Keputusan Partai Demokrat untuk mengadakan Perayaanh Natal secara nasional di Sumatra Utara, tepatnya di Tanah Karo adalah sebuah program yang sangat positif untuk meraih simpati umat kristiani di Sumatra Utara. Perayaan Natal yang akan diadakan pada bulan Januari 2013 ini tentu saja akan menambah kekuatan Partai Demokrat untuk memenangi Pilkada Gubernur Sumatra Utara yang akan dilakukan dua bulan berikutnya yaitu pada bulan Maret 2013.
Meskipun penetapan tempat dan waktu perayaan Natal ini sarat dengan muatan politik, namun walaubagaimanapun akan mempunyai dampak yang sangat baik untuk meraih citra positif bagi Partai Demokrat. Sebab perayaan Natal bagi nurani Kristen adalah sebuah peristiwa terpenting dalam kehidupan, sehingga akan diaminkan sebagai suatu bentuk kepedulian dan kebersamaan. Natal utnuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus Sang Penebus Manusia adalah Roh dari jiwa jiwa kehidupan umat kristiani.
Apapun yang Anda katakan, apapun yang Anda lakukan, dan apapun yang Anda janjikan akan percuma kalau Roh dan Jiwa kekristenan itu tidak ditinggikan. Dan 30 persen penduduk Sumatra Utara, mayoritas suaranya bisa saja dialihkan untuk mendukung pasangan yang diusung oleh Partai Demokrat, yaitu Amri Tambunan (Bupati Kabupaten Deli Serdang) dan RE Nainggolan (mantan Sekretaris Daerah Sumatra Utara yang beragama Kristen).
Jika Amri Tambunan (muslim) bisa meraih 15 persen saja suara dari pemilih beragam Islam yang prosentase nya 65 % dari sekitar 11,5 juta pemilih, dan RE Nainggolan bisa mendapatkan 25 % dari pemilih beragama Kristen (30 % dari 11,5 juta pemilih beragama Kristen Protestan dan Katolik) maka pasangan ini akan mendapatkan suara terbanyak. Dan besar kemungkinan akan terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Utara untuk periode 2013 sampai 2018.
Suara pemilih beragam Islam akan diperebutkan oleh 4 pasang calon sedangkan suara pemilih beragam Kristen dan Katolik hanya dibagi kepada dua pasang Calon. Calon yang lain yang beragama Kristen selain RE Nainggolan adalah Efendi Simbolon yang dicalonkan oleh PDIP. Jelas sekali suara mayoritas Kristen akan diberikan kepada RE Nainggolan karena memang namanya lebih dikenal di Sumatra Utara dibandingkan dengan Effendi Simbolon. Meskipun sama sama berasal dari etnis Batak Toba, RE Nainggolan lebih dikenal, karena seluruh kariernya berada di Propinsi Sumatra Utara. Sedangkan Effendi Simbolon selama ini dikenal sebagai salah seorang Pengurus Pusat PDIP. Politisi yang terkesan sangat dekat dengan Taufik Kiemas namun kurang begitu dekat dengan Megawati Soekarnoputri.
Ada kisah menarik yang lain tentang RE Nainggolan dengan Effendi Simbolon. Pada awalnya RE Nainggolan sebenarnya bermaksud memakai Partai PDIP sebagai kenderaan politiknya untuk maju sebagai calon Gubernur Sumatra Utara. Dia sudah mendekatkan diri dengan waktu yang cukup lama serta mengikuti semua syarat dan tahapan untuk maju sebagai calon dari PDIP. Termasuk mengikuti Fit And Propper Test yang dilakukan oleh PDIP Pusat. Namun tiba tiba nama RE Nainggolan dicoret dari daftar calon yang akan dimajukan PDIP. Keluarlah nama Effendi Simbolon yang sama sekali tidak dikenal di Sumatra Utara.
Banyak pengamat yang mengatakan bahwa penetapan Effendi Simbolon sebagai calon Gubernur Sumatra Utara dari PDIP adalah sebuah blunder. Bahkan sebagian pengamat yang lain termasuk beberapa pengurus DPC PDIP di Sumatra Utara mengatakan bahwa PDIP Pusat tidak mampu menangkap aspirasi Sumatra Utara. Uniknya adalah kecepatan Partai Demokrat dalam menangkap dan menampung RE Nainggolan yang mempunyai elektabilitas yang cukup tinggi.
RE Nainggolan yang terkenal sangat santun dan rendah hati segera dipasangkan dengan Amri Tambunan yang diusung oleh Partai Demokrat. Di Sumatra Utara nampaknya strategi Parati Demokrat lebih hebat dibandingkan dengan PDIP. Padahal PDIP lebih mengakar di Sumatra Utara dibandingkan dengan Partai Demokrat, khususnya pada kantong kantong umat Kristen.
Pada Pilkada Gubsu tahun 2013 ini semua kandidat melakukan program yang lebih cerdas dan lebih logis untuk meraih simpati calon pemilih yang pada kenyataannya lebih selektif dalam memilih. Kita mengharapkan agar seluruh proses Pilkada sampai penetapan Gubernur terpilih bisa berlangsung dengan aman, damai serta dewasa dalam berpolitik. Terima kasih.
Komentar