Kemarahan Presiden SBY soal Bunda Putri masih diperbincangkan sampai sekarang, bahkan arahnya semakin kencang dan semakin liar. Mulai muncul dan tersebar foto foto Bunda Putri bersama beberapa menteri dalam kabinet Presiden SBY.
Tidak hanya soal keberadaan Bunda Putri, namun bentuk kemarahan Presiden pun masih ramai diperbincangkan. Banyak yang menyesalkan, namun ada juga yang mengatakan bahwa wajar Presiden SBY marah. Tidak ketinggalan Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat pun ikut berbicara soal kemarahan Presiden SBY.
Kemarahan Presiden SBY berawal dari
kesaksian mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan
Ishaaq dalam sidang terdakwa Ahmad Fathanah. Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Luthfi mengatakan bahwa Bunda Putri adalah orang dekat SBY.
Dalam wawancara pers di Lapangan Terbang
Halim Perdana Kusuma sehabis kunjungan ke Negara Brunei Darussalam,
Presiden SBY membantah tuduhan ini dengan tegas dan suara cukup
meninggi. Bahkan banyak pihak yang mengatakan bahwa Presiden SBY sangat marah atas tuduhan ini.
Beginilah perkataan SBY dalam membantah kesaksian LHI, “Saya katakan 1000 persen Luthfi bohong,”.
Bahkan Presiden SBY pun sempat mengatakan, “Dia (Bunda Puteri) sangat tahu kebijakan reshuffle, itu 2000 persen bohong.”
Keluarlah kata kata, 1000 persen bohong dan 2000 persen bohong. Yang perlu dipertanyakan mengapa SBY sampai mengatakan 1000 persen bohong atau 2000 persen bohong. Mengapa tidak cukup mengatakan 100 persen bohong saja? Atau cukup mengatakan Luthfi bohong, titik.
Ada gaya bahasa hyperbola dengan mengatakan 1000 persen dan 2000 persen. Tujuannya barangkali untuk memastikan bahwa apa yang dituduhkan LHI kepadanya adalah bohong atau benar benar bohong.
Karena Presiden SBY adalah RI 1, atau atau pemimpin no 1 di Indonesia, maka saya tertarik untuk menganalisa perkataan ini. Saya ingin membandingkan dengan ajaran yang pernah saya dengar, ajaran yang saya juga jadikan prinsip dalam hidup saya.
Suatu saat Yesus Kristus berkata kepada murid-muridNya soal pengakuan. Dalam kitab Matius pasal 5 ayat 37 dituliskan perkataan Yesus; Jika
ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan:
tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Jika memang ya, katakan ya.
Jika memang tidak katakan saja tidak tanpa embel embel.
Jika ada perkataan lain itu berasal dari si jahat.
Jelas menurut ajaran Yesus Kristus tidak perlu ada embel embel seperti 1000 persen atau 2000 persen.
Komentar