Featured Post

Perlunya Pembinaan Partisipatif dan Regeneratif di GBKP Runggun Graha Harapan Bekasi

Gambar
  Pt. Em Analgin Ginting M.Min.  Pendahuluan Pembinaan jemaat merupakan salah satu tugas hakiki gereja yang tidak dapat dipisahkan dari panggilan teologisnya sebagai ekklesia—umat Allah yang dipanggil, dibentuk, dan diutus ke tengah dunia (Ef. 4:11–13). Gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang pembelajaran iman, karakter, dan kepemimpinan. Oleh karena itu, pembinaan yang berkelanjutan, partisipatif, dan regeneratif menjadi indikator penting kesehatan sebuah gereja lokal. Dalam konteks Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), pembinaan memiliki makna yang lebih luas karena terkait erat dengan sistem pelayanan presbiterial-sinodal yang menekankan kepemimpinan kolektif-kolegial (runggu). Artikel ini hendak memperdalam, melengkapi, dan mengontekstualisasikan tulisan awal mengenai perlunya pembinaan di GBKP Runggun Graha Harapan Bekasi, dengan tetap mempertahankan esensi pengalaman empiris yang telah dituliskan, sekaligus memperkaya dengan muatan teologis dan refleksi aktual....

TIDAK AKAN BISA DIHALANGI DAN DIHAMBAT


Bahwa Gereja didirikan dimuka bumi adalah atas inisiatif Tuhan Sendiri. Tuhan menginginkan Gereja sebagai representasi dari kehadiranNya setiap saat dalam mengawal kehidupan manusia, dan terutama seluruh anak-anak yang sudah dipilihNya. Semakin banyak gereja ada, maka semakin gampanglah manusia dalam melihat kehadiran Tuhan.

Tuhan mendirikan gerejaNya penuh dengan kasih sayangNya, namun juga mengharapkan dan menekankan perlunya disiplin dari semua anak-anak yang dipilihNya. Kasih lah yang mendasari disiplin, Rasa Cinta yang menjadi awal dari ketaatan. Dan ketika Ananias dan juga Istrinya masih berupaya memaknai ketataan itu dengan pertimbangan kemanusiaannya. Tanpa sadar dia sudah mendustai Allah yang dia anggap hanya mendustai Rasul. Dipotongnyalah hasil penjualan tanah itu. Rasul Petrus segera dengan tegas berkata ’ “mengapa kamu membohongi Allah”.

Teguran itu begitu keras, punya akar kebenaran yang sangat panjang dan dalam, sehingga dia tak mampu lagi menyikapi dan menyembunyikan akal duniawinya. Seketika dia roboh, dikaki Kudus Sang Rasul. Tidak berapa lama, karena rekayasanya pun atas seijin Safira istrinya, maka ketika dikonfirmasi oleh Petrus, jawabannya sama dengan almarhum suaminya. Dan pada waktu akal bohongnya sampai ketelinga dan hati Rasul, maka murkalah Petrus. Seketika dia roboh menghantarkan nyawanya, serta dikuburkan disebelah suaminya, hanya berselang beberapa Jam.

Apakah itu sebuah kekejaman, ketika suara hardikan dapat membuat seseorang menjadi roboh, tersungkur dan meregang nyawa? Kalau itu perkataan manusia ‘tok’ memang kejam. Tapi kalau itu perkataan Tuhan, yang disampakan oleh Sang Rasul, Kita hanya dapat menyimpulkan bahwa begitulah kebenaran Sang Penguasa Alam dan Seluruh Kehidupan. Yang perlu kita pahami adalah, BETAPA SERIUS DAN SUNGGUH-SUNGGUHNYA ALLAH, mendirikan gerejaNya.

Gereja Tuhan bukan gedungnya saja, tapi manusia itu lah Gereja, dan Gereja Tuhan itu adalah manusianya. Kita semua secara bersama-sama saling menopang dan saling dukung mendukung menghadirkan gereja Tuhan itu. Gereja tidak bisa dirobohkan, tidak bisa dihalangi, tidak bisa dihambat. Bangunannya bisa dirusak, tapi manusia yang sudah dipilih dan ditambat Tuhan tidak bisa diruntuhkan bahkan ditakut-takuti. Gereja akan tetap berdiri, kokoh, dimanapun yang dikehendaki Tuhan. Di wilayah yang paling gersang dan paling minoritas pun Gereja pasti tetap dan berdiri kokoh serta semakin teguh selama-lamanya, bahkan sampai seluruh kehidupan berakhir di dunia ini. Masalahnya hanya satu, maukah kah "kam" jadi gereja itu, yang taat dan takut kepada Tuhan?.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025