Catatan Tambahan PJJ 16 - 22 Maret 2025
Thema : Ciptakan Perdamaian Dengan Sepenuh Hati (Bulatken Ukur Erbahan Perdamaian)
Nas Alkitab: Masmur 34:12-15
I. FAKTA
Penulis Mazmur 34, yang diyakini adalah Daud, menguraikan beberapa prinsip penting terkait kehidupan yang damai dan penuh berkat:
-
Keinginan akan hidup panjang dan menikmati kebaikan
- Setiap manusia pada dasarnya memiliki keinginan alami untuk hidup panjang dan menikmati hal-hal yang baik. Ini mencerminkan kebutuhan dasar manusia akan kesejahteraan dan kebahagiaan.
-
Menjaga lidah terhadap yang jahat dan bibir dari ucapan menipu
- Perkataan memiliki dampak besar dalam kehidupan manusia. Kata-kata yang jahat, menipu, atau memecah belah akan menimbulkan kehancuran baik secara pribadi maupun dalam komunitas.
-
Menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik
- Perdamaian tidak hanya terjadi secara otomatis, tetapi membutuhkan upaya aktif untuk menghindari kejahatan dan secara sadar melakukan kebaikan.
-
Mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya
- Perdamaian adalah hasil dari komitmen yang kuat, usaha yang serius, dan kesungguhan hati. Ini menuntut pengorbanan, kerendahan hati, dan tindakan nyata.
II. MAKNA TEOLOGIS
Fakta-fakta di atas memiliki makna teologis yang mendalam, yang mencerminkan karakter Allah dan tanggapan yang diharapkan dari umat-Nya:
-
Allah adalah Sumber Kehidupan dan Perdamaian
- Kehidupan yang panjang dan penuh berkat adalah anugerah Allah (Amsal 3:2; Ulangan 5:33). Oleh karena itu, mencari perdamaian berarti berjalan dalam kebenaran dan kehendak-Nya.
-
Perdamaian adalah Nilai Kerajaan Allah
- Perdamaian (shalom) dalam konteks teologi bukan sekadar ketiadaan konflik, tetapi juga kesejahteraan, keutuhan, dan harmoni yang bersumber dari Allah (Yesaya 9:5-6).
-
Bahasa sebagai Alat Perdamaian atau Perpecahan
- Dalam teologi Kristen, lidah memiliki kekuatan besar untuk membangun atau merusak (Yakobus 3:5-6). Perintah untuk menjaga lidah adalah panggilan moral bagi umat percaya untuk menjadi pembawa damai.
-
Perdamaian Menuntut Tindakan Nyata
- Perdamaian tidak datang dengan sendirinya, tetapi melalui usaha sadar untuk berbuat baik, memaafkan, dan membangun hubungan yang harmonis (Roma 12:18).
III. RELEVANSI DENGAN SITUASI SEKARANG
Dalam konteks jemaat GBKP di desa (rural) dan di kota (urban), nas ini memiliki makna yang sangat relevan:
-
Di Pedesaan (Rural):
- Konflik terkait batas tanah, perselisihan keluarga, atau perbedaan tradisi kerap menimbulkan ketegangan. Prinsip menjaga lidah dan menghindari gosip sangat penting untuk menciptakan suasana harmonis di komunitas yang kecil.
-
Di Perkotaan (Urban):
- Jemaat di kota menghadapi tantangan berupa persaingan kerja, tekanan sosial, dan gaya hidup yang serba cepat. Dalam kondisi ini, menjaga lidah dari perkataan yang menyakitkan dan membangun komunikasi yang sehat sangat krusial untuk menciptakan perdamaian di keluarga, gereja, dan lingkungan kerja.
-
Dalam Kehidupan Berjemaat:
- Perbedaan pendapat di antara anggota jemaat, baik dalam hal teologi, pelayanan, maupun kepentingan pribadi, dapat menimbulkan konflik. Firman ini mengingatkan bahwa menciptakan perdamaian adalah panggilan ilahi yang harus diperjuangkan dengan hati yang bulat.
IV. KERYGMA DAN PENERAPAN
Firman ini menegaskan bahwa perdamaian adalah bagian dari kesaksian umat Kristen di dunia.
-
Pesan Injil (Kerygma):
- Yesus Kristus adalah sumber perdamaian sejati (Efesus 2:14). Melalui pengorbanan-Nya, Yesus mendamaikan manusia dengan Allah dan memulihkan relasi yang retak di antara manusia.
-
Penerapan Praktis:
- Di keluarga: Biasakan komunikasi yang membangun, hindari kata-kata kasar atau menyakitkan.
- Di gereja: Ketika terjadi perselisihan, hadapi dengan kasih dan komunikasi yang terbuka.
- Di masyarakat: Jadilah agen perdamaian dengan aktif membangun relasi yang harmonis di lingkungan sekitar.
V. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Masmur 34:12-15 mengajarkan bahwa kehidupan yang baik dan panjang hanya bisa dicapai jika kita:
- Menjaga lidah dari perkataan jahat dan menipu.
- Menjauhi kejahatan dengan melakukan kebaikan.
- Mencari dan memperjuangkan perdamaian dengan sepenuh hati.
Sebagai jemaat GBKP, baik yang tinggal di desa maupun di kota, marilah kita berkomitmen untuk menjadi pembawa damai di mana pun kita berada. Kiranya Tuhan memberikan hikmat dan kekuatan agar kita mampu menjaga perkataan, berbuat baik, dan sungguh-sungguh memperjuangkan perdamaian dengan sepenuh hati.
Referensi
- Brown, William P. Seeing the Psalms: A Theology of Metaphor. Wm. B. Eerdmans Publishing, 2002.
- Goldingay, John. Psalms for Everyone, Part 1: Psalms 1-72. Westminster John Knox Press, 2006.
- Wright, N. T. Simply Good News: Why the Gospel Is News and What Makes It Good. HarperOne, 2015.
- Calvin, John. Commentary on the Book of Psalms. Christian Classics Ethereal Library.
Komentar