Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Standar Permainan PSSI U-19 Sangat Tinggi.

Standar permainan PSSI U-19 tahun memang sangat tinggi. Mereka tidak gentar bermain melawan tim Korea Selatan yang sampai saat ini salah satu negara yang terhebat prestasi sepakbolanya di Asia. Namun ketika kemarin menyaksikan langsung pertandingan antara Indonesia U-19 melawan Korea Selatan yang terasa bahwa kedua kesebelasan kelas nya sama.


Saya pribadi merasakan suatu nuansa yang sangat berbeda dalam menyaksikan permainan tadi malam. Jika sebelumnya perasan kesal selalu muncul saat pemain Indonesia menguasai bola, maka tadi malam perasaan itu berubah. Biasanya saat menyaksikan permainan Tim Indonesia yang lain selalu saja pemain kita kehilangan bola, salah umpan, tendangan meleset dari sasaran atau terlalu lama menguasai bola hingga akhirnya hilang sendiri, akan tetapi tadi malam benar benar berbeda. Semua pemain Indonesia U-19 bermain dalam ketenangan yang sangat tinggi. Tidak terburu buru dalam memberikan umpan atau menendang bola. Jarang kehilangan bola, dan saat menguasai bola maka semua berakhir dalam ancaman yang sangat serius ke gawang Korea Selatan.


Saya benar benar melihat penampilan Tim Indonesia yang sama sekali lain, sama sekali baru, sangat berkelas, sangat tinggi daya tahan fisiknya, sangat siap mental dan kepercayaan dirinya. Yang saya lihat tadi malam melalui permainan Indonesia U-19 tahun seolah olah seperti Tim Indonesia yang sangat lain dibanding apa yang saya tonton dalam 5-7 tahun belakangan ini di Stadion Utama Gelora Bung Karno (dulu Stadion Utama Senayan).


Ketika gol demi gol dicetak oleh Evan Dimas kapten Tim Indonesia Usia-19 tahun maka perasaan yang sangat bangga meluap. Saya melompat, berteriak, mengadu tost dengan penonton yang lain yang saya tidak kenal. Di Stadion GBK tadi malam banyak sekali teman baru yang saya dapat, semua bercerita tentang kekagumannya.


Saat Maldini Pali menggirng bola dari sisi kanan gawang Korsel, meliuk meliuk melewati dua pemain Korsel yang menjaganya optimisme bahwa akan terjadi gol sudah ada. Dan ketika bola diumpan kepada Evan Dimas sebelum dia menendang pun ada keyakinan sudah ada akan tercipta gol. Jadi ada trust yang sangat tinggi kepada pemain pemain Indonesia U-19 ini.


Sebaliknya ketika ada serangan dari Korsel ke gawang Indonesia, melihat gagahnya pemain belakang Indonesia ada keyakinan bahwa mereka akan bisa mengusir bola. Hansamu Yama Pranata, Muhammad Sahrul Kurniawan, Putu Gede Juni Antara, Fachturohman, serta Ravi Murdianto di bawah mistar gawang benar benar berdisiplin tinggi dalam menjaga pertahannnya. Aliran bola dari daerah pertahanan menjadi serangan benar benar dihadirkan oleh Evan Dimas dan Hargianto sehingga permainan tadi malam benar benar satu tontonan yang sangat berkelas pun sangat menarik




Dalam perjalanan pulang dari Senayan ke Bekasi saya merenung, apa kunci kehebatan Indonesia U-19 tahun ini. Dan hasil perenungan saya mengatakan ada beberapa hal yang menjadi kunci kemenangan yang membuat pelatih Korsel pun mengakuinya.


3 Kunci Kemenangan

Faktor yang pertama adalah kuatnya kerja sama antara semua pemain. Tidak ada yang merasa lebih pintar, tidak ada yang meragukan kemampuan temannya pemain yang lain. Saya lihat inilah yang benar benar terjadi tadi malam, sehingga saat bertahan pun pemain Indonesia sangat tenang dalam menguasai bola tidak asal tendang, tetapi semua bola pertahanan dikonversikan menjadi serangan.


Ketika bola dikuasai pemain depan maka mereka lebih memilih untuk memberi umpan kepada kepada temannya yang posisinya lebih baik dibanding dengan menendang bola sendirian dengan tendangan spekulasi. Salah satu pemain Indoensia di masa lalu yang menurut saya sangat egois adalah Budi Sudaryanto. Saya sangat kecewa kepada pemain ini, karena sejauh yang saya lihat tidak pernah memberi assist sekalipun kepada pemain yang lain khususnya kepada Bambang Pamungkas. Sangat egois menurut saya. Namun tadi malam tiga gol yang diciptakan oleh Evan Dimas adalah hasil assist dari dua pemain yang lain.



Faktor yang kedua adalah ketenangan bermain serta tingginya skill individu semua pemain Indonesia. Baik pemain belakang, pemain tengah, maupun pemain depan semua mempunyai teknik dan ketrampilan bermain yang sangat tinggi. Semangat kerja sama yang tinggi dipadukan dengan skill setiap pemain yang tinggi pasti akan melahirkan sebuah kesebelasan yang sangat hebat. Itulah gambaran Indonesia U-19 tadi malam.


Khsusnya standar mencetak gol dari Evan Dimas. Tiga peluang, tiga gol adalah prestasi yang sangat hebat. Tentang cara Evan Dimas mencetak gol sudah pernah saya tulis sebelumnya, bagaimana dia mencetak gol keempat ke gawang Laos beberapa hari yang lalu. Amati gawang, ambil ancang ancang lalu tendang bola secara terarah dengan kekuatan penuh, inilah yang saya amati dilakukan oleh Evan Dimas saat mencetak gol ke gawang Laos.


Tadi malam, ketiga gol yang dicetaknya pun saya lihat dilakukannya dengan cara yang sama. Bahkan pasa saat gol pertama ke gawang Korsel kuncinya adalah dalam kecepatan prosesnya, sedang gol kedua dan ketiga benar benar dilakukan Evan Dimas tendangan dengan kekuatan penuh. Buktinya gol kedua ke gawang Korsel tercipta meskipun bola meluncur diantara dua kaki penjaga gawang Korsel. Tidak tertangkap karena bola tendangan Evan Dimas sangat kuat dan sangat cepat melesat.


Faktor ketiga sebagai kunci kemenangan Indonesia tadi malam adalah tangan dingin sang pelatih Indra Sjafri. Strateginya datang dari self confident dan kemampuan membaca permainan Korsel. Lalu strategi itu diterapkan untuk mengandaskan Korsel. Yang sangat menonjol tadi malam adalah penguasaan lapangan tengah. Indonesia benar benar menguasai lapangan tengah, karena Indra Sjafri memberikan instruksi khusus mengenai hal ini. Diakui Korsel sangat kuat dikedua sayapnya, namun lemah di lapangan tengah.




Strategi Indra Sjafri benar benar efektif dan semua pemain memulai serangan dari lapangan tengah. Yang menarik dipertanyakan adalah mengapa strategi begitu dipercaya oleh semua pemain. Ternyata komunikasi Indra Sjafri dengan semua pemain sangat tinggi dan sangat kuat. Saya sangat terharu terharu kepada Indra Sjafri tadi malam, saat babak pertama ketika hujan lebat mengguyur. Indra tidak pernah duduk di bangku pelatih dan pemain cadangan, namun tetap berdiri disisi lapangan memberi instruksi dengan basah kuyup diguyur hujan lebat. Pemimpin yang otentik tidak diam saat anak buahnya bertempur dilapangan. Indra adalah pemimpin yang sangat otentik dan sangat istimewa.


Dan ketika pertandingan sudah berakhir dengan kemenangan Tim Indonesia dari tribun barat saya melihat khusus kepada Indra Sjafri yang berlari menemui dan memeluk setiap pemain. Termasuk para pemain cadangan pun dia peluk satu persatu. Ada kalanya dia berhenti menanti pemain yang datang berlari mendekatinya, kedua tangannya terbuka, dan saat pemain itu masuk kedalam pelukannya dia mengangkat badan pemain tersebut tanda ucapan terima kasih dan ras bangga. Sempat saya lihat pula, bahwa pemain yang mengangkat dan memeluk pelatihnya yang rajin blusukan ini.


Nuansa dalam tim Indonesia U-19 memang sangat berbeda. Dan setiap detil yang dilakukan akan sangat berguna untuk dicatat, dievaluasi, dimodifikasi, diterapkan sehingga kelak ada catatan bahkan buku pintar tentang pembinaan sepak bola Indonesia. Salut dari lubuk hati yang paling dalam dan salam hormat untuk Evan Dimas, Maldini Palli, Putu Gede serta Indra Sjafri dan semua pemain serta anggota tim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023