Featured Post
Kisah Ratu Seh Ngenana Br Sembiring Yang Dijadikan Dongeng Putri Hijau Untuk Mengaburkan Sejarah Kerajaan Haru.
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Oleh
Barata Berahmana
Ketua Dewan Pembina Karo Foundation
Mjjh man banta kerina.
Guna menggali sejarah kita, khusus berkaitan dengan Kerajaan Haru, kita perlu mulai dari Benteng Putri Hijau di Deli Tua.
Benteng dimana terakhir kali bertahta Ratu kita, Ratu Seh Ngenana Br.Sembiring Meliala. Dia naik Tahta di tahun 1594.Persis 4 Tahun setelah Guru Patimpus mendirikan Kuta Madan di Tahun 1590.
Ratu Seh Ngenana adalah seorang Srikandi.
Bayangkan saja pada jaman itu tidak mungkin seorang perempuan menjadi Ratu bila perempuan itu bukan sosok yang hebat luar biasa.
Kita Bangsa Karo sangat berkepentingan me-Rehabilitasi nama Ratu kita tsb.Kasihan dia dijadikan bahan dongeng- dongengan.
Dimana di ceritakan bahwa satu adik dia itu Meriam yang sekarang katanya menjadi meriam puntung yang dipamerkan di Istana Maimun Medan.
Meriam itu adalah meriam Aspal.
Adik nya satu lagi dikatakan adalah seekor Naga.Dan Naga ini yang dikabarkan membawa lari kakaknya yang dikenal dgn nama Putri Hijau ke laut guna selamatkan dia dari pasukan Aceh.
Ini dongeng sangat tidak benar.
Yang benar adalah satu Adiknya itu Komandan Pasukan Darat yang gugur dalam perang lawan pasukan Aceh. Yang Adiknya satu lagi adalah Komandan Armada Laut.
Sejarah mencatat bahwa ratusan tahun Armada Angkatan Laut Haru meng-kontrol Selat Melaka dan mengawasi lalu lintas perdagangan internasional saat itu.
Dalam tulisan Portugis Pelaut2 Haru disebut Perompak/ Bandit Laut yang suka merampok kapal orang.
Ini kita bisa ngerti. Musuh tak akan sebut lawannya Kesatria. Di jaman kini juga bukankah Bung Karo dan Bung Hatta dicap pengacau dan kaki tangan Jepang oleh Belanda dan Sekutunya?
Kembali ke Haru:
Saya pernah bincang-bincang ttg kisah Putri Hijau dgn kawan saya Drs.Achmad Riza Siregar di Medan.
Beliau bilang apa yang dikisahkan bahwa satu adik Putri Hijau itu adalah meriam dan karena terlalu panas dia meledak dan jadi meriam puntung. Dan satu lagi adiknya adalah naga yang membawa Putri Hijau lari ke laut, itu jelas untuk tutup cerita.
Supaya orang tidak perlu selidiki lagi sejarahnya.Kisah selesai: satu meriam yang sudah puntung dan satu lagi naga lari kelaut dan hilang disana. Tutup cerita.
Jadi kita perlu mulai dari Benteng Deli Tua itu.Para Arkeolog sudah pernah melakukan penelitian disana.Kita perlu selidiki ulang luas awal tanah Benteng itu.Cukup banyak tanahnya sudah diserobot dan ini perlu di kaji ulang.
Perlu diselidiki siapa Pejabat- pejabat yang pernah menerbitkan IMB kepada perusahaan atau orang per orang untuk mendirikan perumahan di areal Benteng tsb.
Dan harus dikembalikan tanah itu ke areal Benteng seutuhnya, walaupun akan makan waktu cukup lama.Kita hanya punya situs Benteng ini saja.Dan Situs ini perlu dilindungi. Yang lain mungkin perlu dicari.
Perihal Benteng Putri Hijau ini saya sangat berterima kasih kepada Gubernur Edy Rahmayadi yang telah menetapkan Benteng tsb sebagai Cagar Budaya Nasional.
Minimal areal yang tersisa tidak akan terkuras lagi. Nah, saya rasa inilih PR awal bagi para Pakar kita.
Semoga Tuhan YME memberkati para Pakar kita dalam tugas mulia ini. Amin🙏🤲🏻🙏.
Komentar