Featured Post

GBKP Menjadi Keluarga Allah yang Diutus untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia bagi Seluruh Ciptaan

Gambar
  (Markus 16:15; 1 Pet 2:9-10) Ceramah utuk Konvent Pendeta GBKP Wilayah 4 (7 Nov.2025) Pdt.Prof.Dr.Risnawaty Sinulingga MT.h Pengantar Puji Syukur kepada Tuhan untuk kesempatan berharga saat ini dalam menyampaikan ceramah tentang visi baru gereja GBKP. Ceramah ini disampaikan menurut perumusan visi, dianalisa berdasarkan teks acuan (Markus 16:15 dan 1 Petrus 2:9-10), dibandingkan dengan panggilan gereja dalam Tata Gereja GBKP. Rumusan visi dan panggilan GBKP yang sedikit berbeda dengan teks acuan Alkitab, menunjukkan bahwa GBKP memiliki landasan dogmatis yang cukup kuat dalam perumusan vissi ini. Dalam bagian pertama ceramah, akan dipaparkan makna kata-kata dalam visi yaitu “Menjadi Keluarga Allah yang Diutus”, “Untuk Mengerjakan Missi Allah di Dunia” dan “Bagi seluruh Ciptaan”. Penjelasan ini penting bukan saja karena merupakan bagian dari visi GBKP, tetapi karena adanya perbedaan dengan kalimat teks Alkitab (“…beritakanlah Injil kepada segala makhluk…”) dan panggi...

“MINTALAH SEORANG ANAKMU, KAWAN”.



Seorang pengusaha sangat kaya raya suatu saat meminta sesuatu kepada sahabat sangat karibnya. Dia memang sangat kaya dalam harta, uang dan kepemilikan serta mempunyai banyak sekali barang. Barang yang dia punyai semuanya berkelas dengan Merek/Brand dunia. Hanya satu yang dia tak punya yaitu anak. Sahabatnya seorang yang sangat bersahaja dan hidup pas-pasan. Namun mempunyai 4 orang anak yang cakep dan ganteng, cerdas dan berani.

“Berikan lah aku satu orang anakmu, kamu kan punya 4 orang sedangkan aku satu pun engga punya, pintanya. Sebagai gantinya kamu ambil saja apa yang kamu rasa paling berharga diantara semua harta harta saya,terserah kamu berapa banyak yang kamu mau ambil sebagai gantinya, katanya menambahkan.

"Oh boleh saja, engkau kan sahabatku sejak dahulu dan sampai sekarangpun kita tetap berteman, timpal sahabatnya". Namun aku akan mendiskusikannya dulu dengan istriku, sebab semua anak kami kan milik berdua. Katanya dengan sedikit bercanda.

Ketika dia bertemu dengan istrinya, diceritakannya lah permohonan sahabat karibnya itu. Dia lalu berkata, bagaimana kalau anak sulung kita saja kita berikan kepada sahabatku itu? Oh, jangan gak boleh, soalnya wajahnya paling mirip dengan nini bulangnya, bengkila, kata istrinya. Kalau anak kita yang nomor dua bagaimana kata sang suami pula. Ah itu juga gak boleh karena sifat, kebaikannya dan wajahnya paling mirip denganku kan? kata istrinya.

Kalau nomor tiga bagaimana kata suaminya. Bagaimana pula papa ini, dia dengammu kan seperti pinang dibelah dua. Jika kamu lagi tugas ke luar kota, aku kan sengaja memandang wajahnya saa dia terlelap, untuk mengobati rasa rinduku kepadamu. Janganlah.

Si suami terdiam, dan merasa bingung dan berfikir tidak akan bisa menyerahkan satu orang pun anaknya kepada sahabatnya orang super kaya itu. Dia tidak mengusulkan anaknya nomor 4, karena merupakan anak bungsu dan kesayangan mereka berdua, suami istri.

Manusia memang sulit sekali memberikan satu orang saja anaknya kepada teman dan sahabatnya. Tidak demikian dengan Allah. AnakNya hanya satu satunya, namun Dia menyerahkannya kepada manusia, karena keagungan kasih sayang Allah.

Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
(Dimodifikasi dari ilustrasi Pdt Sutijono, yang masih aktif memberi kuliah dalam usianya yang sudah 78 tahun. )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025