Featured Post
ONE VILLAGE ONE PRODUCT UNTUK TANAH KARO ; KRISTIAN FERNANDES PURBA
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Beberapa waktu lalu Aron Perubahan Karo bersama Karo Erdilo Diaspora, melakukan lomba menulis kepada IDEBUKTI. Dengan tujuan agar Masyarakat Karo secara khusus, dapat memberikan aspirasi dan harapannya untuk Tanah Karo kepada IDEBUKTI.
Tepat pada tanggal 16 Desember 2020, di Desa Budaya Lingga (Sanggar Simpei Sinulingga) dilakukan penyerahan hadiah lomba kepada para pemenang lomba. Dihadiri langsung oleh Budianto Surbakti, Kornelus Kembaren (Ketua Relawan Erdilo) dan Hanna Bangun (Ketua Aron Perubahan Karo)
Kristian Fernandes Purba |
Sebagai Juara Pertama, Kristian Fernandes Purba seorang pemuda yang besar dan tumbuh di Desa Raya, Berastagi menuliskan suratnya untuk IDEBUKTI dengan apresiasi dan masukkannya tentang "ONE VILLAGE ONE PRODUCT UNTUK TANAH KARO". Usulan program ini dilihat Kristian sebagai sesuatu yang amat sangat penting dikembangkan, mengingat tanah karo yang kaya dan berpotensi. Bukan hanya kaya dan berpotensi pada sektor pertanian, tetapi juga parawisatanya.
Sebagai seorang pemuda yang telah berlabuh ke beberapa daerah. Ia sangat merindukan Tanah Karo yang sadar wisata dan potensinya. Adapun surat tersebut, dituliskan demikian;
Mejuah-juah,
Salam Perubahan untuk Tanah Karo Simalem.
Saya Kristian Pernandes Purba, bere Sembiring Depari, saya
besar dan tumbuh di Desa Raya, Berastagi. Saya seorang lulusan baru dari salah
satu PTN di negeri ini. Sebelumnya, saya seorang yang tinggal jauh dari kuta kemulihen menyampaikan apresiasi
tertinggi kepada bapak “Ide-Bukti” dengan
konsep “Karo Erdilo Diaspora”.
Tumbuh dan berkembang di Tanah Karo menumbuhkan cinta yang
luar biasa kepada kampung halaman. Disamping itu pasti ada rasa bangga, namun
kebanggan itu berubah saat saya kembali beberapa tahun silam. Mengapa?
begitu banyak potensi
yang saya banggakan
kepada orang di perantauan tentang
Tanah Karo Simalem. Di perantauan, saya melihat potensi berbagai sektor
di Tanah Karo tidak tertinggal dibanding daerah lain. Namun, Yogyakarta,
Ternate dan Manado mewakili daerah yang pernah saya kunjungi memanfaatkan
potensi mereka semaksimal mungkin.
Tanah Karo dikenal sebagai daerah pariwisata, tentu ini
akan menjadi sebuah keuntungan untuk Tanah Karo. Terlepas dari infrastruktur
untuk mengakses daerah kita masih minim, saya yakin nilai jual Tanah Karo
sebagai daerah pariwisata wajib ditingkatkan. Tentunya, di satu sisi
bapak-bapak dapat memperjuangkan infrastruktur yang mendukung pengembangan di
Tanah Karo. Tidak dapat dipungkiri, pembangunan tol Medan-Toba akan sangat
berpengaruh terhadap pariwisata Karo. Jika infrastruktur jalan, kereta api,
terowongan, atau rekayasa teknik lainnya dapat terealisasi, saya yakin Tanah
Karo akan berkembang pesat. Dampak terhadap berbagai sektor akan sangat terasa.
Ayo bapak-bapak yang akan menjadi pemimpin Tanah Karo, kita perjuangkan
infrastruktur ini.
Jika mungkin, saya berharap “kita” sebagai seluruh warga
yang memiliki rasa cinta kepada Tanah Karo, yang dipimpin oleh bapak
“Ide-Bukti” juga berinovasi untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat Karo.
Mulai dari memperhatikan sektor pertanian dari hulu ke hilir sebagai mata
pencaharian dominan, potensi peternakan, pariwisata dan industri rumahan.
Program seperti ”one village one product” sebaiknya diterapkan. Bagaimana UMKM setiap desa berdampingan dengan Badan Usaha Milik Desa, terintegrasi dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Perdagangan dan Industri. Produk UMKM dan produk tiap desa dipasarkan di pasar khusus oleh-oleh maupun lokasi strategis seperti terminal dan bandara di Karo, Medan atau bahkan ekspansi ke kota lain. Tentunya program ini akan membutuhkan kerja sama semua pihak, saya yakin dengan dipimpin orang yang tepat maka akan berhasil. Saya berharap bapak “Ide-Bukti” menjadi sosok tersebut, mampu menyadarkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kreativitas dan semangat industri rumahan, mampu memfasilitasi pembelajaran dan pemasaran, serta pengembangan lanjutan.
Program seperti OVOP ini
juga saya yakin akan dapat menyerap tenaga anak muda Karo yang selama ini
terbuang sia-sia, terjerumus ke bahaya narkotika, judi, dan tindak kriminal.
Biarlah orang yang terlanjur tua sekarang berjalan sesuai trend yang ada, namun
anak muda? Tentu harus berubah! Dan Tanah Karo butuh sosok yang membakar
semangat perubahan tersebut.
Contoh lain misalnya, katanya kita kota Pariwisata, namun
masyarakat masih belum sadar bagaimana kapabilitas sumber daya manusia bahkan
setingkat tukang parkir akan berdampak terhadap nilai jual Pariwisata kita.
Pemberdayaan individu yang lebih kompeten, sosialisasi pelaku usaha pariwisata
yang baik bisa menjadi solusinya.
Program dan masukan di atas hanya gambaran abstrak dari ribuan masukan potensial untuk perubahan Karo kedepan. Namun pada intinya, integrasi berbagai sektor dan elemen adalah kunci untuk kemajuan Karo, kita butuh pemimpin yang dapat mengkoordinasi semua sektor dan elemen tersebut untuk berkontribusi maksimum untuk perkembangan Karo. Kita butuh pemimpin yang mampu melihat potensi di tengah Tanah Karo, kita butuh pemimpin yang visioner, tidak pesimis, mau menerima masukan. Kita butuh pemimpin yang bisa merasakan yang dirasakan oleh elemen terbawah masyarakat Karo, dan saya berharap Bapak Iwan Depari dan Budianto Surbakti menjadi sosok tersebut, demi perubahan Karo.
Demikian surat ini saya sampaikan kepada bapak Iwan Depari
dan Budianto Surbakti, saya berharap masukan ini dapat berkontribusi untuk
Tanah Karo Simalem melalui kepemimpinan bapak. Salam perubahan untuk Tanah
Karo!
Komentar