Catatan Tambahan PJJ 27 April - 3 Mei 2025
.jpg)
Thema : "Bersedia Lahir kembali Dan Memperoleh Hidup Baru
(Tubuh peduakaliken ngaloken kegeluhen si mbaru)
Nas: Titus 3:1–8
1. Pendahuluan
Setiap orang ingin hidup lebih baik dari hari ke hari. Namun perubahan sejati tidak cukup hanya dengan tekad manusia. Firman Tuhan hari ini menunjukkan bahwa hidup baru hanya lahir dari belas kasih Allah yang bekerja lewat kelahiran kembali oleh Roh Kudus. Inilah yang disebut sebagai hidup baru dalam anugerah.
2. Fakta Nas:
3. Makna Teologis
Nas ini menegaskan bahwa:
4. Kerygma dan Pesan Kontekstual
Kerygma utama dari Titus 3:1–8 adalah:
Relevansi dengan jemaat GBKP saat ini:
Di era modern ini, banyak warga jemaat—terutama yang terdidik dan tinggal di perkotaan—cenderung menilai iman secara rasional, bahkan transaksional: "Kalau saya rajin ke gereja, Tuhan akan memberkati saya." Ini adalah bentuk iman yang berakar pada logika manusia, bukan kelahiran kembali oleh Roh.
Ada juga kecenderungan untuk menilai kebaikan hanya dari etika sosial: tidak mencuri, tidak menipu, tidak kasar. Namun firman ini menegaskan bahwa kebaikan sejati lahir dari pembaruan Roh, bukan sekadar kepatutan.
Kehidupan bergereja pun makin terjebak dalam ritualisme tanpa transformasi—ibadah berjalan, pelayanan rutin, tapi karakter dan relasi tidak berubah.
Pesan tegasnya adalah:
Jangan puas hanya dengan menjadi “baik” secara sosial. Tuhan tidak mencari orang sopan, tapi mencari orang yang hidupnya diperbarui oleh Roh-Nya.
Gereja harus menjadi komunitas transformasi, bukan hanya komunitas etika.
5. Implementasi dan Aplikasi Praktis
Untuk Anak Muda:
Berhenti hidup ganda. Jangan tampak rohani di gereja tapi hidup sembarangan di dunia digital. Mintalah Roh Kudus memperbarui motivasimu, bukan hanya gayamu.
Lahir baru berarti membiarkan Tuhan menulis ulang tujuan hidupmu—bukan hanya soal sukses, tapi soal menjadi terang.
Untuk Ayah (Kaum Pria Dewasa):
Tunjukkan kepemimpinan yang diperbarui: bukan otoriter atau cuek, tapi penuh kasih, rendah hati, dan tangguh dalam kebaikan.
Di tengah tekanan dunia kerja dan sosial, ingatlah bahwa kekuatan ayah sejati bukan dari otot atau status, tapi dari Roh Kudus yang membentuk karakter ilahi.
Untuk Ibu (Kaum Perempuan):
Pembaruan hidup berarti juga membawa kehangatan kasih Kristus ke rumah—dalam tutur kata, kesabaran, dan perhatian terhadap yang lemah.
Dalam dunia yang menuntut penampilan dan pencapaian, jadilah teladan perempuan yang utuh karena diperbarui, bukan dibentuk oleh standar dunia.
Untuk Orang Tua (Lansia):
Jangan merasa “sudah cukup rohani.” Waktu hidup kita yang tersisa harus makin memancarkan buah Roh: damai, lemah lembut, sukacita.
Doamu, kisahmu, dan hidupmu harus menjadi sumber pengajaran tentang anugerah, bukan hanya nostalgia tentang masa lalu.
Untuk Para Presbiter dan Pelayan Gereja:
Jangan hanya mengelola gereja; biarlah hidupmu menjadi cermin kelahiran baru dan pembaruan Roh.
Kesaksian terbesar bukan dari program pelayanan, tapi dari hidup yang diubahkan, yang tidak memfitnah, tidak kasar, tapi lemah lembut dan penuh kasih.
Komentar