Featured Post

Catatan Tambahan PJJ – 26 Oktober - 1 Nopember 2025

Gambar
  Thema: Menolong Pelayan Tuhan (Nampati Suruh-suruhen Tuhan) Bahan PJJ: Filipi 4:14–20 Pembukaan Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi adalah salah satu surat yang penuh dengan rasa syukur dan kasih. Paulus menulis surat ini ketika berada dalam penjara, namun isi suratnya justru dipenuhi dengan ucapan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan jemaat Filipi. Mereka adalah satu-satunya jemaat yang secara konsisten menolong kebutuhan Paulus ketika ia memberitakan Injil. Dari perikop ini kita belajar bahwa pelayanan Tuhan seringkali tidak lepas dari dukungan umat Tuhan yang memiliki hati memberi. Tanpa dukungan nyata, pelayanan sering terhenti. Namun ketika umat memahami arti memberi, maka pekerjaan Tuhan berkembang dan nama-Nya dimuliakan (lihat 2 Korintus 9:7–8; Kisah Para Rasul 20:35). Fakta 1. Jemaat Filipi adalah komunitas Kristen pertama di Eropa (Kis. 16:11–15), yang dibentuk oleh Paulus bersama Silas. Mereka dikenal sebagai jemaat yang penuh kasih, berkomitmen tin...

Catatan Tambahan PJJ 13 - 19 April 2025

 Thema : Ditambahi Dengan Karakter Yang Baik (Itambahi alu Biak Si Mehuli)

Nas: Filipi 1:9-11


1. Fakta

a. Paulus mendoakan jemaat di Filipi agar kasih mereka semakin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan segala macam pengertian.

b. Harapan Paulus adalah agar jemaat Filipi mampu memilih yang baik, hidup suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus.

c. Paulus menekankan bahwa buah kebenaran adalah hasil karya Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.



2. Arti Fakta bagi Masyarakat Filipi

Kota Filipi adalah koloni Romawi, dihuni oleh warga yang memiliki kebanggaan tersendiri sebagai bagian dari kekaisaran. Jemaat di sana merupakan komunitas kecil yang hidup dalam tekanan budaya hedonis dan sistem yang menekankan status sosial dan kekuasaan. Doa Paulus mencerminkan kekhawatirannya terhadap pengaruh nilai-nilai duniawi yang dapat menggerus kasih dan kepekaan rohani jemaat. Dengan kata lain, Paulus ingin membentuk karakter jemaat yang tidak hanya saleh, tetapi juga cerdas secara rohani dan etis di tengah lingkungan yang materialistis dan kompetitif.[1]

3. Makna dan Relevansi dalam Konteks Kekinian

1. Di era sekarang, banyak orang hidup dalam kebingungan moral. Informasi berlimpah, tetapi tidak selalu diiringi hikmat. 

2. Seperti jemaat di Filipi, kita juga hidup dalam dunia yang mendorong pencapaian pribadi, tetapi sering mengabaikan nilai kasih dan kebenaran. Paulus mengajak kita untuk hidup tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga berhikmat — mampu membedakan mana yang baik dan benar di hadapan Tuhan. 

3. Dalam konteks gereja masa kini, ini berarti menjadi umat yang tidak hanya aktif beragama, tetapi juga punya integritas, empati, dan tanggung jawab sosial.[2]

4. Kerygma dan Pesan Teologis

1. Berita Injil yang disampaikan dalam bagian ini sangat jelas: kasih yang sejati bukanlah sesuatu yang pasif, tetapi bertumbuh dan berdampak dalam hidup nyata.

2. Buah kebenaran yang dihasilkan oleh Yesus Kristus dalam hidup kita menjadi kesaksian yang memuliakan Allah.

3. Oleh karena itu, hidup Kristen bukan sekadar ritual, tetapi sebuah proses pertumbuhan karakter yang mengakar dalam kasih dan pengertian yang benar. Ini adalah panggilan untuk bertransformasi dan menjadi saksi Allah yang otentik di dunia.[3]

5. Kesimpulan dan Penutup

Melalui suratnya, Paulus mengajarkan bahwa kasih dan pengetahuan yang sejati akan menghasilkan hidup yang benar dan memuliakan Allah. Dalam kehidupan sekarang, kita ditantang untuk menjadi orang Kristen yang tidak hanya religius, tetapi juga reflektif dan relevan. Karakter yang baik bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi menjadi cermin kasih Kristus kepada dunia.

Marilah kita bertumbuh dalam kasih, bukan hanya dalam emosi, tetapi dalam kebijaksanaan dan buah kebenaran.


Catatan Kaki dan Referensi

1. Gordon D. Fee, Paul's Letter to the Philippians (NICNT Series), Eerdmans, 1995.

2. N.T. Wright, Paul: A Biography, HarperOne, 2018.

3. William Barclay, The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians, Westminster John Knox Press, 1975.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025