Featured Post

Berngi 6 Catatan Tambahan Pekan Keluarga 2024

Gambar
  Renungen: Masmur 128: 1-6 Tema : Jabu Si Dem Alu Kesangapen   128:1 Sangap kal kalak si malang man TUHAN , si nggeluh ngikutken kerina perentahNa. 128:2 Ipanna me ulihna latih, sangap nggeluh, mehuli sikerajangenna. 128:3 Ndeharana bali ras anggur si meramis buahna i bas rumahna, dingen anak-anakna bali ras tunas batang saitun i sekelewet mejana. 128:4 Bage me pasu-pasu TUHAN , man kalak si malang man baNa. 128:5 TUHANlah si masu-masu kam i Sion nari, mbera idahndu kesangapen Jerusalem kidekah umur geluhndu. 128:6 Cawirlah kam metua, maka sempat idahndu kempu-kempundu. Damelah sikerajangen Israel ! FAKTA , ARTI DAN MAKNA 1.      Sangap kal kalak si malang man TUHAN , si nggeluh ngikutken kerina perentahNa.   Ipanna me ulihna latih, sangap nggeluh, mehuli sikerajangenna. Ndeharana bali ras anggur si meramis buahna i bas rumahna, dingen anak-anakna bali ras tunas batang saitun i sekelewet mejana . Kerina kal kita ersura sura ra...

Dua Kepemimpinan Dalam Penanganan Pengungsi Letusan Gunung Sinabung

Situasi Tanggap Darurat letusan Gunung Sinabung sudah berakhir pada hari minggu tanggal 29 September. Dan pada hari Senen tanggal 30 September semua pengungsi sudah kembali ke rumah masing masing. Saat perpisahan pada hari Senen tersebut di Posko Induk GBKP, suasana haru terjadi ketika perwakilan dari masing masing desa diberi kesempatan berbicara untuk menyampaikan kesan kesannya selama berada dalam posko pengungsian.


Memang penanganan dalam posko posko pengungsian  pada letusan tahun 2013 ini sudah lebih baik dibanding pada saat letusan pertama pada tahun 2010. Karena baik para relawan, pemerintah daerah dan juga para pengungsi sendiri sudah mempunyai pengalaman  sejak letusan tahun 2010 yang lalu.

Pdt Agustinus Purba Kabid Diakonia GBKP



Situasi Gunung Sinabung sendiri pun menurut laporan Kompas.com tanggal 30 September sudah aman dan statusnya sudah diturunkan dari Level III Siaga menjadi Level II Waspada. Tentu kita berharap, situasi ini akan seterusnya aman, supaya penduduk di sekitar Gunung Sinabung kembali dapat hidup seperti suasana semula. Dapat beraktivitas dalam mengusahakan lahan pertaniannya yang terkenal sangat subur.


Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari penanganan pengungsi pada posko posko. Selama masa tanggap darurat dari tanggal 15 September sampai tanggal 29 September 2013 (persis 2 minggu) jumlah Posko yang ada sampai dua puluhan dan tercatat jumlah pengungsi sampai 15.281 jiwa. Tidak terdengar ada korban jiwa dan kekurangan makanan serta kekurangan perlengakapan pada posko posko. Ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa penanganan pengungsi sudah lebih baik.


Mengapa penanganan pengungsi sudah lebih baik ? Penyebabnya bukan hanya karena sudah ada pengalaman sebelumnya, namun juga karena pengorganisasian penanganan di lapangan sudah lebih baik. Pengorganisasian yang lebik baik tentu saja bisa diciptakan karena kepemimpinan pun lebih baik. Kepemimpinan siapa? Apakah kepemimpinan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Karo atau Kepemimpinan masyarakat sendiri.


Lokasi posko tempat pengungsi selama masa tanggap darurat tersebar di Kabanjahe, Brastagi dan beberapa desa yang aman yang paling dekat dengan Gunung Sinabung seperti Desa Payung, jalan Kuta Rayat ke Telaga. Posko umumnya ditempatkan  pada Jambur (Loosd Desa) atau halaman Gereja dan Mesjid.

Pengungsi sebelum pulang ke rumah memberikan kesannya di Posko Pengungsi GBKP

 
Tempat posko paling banyak ternyata dibuat dan ditangani oleh Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Ada 12 Posko yang dihuni oleh lebih 7000 jiwa pada posko posko yang ditangani oleh GBKP. Kebutuhan pada Posko ini selain yang diterima dari pemerintah juga sumbangan sumbangan yang diberikan oleh jemaat GBKP sendiri baik berupa uang dan peralatan peralatan dan makanan.


Jadi dapat disimpulkan bahwa hampir setengah dari jumlah Posko dan jumlah pengungsi selama 2 minggu ditangani oleh GBKP, melalui koordinasi Moderamen GBKP, para relawan terutama anak muda yang tergabung dengan ASIGANA ( Anak Singuda Siaga Bencana). Dan banyak kunjungan dari Jakarta serta bantuan dari lembaga lembaga swasta dan pemerintah yang langsung diberikan kepada posko pengungsi GBKP.


Sedangkan pada posko posko yang ditangani oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo sangat diperhatikan oleh Bupati Kena Ukur Surbakti. Dan sering sekali sang bupati ini membawa pejabat pejabat atau tokoh yang berkunjung ke posko posko ini yang umumnya berlokasi di Loos di kota Kabanjahe. Bahkan pernah sekali Bupati Kena Ukur Surbakti membawa dan memperkenalkan Pramono Eddy Wibowo sebagai peserta Konvensi Presiden dari Partai Demokrat. Namun sangat disayangkan bahwa Bupati Kena Ukur Surbakti jarang berkunjung ke posko yang ditangani oleh GBKP


Dari pengalaman ini dapat disimpulkan bahwa ada dua kepemimpinan dalam penanganan pengungsi selama masa tanggap darurat letusan Gunung Sinabung. Yang pertama adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dibawah pimpinan Bupati Kena Ukur Surbakti, dan yang kedua adalah Gereja Batak Karo Protestan yang dipimpin oleh Moderamen GBKP dan koordinator pelaksananya adalah Pendeta Agustinus Purba MA.


Dualisme kepemimpinan inilah yang membuat penangan pengungsi selama masa tanggap darurat berjalan sangat baik. Tentu masyarakat Karo mengharapkan agar kedepan Pemda Kabupaten Karo dapat menjalin kerja sama yang lebih erat dan sinergis lagi dengan Moderamen GBKP. Kerja sama ini tidak hanya dalam penanganan pengungsi namun juga dalam bidang bidang yang lebih luas dan lebih bervariasi. Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024