mbentar Invocatio          :  “(Pilipi 3 : 16)” Ogen                     :  Perbahanen Rasul Rasul 1 : 1 - 5  (Tunggal )     Khotbah            :  Masmur 31 : 1 – 5      (Responsoria )     Thema                 :  Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan              Khotbah : Masmur 31 : 1 – 5     Masmur Daud. Ku Kam aku cicio o TUHAN ula pelepas aku kemalun. Kam kap Dibata si bujur, mindo aku, maka IkeliniNdu aku. Begiken min pertotonku pedas min Kam reh mulahi aku. Jadi min Kam deleng batu inganku cicio, kubungku si nteguh inganku terkawal. Kam kap ingan cebuni dingen bentengku, tegu-tegu dingen babai aku erkiteken GelarNdu. Tegu-tegu aku maka ula aku kena siding itogeng kalak man bangku. Ampang-ampangi aku maka ula aku kena cilaka. Pembukaan   Syalomm mejuah juah senina ras turang, Kidekah nggeluh manusia ibas doni enda, lit lalap perbeben.  Lit nge lalap kiniseran, kiniseraan si mengancam keselamatan ta.  Tapi lit ka nge jalan keluar,

ONE VILLAGE ONE PRODUCT UNTUK TANAH KARO ; KRISTIAN FERNANDES PURBA

Beberapa waktu lalu Aron Perubahan Karo bersama Karo Erdilo Diaspora, melakukan lomba menulis kepada IDEBUKTI. Dengan tujuan agar Masyarakat Karo secara khusus, dapat memberikan aspirasi dan harapannya untuk Tanah Karo kepada IDEBUKTI. 

Tepat pada tanggal 16 Desember 2020, di Desa Budaya Lingga (Sanggar Simpei Sinulingga) dilakukan penyerahan hadiah lomba kepada para pemenang lomba. Dihadiri langsung oleh Budianto Surbakti, Kornelus Kembaren (Ketua Relawan Erdilo) dan Hanna Bangun (Ketua Aron Perubahan Karo)

Kristian Fernandes Purba


Sebagai Juara Pertama, Kristian Fernandes Purba seorang pemuda yang besar dan tumbuh di Desa Raya, Berastagi menuliskan suratnya untuk IDEBUKTI dengan apresiasi dan masukkannya tentang "ONE VILLAGE ONE PRODUCT UNTUK TANAH KARO". Usulan program ini dilihat Kristian sebagai sesuatu yang amat sangat penting dikembangkan, mengingat tanah karo yang kaya dan berpotensi. Bukan hanya kaya dan berpotensi pada sektor pertanian, tetapi juga parawisatanya. 

Sebagai seorang pemuda yang telah berlabuh ke beberapa daerah. Ia sangat merindukan Tanah Karo yang sadar wisata dan potensinya. Adapun surat tersebut, dituliskan demikian;

Mejuah-juah,

Salam Perubahan untuk Tanah Karo Simalem.

Saya Kristian Pernandes Purba, bere Sembiring Depari, saya besar dan tumbuh di Desa Raya, Berastagi. Saya seorang lulusan baru dari salah satu PTN di negeri ini. Sebelumnya, saya seorang yang tinggal jauh dari kuta kemulihen menyampaikan apresiasi tertinggi kepada bapak “Ide-Bukti” dengan konsep “Karo Erdilo Diaspora”.

Tumbuh dan berkembang di Tanah Karo menumbuhkan cinta yang luar biasa kepada kampung halaman. Disamping itu pasti ada rasa bangga, namun kebanggan itu berubah saat saya kembali beberapa tahun silam. Mengapa? begitu banyak potensi yang saya banggakan kepada orang di perantauan tentang Tanah Karo Simalem. Di perantauan, saya melihat potensi berbagai sektor di Tanah Karo tidak tertinggal dibanding daerah lain. Namun, Yogyakarta, Ternate dan Manado mewakili daerah yang pernah saya kunjungi memanfaatkan potensi mereka semaksimal mungkin.

Tanah Karo dikenal sebagai daerah pariwisata, tentu ini akan menjadi sebuah keuntungan untuk Tanah Karo. Terlepas dari infrastruktur untuk mengakses daerah kita masih minim, saya yakin nilai jual Tanah Karo sebagai daerah pariwisata wajib ditingkatkan. Tentunya, di satu sisi bapak-bapak dapat memperjuangkan infrastruktur yang mendukung pengembangan di Tanah Karo. Tidak dapat dipungkiri, pembangunan tol Medan-Toba akan sangat berpengaruh terhadap pariwisata Karo. Jika infrastruktur jalan, kereta api, terowongan, atau rekayasa teknik lainnya dapat terealisasi, saya yakin Tanah Karo akan berkembang pesat. Dampak terhadap berbagai sektor akan sangat terasa. Ayo bapak-bapak yang akan menjadi pemimpin Tanah Karo, kita perjuangkan infrastruktur ini.

Jika mungkin, saya berharap “kita” sebagai seluruh warga yang memiliki rasa cinta kepada Tanah Karo, yang dipimpin oleh bapak “Ide-Bukti” juga berinovasi untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat Karo. Mulai dari memperhatikan sektor pertanian dari hulu ke hilir sebagai mata pencaharian dominan, potensi peternakan, pariwisata dan industri rumahan.

Program seperti ”one village one product” sebaiknya diterapkan. Bagaimana UMKM setiap desa berdampingan dengan Badan Usaha Milik Desa, terintegrasi dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Perdagangan dan Industri. Produk UMKM dan produk tiap desa dipasarkan di pasar khusus oleh-oleh maupun lokasi strategis seperti terminal dan bandara di Karo, Medan atau bahkan ekspansi ke kota lain. Tentunya program ini akan membutuhkan kerja sama semua pihak, saya yakin dengan dipimpin orang yang tepat maka akan berhasil. Saya berharap bapak “Ide-Bukti” menjadi sosok tersebut, mampu menyadarkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kreativitas dan semangat industri rumahan, mampu memfasilitasi pembelajaran dan pemasaran, serta pengembangan lanjutan.

Program seperti OVOP ini juga saya yakin akan dapat menyerap tenaga anak muda Karo yang selama ini terbuang sia-sia, terjerumus ke bahaya narkotika, judi, dan tindak kriminal. Biarlah orang yang terlanjur tua sekarang berjalan sesuai trend yang ada, namun anak muda? Tentu harus berubah! Dan Tanah Karo butuh sosok yang membakar semangat perubahan tersebut.

Contoh lain misalnya, katanya kita kota Pariwisata, namun masyarakat masih belum sadar bagaimana kapabilitas sumber daya manusia bahkan setingkat tukang parkir akan berdampak terhadap nilai jual Pariwisata kita. Pemberdayaan individu yang lebih kompeten, sosialisasi pelaku usaha pariwisata yang baik bisa menjadi solusinya.

Program dan masukan di atas hanya gambaran abstrak dari ribuan masukan potensial untuk perubahan Karo kedepan. Namun pada intinya, integrasi berbagai sektor dan elemen adalah kunci untuk kemajuan Karo, kita butuh pemimpin yang dapat mengkoordinasi semua sektor dan elemen tersebut untuk berkontribusi maksimum untuk perkembangan Karo. Kita butuh pemimpin yang mampu melihat potensi di tengah Tanah Karo, kita butuh pemimpin yang visioner, tidak pesimis, mau menerima masukan. Kita butuh pemimpin yang bisa merasakan yang dirasakan oleh elemen terbawah masyarakat Karo, dan saya berharap Bapak Iwan Depari dan Budianto Surbakti menjadi sosok tersebut, demi perubahan Karo.

Demikian surat ini saya sampaikan kepada bapak Iwan Depari dan Budianto Surbakti, saya berharap masukan ini dapat berkontribusi untuk Tanah Karo Simalem melalui kepemimpinan bapak. Salam perubahan untuk Tanah Karo!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023